Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/10/2016, 14:00 WIB
Kontributor Health, Dhorothea ,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber SHAPE

KOMPAS.com - Ada banyak manfaat penggunaan pil kontrasepsi. Mulai dari menstruasi lebih ringan, jerawat lebih terkontrol, kram lebih sedikit dan tentu saja perlindungan dari kehamilan tak diinginkan. Studi baru menemukan ada juga risiko tak mengenakkan dari kontrasepsi jenis ini : depresi.

Studi baru itu diterbitkan di jurnal JAMA Psychiatry. Para ahli sudah mengetahui pil kontrasepsi membawa risiko seperti pembekuan darah. Tetapi relasi antara depresi dan pil KB itu masih belum dimengerti.

Ilmuwan berpendapat hormon progesteron yang ada pada pil KB dalam bentuk progestin berperan dalam menyebabkan depresi. Riset sebelumnya menemukan ada kaitan antara keduanya tetapi informasi itu berhenti di situ saja.

Untuk informasi, pil KB ada yang berisi estrogen dan progestin. Pil ini disebut pil kombinasi. Ada pula pil yang hanya berisi progestin.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan secara pasti jenis kontrasepsi yang berisiko tertinggi dan seberapa besar risikonya.

Setelah evaluasi komprehensif data Danish National Prescription Resgister dari wanita yang mengonsumsi pil KB tanpa diagnosis depresi sebelumnya atau menggunakan antidepresan, tim peneliti menyimpulkan penggunaan segala jenis kontrasepsi hormonal berhubungan secara positif dengan penggunaan antidepresan dan diagnosis depresi.

Dr Øjvind Lidegaard, salah satu peneliti dan profesor University of Copenhagen, Denmark menjelaskan ada perbedaan kecil dalam risiko antara jenis-jenis pil itu tetapi, patch dan vaginal ring berisiko lebih tinggi dari pil kombinasi.

Periset menemukan wanita usia 20 sampai 34 antara 1,23 dan 1,34 kali berisiko lebih tinggi (bergantung jenis kontrasepsi yang dipakai) membutuhkan antidepresan pertama kali setelah memakai kontrasepsi.

Jumlah wanita usia 15 sampai 19 tahun bahkan lebih tinggi. Perempuan muda ini antara 1,8 dan 2,2 kali cenderung memerlukan antidepresan pertama kalinya. Mereka yang menggunakan kontrasepsi nonoral hormonal (seperti vaginal ring atau patch) cenderung tiga kali berisiko.

Penemuan yang menyangkut remaja putri ini sangat memprihatinkan, mengingat kehamilan tak diinginkan remaja menurun banyak setelah di negara-negara barat dipromosikan kontrasepsi hormonal seperti UID dan implan.

Untungnya, jenis kontrasepsi ini ada di ujung bawah spektrum risiko menurut studi ini. Tetapi risiko depresi berkaitan dengan hormon terhadap wanita muda menjadi masalah kesehatan masyarakat.

Karena ilmuwan belum tahu mengapa progestin menyebabkan depresi, Lidegaard mengatakan dokter sebaiknya lebih selektif dalam meresepkan pil-pil kontrasepsi itu. Misalnya, mereka yang mengalami depresi sebaiknya dipilihkan jenis kontrasepsi lain.

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE
Baca tentang

Terkini Lainnya
Batuk Bisa Diredakan dengan Bahan Alami, Ini Rekomendasi Dokter
Batuk Bisa Diredakan dengan Bahan Alami, Ini Rekomendasi Dokter
Health
Survei: 30 Persen Remaja Alami Masalah Kesehatan Mental, IDAI Minta Deteksi Dini Diperkuat
Survei: 30 Persen Remaja Alami Masalah Kesehatan Mental, IDAI Minta Deteksi Dini Diperkuat
Health
Kesehatan Mental Remaja Masih Jadi Tantangan, IDAI Tekankan Peran Keluarga dan Sekolah
Kesehatan Mental Remaja Masih Jadi Tantangan, IDAI Tekankan Peran Keluarga dan Sekolah
Health
Mengurangi Sesak Napas dengan Latihan Pernapasan Alami, Ini Penjelasan Dokter
Mengurangi Sesak Napas dengan Latihan Pernapasan Alami, Ini Penjelasan Dokter
Health
Dokter: Olahraga Bisa Turunkan Risiko Kanker, Asal Rutin dan Benar
Dokter: Olahraga Bisa Turunkan Risiko Kanker, Asal Rutin dan Benar
Health
Pasukan bodrex Merah Putih Beraksi Hadir Lagi, Ini Jadwal Cek Kesehatan dan Pengobatan Gratis di 5 Kota
Pasukan bodrex Merah Putih Beraksi Hadir Lagi, Ini Jadwal Cek Kesehatan dan Pengobatan Gratis di 5 Kota
BrandzView
Dokter: Kanker Payudara Sering Tak Bergejala, Deteksi Dini Bisa Selamatkan Nyawa
Dokter: Kanker Payudara Sering Tak Bergejala, Deteksi Dini Bisa Selamatkan Nyawa
Health
Buka Pintu untuk Rumah Sakit Asing: Memastikan Ketimpangan Tak Makin Lebar
Buka Pintu untuk Rumah Sakit Asing: Memastikan Ketimpangan Tak Makin Lebar
Health
Pakar Gizi Ungkap Risiko Makan Nasi dan Mi Bersamaan dalam Jangka Panjang
Pakar Gizi Ungkap Risiko Makan Nasi dan Mi Bersamaan dalam Jangka Panjang
Health
Indonesia Peringkat Tiga Kasus Kusta Terbanyak di Dunia, Pemerintah Targetkan Eliminasi 2030
Indonesia Peringkat Tiga Kasus Kusta Terbanyak di Dunia, Pemerintah Targetkan Eliminasi 2030
Health
Pakar IPB Ungkap Jenis Gula dan Tips Konsumsinya agar Terhindar dari Diabetes dan Obesitas
Pakar IPB Ungkap Jenis Gula dan Tips Konsumsinya agar Terhindar dari Diabetes dan Obesitas
Health
BGN: MBG Targetkan 20 Juta Penerima Manfaat Sebelum HUT ke-80 RI
BGN: MBG Targetkan 20 Juta Penerima Manfaat Sebelum HUT ke-80 RI
Health
Dokter: Gorengan Bisa Picu Kanker, Begini Cara Mengurangi Risikonya
Dokter: Gorengan Bisa Picu Kanker, Begini Cara Mengurangi Risikonya
Health
Dokter Jelaskan Penyebab TB Kebal Obat dan Pentingnya Kepatuhan Minum Obat
Dokter Jelaskan Penyebab TB Kebal Obat dan Pentingnya Kepatuhan Minum Obat
Health
Dokter Jelaskan Makanan Pemicu Kanker dan Tips Menggoreng yang Lebih Aman
Dokter Jelaskan Makanan Pemicu Kanker dan Tips Menggoreng yang Lebih Aman
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Raya, Kisah Tragis Bocah di Sukabumi Meninggal Usai Tubuh Dipenuhi Cacing
Terpopuler
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau