Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/08/2015, 13:00 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com - Temulawak, tanaman obat asli Indonesia, diharapkan bisa diakui sejajar dengan ginseng asal Korea. Khasiat yang dimilikinya pun sudah dibuktikan melalui penelitian ilmiah.

Khasiat temulawak (Curcuma xanthorriza) yang sudah terbukti ilmiah antara lain sebagai antiinflamasi, memelihara fungsi hati, meningkatkan nafsu makan, hingga menurunkan lemak dalam darah.

"Selain untuk liver, kurkumin dalam temulawak bisa untuk inflamasi. Pasien dengan osteoartritis bisa dikurangi sakitnya dengan temulawak," kata Indah Yuning Prapti, Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional Kemenkes RI.

Bagi masyarakat, jamu atau ramuan obat tradisional Indonesia sebetulnya bukan hal baru. Ramuan dari tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral itu secara turun-temurun digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.

Menurut Dr.Roy Sparringa, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI), dari sekitar 900 produk obat tradisional yang terdaftar di Indonesia, sebagian besarnya memiliki kandungan temulawak.

"Temulawak ini unggulan asli Indonesia. Walau tanamannya menyebar ke seluruh dunia, tetapi curcuminoid dan minyak Xanthorrizol dari temulawak Indonesia yang paling dicari," kata Roy.
 
Saat ini sejumlah upaya sudah dilakukan agar jamu memperoleh pengakuan internasional. Di antaranya adalah meningkatkan penelitian pemanfaatan jamu, sosialisasi kepada masyarakat akan penggunaan jamu, dan mendorong dokter menggunakan obat tradisional sehingga penggunaan jamu terus meluas.

"Sejak tahun 2008 upaya itu terus dilakukan. Modal dasar budaya sebenarnya sangat kuat karena 54 persen masyarakat masih memakai jamu," kata Prof.Agus Purwadianto, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan pakar bioetika.

Meski demikian, menurut Agus pekerjaan rumah yang dihadapi masih banyak. "Sebelum jamu go global, harus go nasional. Dan untuk go nasional, harus dimulai dengan go profesional," katanya.

Pengakuan jamu di tingkat internasional akan membuat pengembangan dan pelestarian jamu lebih mudah dilakukan. Roy mengatakan potensi temulawak belum sepenuhnya dieksplor dan diteliti intensif khasiatnya. "BPOM akan mengawal untuk uji klinik yang dilakukan pada manusia," katanya.

Saat ini, baru ada 7 produk fitofarmaka dan 37 obat herbal terstandar (OHT) yang terdaftar di BPOM. Jamu saintifik berbeda dengan obat tradisional, OHT, dan fitofarmaka.

Obat tradisional adalah sediaan bahan alam belum terstandar yang manfaatnya belum berdasarkan hasil pengujian ilmiah, tetapi kepercayaan. Adapun OHT adalah obat tradisional bentuk ekstrak terstandar dan lewat uji praklinik (pada hewan).

Sementara fitofarmaka adalah obat tradisional bentuk ekstrak dan terstandar yang diuji praklinik dan juga uji klinik pada manusia. Sediaan OHT dan fitofarmaka bisa berbentuk kapsul ataupun pil.

Fasilitas riset

Perusahaan farmasi SOHO Global Health, kemarin (13/8/15) meresmikan fasilitas riset herbal yang disebut SOHO Centre of Excellence in Herbal Research (SCEHR) di Desa Cihanjawar, Nagrak, Sukabumi, Jawa Barat.

Di fasilitas riset tersebut diteliti dan dikembangkan temulawak bekerja sama dengan tim dari Institut Pertanian Bogor. Bibit temulawak dengan kandungan bahan berkhasiat terbaik telah dihasilkan dari berbagai penelitian dan pengembangan varietas bibit dan metode penanaman terbaik dalam skala kecil.

"Konsepnya SCEHR ini adalah kebun penelitian. Kami menyiapkan protokol untuk melatih petani bagaimana cara menanam temulawak dan cara panen agar kadar kurkuminnya tinggi," kata Made Dharma Wijaya, Executive Vice President - Suply & Operation SOHO Global Health.

Ia mengatakan, di kebun seluas 12 hektar ini bahan baku kurkuma yang dihasilkan belum cukup untuk memenuhi kebutuhan SOHO Global Health. "Karena yang diambil adalah ekstraknya, dan itu kurang dari 10 persen dari hasil penen. Makanya kami ingin menjadikan SCEHR ini sebagai tempat penelitian. Petani-petani dari daerah sekitar ini yang menanamnya di lahan sendiri lalu kami menampung hasil panennya," katanya.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Terkini Lainnya
IDAI: Anak Sehat dan Cerdas Jadi Kunci Menuju Indonesia Emas 2045
IDAI: Anak Sehat dan Cerdas Jadi Kunci Menuju Indonesia Emas 2045
Health
BPOM Tindak Penjualan Suplemen Blackmores Super Magnesium+ yang Tak Berizin di Indonesia
BPOM Tindak Penjualan Suplemen Blackmores Super Magnesium+ yang Tak Berizin di Indonesia
Health
Daftar Vaksin Anak Sesuai Usia: Panduan Penting bagi Orangtua di Hari Anak Nasional 2025
Daftar Vaksin Anak Sesuai Usia: Panduan Penting bagi Orangtua di Hari Anak Nasional 2025
Health
Hari Anak Nasional 2025: Pakar Ingatkan Risiko Jika Anak Tak Lagi Divaksin
Hari Anak Nasional 2025: Pakar Ingatkan Risiko Jika Anak Tak Lagi Divaksin
Health
Psikolog: Musik Bisa Rangsang Perkembangan Otak Anak, Tapi Waspadai Kontennya
Psikolog: Musik Bisa Rangsang Perkembangan Otak Anak, Tapi Waspadai Kontennya
Health
Ozzy Osbourne Meninggal Dunia, Perjuangan Panjang Lawan Parkinson hingga Emfisema
Ozzy Osbourne Meninggal Dunia, Perjuangan Panjang Lawan Parkinson hingga Emfisema
Health
Ozzy Osbourne Meninggal Dunia, Setelah Bertahun-tahun Berjuang Lawan Parkinson
Ozzy Osbourne Meninggal Dunia, Setelah Bertahun-tahun Berjuang Lawan Parkinson
Health
Kemenkes Perkuat Strategi Nasional Eliminasi Hepatitis Jelang 2030
Kemenkes Perkuat Strategi Nasional Eliminasi Hepatitis Jelang 2030
Health
Kemenkes Perluas Vaksinasi Hepatitis B bagi Nakes, Lebih dari 11.000 Teridentifikasi Reaktif
Kemenkes Perluas Vaksinasi Hepatitis B bagi Nakes, Lebih dari 11.000 Teridentifikasi Reaktif
Health
Kemenkes Siapkan Reformasi Pendidikan Dokter, Target 70.000 Dokter Spesialis
Kemenkes Siapkan Reformasi Pendidikan Dokter, Target 70.000 Dokter Spesialis
Health
Vidi Aldiano Jalani Pengobatan Kanker Ginjal di Penang, Ini Penjelasan Medisnya
Vidi Aldiano Jalani Pengobatan Kanker Ginjal di Penang, Ini Penjelasan Medisnya
Health
BPOM Pastikan Produk Blackmores yang Diduga Picu Keracunan di Australia Tak Terdaftar di Indonesia
BPOM Pastikan Produk Blackmores yang Diduga Picu Keracunan di Australia Tak Terdaftar di Indonesia
Health
Diduga Picu Keracunan karena Kandungan Vitamin B6 Berlebih, Produk Blackmores Digugat di Australia
Diduga Picu Keracunan karena Kandungan Vitamin B6 Berlebih, Produk Blackmores Digugat di Australia
Health
Kurangnya Kedekatan Orang Tua Bisa Picu Anak Terjerumus Kriminalitas, Ini Kata Psikolog
Kurangnya Kedekatan Orang Tua Bisa Picu Anak Terjerumus Kriminalitas, Ini Kata Psikolog
Health
Masih Muda Sudah Kena Serangan Jantung? Ini Penjelasan Dokter...
Masih Muda Sudah Kena Serangan Jantung? Ini Penjelasan Dokter...
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau