Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/05/2016, 08:00 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

KOMPAS.com - Ada ribuan metode diet yang bisa kita ikuti, nyatanya hanya sedikit orang yang berhasil menurunkan dan mempertahankan berat badan ideal. Salah satu penyebab kegagalan tersebut adalah tidak adanya kontrol diri.

Perilaku makan seseorang sangat dipengaruhi oleh faktor psikologisnya. "Tidak cukup punya pengetahuan cara menurunkan berat badan, mind set dan perilaku juga perlu diubah. Di sinilah pentingnya bantuan psikolog," kata psikolog Tara de Thouars, M.Psi dalam acara talkshow Penurunan Berat Badan Komperhensif di Jakarta (24/5/2016).

Tara menjelaskan, perilaku makan kita sangat dipengaruhi oleh budaya, alam bawah sadar, kepribadian, serta kebiasaan.

"Sudah jadi budaya orang Indonesia pantang menolak kalau ditawari makanan, atau orang yang punya kepribadian ekstrovert biasanya sulit menolak godaan dari sekitarnya," kata psikolog dari klinik LightHOUSE ini.

Untuk mengatasi kegemukan, seseorang harus mulai mengubah tingkah laku dan juga menguatkan kontrol diri. Turun berat badan tanpa kontrol diri akan berakibat diet yoyo.

Kontrol diri adalah kemampuan mengendalikan dorongan, keinginan, emosi, atau hasrat yang tidak tepat, untuk mencapai tujuan yang baik.

"Kalau tidak ada kontrol diri bisa menyebabkan binge eating alias makan berlebihan, atau pun lapar mata. Sementara kalau kontrol dirinya terlalu ketat bisa terjadi anoreksia. Yang tepat adalah yang moderat," ujar Tara.

Dalam riset yang dilakukan pada 462 pasien di Klinik LightHOUSE diketahui, sekitar 54 pasien yang kegemukan memiliki kontrol diri yang rendah.

Menurut Tara, kontrol diri penting untuk mendamaikan pikiran, mengalihkan pikiran, serta tidak reaktif pada pikiran dan emosi. Dengan kontrol diri yang baik kita juga dapat menentukan mana yang tepat untuk tujuan diet kita.

"Kalau sedang menghadapi godaan makanan, pikiran kita akan ramai oleh alasan menolak atau menerima. Nah, di sini pentingnya kontrol diri agar kita konsisten pada tujuan," katanya.

Ada beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan kontrol diri, misalnya mendengarkan apa kata tubuh. "Jadikan perut sebagai acuan. Kalau sinyal perut bilang lapar baru kita makan. Bukan sinyal mata karena melihat yang enak jadi kepingin, atau sinyal hidung karena mencium bau masakan," ujarnya.

Selain itu, teknik rileksasi dengan menarik napas panjang bisa membantu kita untuk kembali mengedepankan logika ketimbang emosi dalam mengambil keputusan.

Hindari bersikap reaktif dengan cara mempertimbangkan baik-baik keputusan yang akan diambil. Misalnya dalam hal godaan makanan, pikirkan apakah menunya sesuai dengan perencanaan atau apakah menu yang dipilih sehat atau tidak.

Untuk memiliki kontrol diri yang baik, menurut Tara, diperlukan latihan dan juga bimbingan psikolog. "Tidak perlu takut bertemu psikolog, karena memang diperlukan bimbingan," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Terkini Lainnya
Waspada Pneumonia, Dokter Imbau Vaksinasi untuk Turunkan Risiko Kematian
Waspada Pneumonia, Dokter Imbau Vaksinasi untuk Turunkan Risiko Kematian
Health
Suplemen Herbal Tak Selalu Aman, Dokter Temukan Kasus Kerusakan Hati Akibat Kunyit
Suplemen Herbal Tak Selalu Aman, Dokter Temukan Kasus Kerusakan Hati Akibat Kunyit
Health
Lari Bisa Jadi Bumerang Jika Abaikan Sinyal Tubuh, Ini Gejala yang Harus Diwaspadai
Lari Bisa Jadi Bumerang Jika Abaikan Sinyal Tubuh, Ini Gejala yang Harus Diwaspadai
Health
Pentingnya Deteksi Dini Penyakit Jantung pada Pelari Muda, Ini Penjelasan Dokter
Pentingnya Deteksi Dini Penyakit Jantung pada Pelari Muda, Ini Penjelasan Dokter
Health
Cek Jantung Dulu Sebelum Lari Jauh, Ini Tes yang Disarankan Dokter...
Cek Jantung Dulu Sebelum Lari Jauh, Ini Tes yang Disarankan Dokter...
Health
Tidak Semua Serangan Jantung Saat Lari Disebabkan Pembuluh Tersumbat, Ini Kata Dokter
Tidak Semua Serangan Jantung Saat Lari Disebabkan Pembuluh Tersumbat, Ini Kata Dokter
Health
Waspadai Serangan Jantung Mendadak Saat Olahraga Lari, Ini Kata Dokter...
Waspadai Serangan Jantung Mendadak Saat Olahraga Lari, Ini Kata Dokter...
Health
Dokter Ingatkan Pola Makan Anak Tak Cukup Hanya Karbohidrat, Perlu Gizi Seimbang
Dokter Ingatkan Pola Makan Anak Tak Cukup Hanya Karbohidrat, Perlu Gizi Seimbang
Health
Sejumlah Penelitian Tegaskan Tak Ada Migrasi BPA dari Galon Polikarbonat ke Air Minum
Sejumlah Penelitian Tegaskan Tak Ada Migrasi BPA dari Galon Polikarbonat ke Air Minum
Health
Konsumsi Suplemen Kunyit Setiap Hari, Perempuan di AS Nyaris Alami Gagal Hati
Konsumsi Suplemen Kunyit Setiap Hari, Perempuan di AS Nyaris Alami Gagal Hati
Health
Vitamin C Mudah Rusak, Ini Cara Memilih Sumber Terbaiknya
Vitamin C Mudah Rusak, Ini Cara Memilih Sumber Terbaiknya
Health
Aman atau Tidak Penuhi Vitamin C Hanya dari Suplemen? Ini Kata Ahli Gizi
Aman atau Tidak Penuhi Vitamin C Hanya dari Suplemen? Ini Kata Ahli Gizi
Health
Perhatikan Dosis, Konsumsi Vitamin C Berlebih Bisa Picu Batu Ginjal
Perhatikan Dosis, Konsumsi Vitamin C Berlebih Bisa Picu Batu Ginjal
Health
Warga Arizona Meninggal Akibat Wabah Pes, Diduga Terkait Kematian Massal Anjing Padang Rumput
Warga Arizona Meninggal Akibat Wabah Pes, Diduga Terkait Kematian Massal Anjing Padang Rumput
Health
BPJS Kesehatan Tegaskan Tak Ada Batas Waktu Rawat Inap bagi Peserta JKN
BPJS Kesehatan Tegaskan Tak Ada Batas Waktu Rawat Inap bagi Peserta JKN
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau