Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Sembarangan Pakai Krim Kecantikan Berlabel "Stem Cell"

Kompas.com - 24/10/2016, 10:00 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Stem cell atau sel punca merupakan terobosan baru dalam dunia medis. Sel punca bisa menggantikan sel-sel yang rusak atau memperbaiki sel yang rusak karena proses degeneratif atau penuaan.

Ketika suatu penyakit tidak bisa diobati dengan cara apapun, sel punca mungkin bisa mengatasinya.

Melihat kemampuan istimewa itu, akhirnya banyak produk mengaku stem cell. Label stem cell dianggap sangat menjual dan bisa ditawarkan dengan harga tinggi.

Baca juga: KPK OTT Wamenaker Immanuel Ebenezer

Salah satu yang mulai banyak beredar adalah produk kecantikan berupa krim "Stem Cell".

Menurut kepala Laboratorium Regenerative and Cellular Therapy (ReGeniC), Yuyus Kusnadi, penggunaan krim bukan termasuk terapi sel punca. Sebab, sel punca adalah sel hidup yang memiliki kemampuan meregenerasi dirinya sendiri dan mampu berdiferensiasi menjadi sel lain.

Sebelum diberikan ke manusia, sel punca diproses secara khusus dalam laboratorim dan harus steril atau bebas kontaminasi.

Baca juga: OTT KPK, Wamenaker Immanuel Ebenezer Ditangkap karena Kasus Pemerasan

"Dalam krim, saya meyakini itu bukan sel hidup. Itu kan dijual begitu saja. Lalu, kandungan stem cell dari mana?" kata Yuyus dalam diskusi di Jakarta, Jumat (23/10/2016).

Dia mengungkapkan, terapi sel punca yang telah dilakukan uji klinis diberikan kepada manusia melalui infus dan langsung ke organ tubuh yang menjadi target, menggunakan alat bantu. Bukan diberikan melalui krim yang dioleskan maupun obat oral.

Sel punca yang digunakan pun selama ini berasal dari manusia, bukan dari hewan maupun tumbuhan. Meski demikian, Yuyus tak memungkiri bahwa sel punca memang bisa untuk mengatasi masalah kulit.

Baca juga: OTT Wamenaker Immanuel Ebenezer, KPK Tangkap 10 Orang

Yuyus mengungkapkan, dalam beberapa percobaan, sel punca bahkan pernah berhasil memperbaiki kasus luka bakar yang cukup parah. Tak heran, jika krim berlabel "Stem Cell" diklaim bisa membuat kulit keriput menjadi mulus kembali sehingga mengatasi masalah penuaan.

Lalu bagaimana jika krim tersebut memang bisa mengatasi keriput? Menurut Yuyus, bisa jadi pembuatan krim kecantikan berlabel stem cell itu menggunakan protein sel punca dari tumbuhan atau hewan.

Beberapa produk krim kecantikan memang menyebut menggunakan sel punca dari apel. Dalam penelitian, sekresi sel punca pun ternyata mengandung sejumlah senyawa yang bermanfaat.

Baca juga: Prabowo Mau Tindak Jenderal Beking Tambang, Sahroni: Gampang, Tangkap Saja Dulu Semua

Akan tetapi, apapun klaim produk tersebut, menurut Yuyus pastikan produk yang mengaku stem cell memiliki izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Produk-produk kecantikan juga harus melewati uji klinis untuk memastikan aman digunakan oleh manusia.

Principal Investigator Stem Cell and Cancer Institute itu mengatakan, jika proses pengolahan atau pencampuran dalam krim kecantikan tidak tepat, bisa saja memicu kanker kulit.

"Stem cell kalau dikerjakan benar tidak ada efek samping. Tapi kalau dia melakukan pelanggaran, efek samping tidak mustahil ada," kata Yuyus.

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Terkini Lainnya
Batuk Bisa Diredakan dengan Bahan Alami, Ini Rekomendasi Dokter
Batuk Bisa Diredakan dengan Bahan Alami, Ini Rekomendasi Dokter
Health
Survei: 30 Persen Remaja Alami Masalah Kesehatan Mental, IDAI Minta Deteksi Dini Diperkuat
Survei: 30 Persen Remaja Alami Masalah Kesehatan Mental, IDAI Minta Deteksi Dini Diperkuat
Health
Kesehatan Mental Remaja Masih Jadi Tantangan, IDAI Tekankan Peran Keluarga dan Sekolah
Kesehatan Mental Remaja Masih Jadi Tantangan, IDAI Tekankan Peran Keluarga dan Sekolah
Health
Mengurangi Sesak Napas dengan Latihan Pernapasan Alami, Ini Penjelasan Dokter
Mengurangi Sesak Napas dengan Latihan Pernapasan Alami, Ini Penjelasan Dokter
Health
Dokter: Olahraga Bisa Turunkan Risiko Kanker, Asal Rutin dan Benar
Dokter: Olahraga Bisa Turunkan Risiko Kanker, Asal Rutin dan Benar
Health
Pasukan bodrex Merah Putih Beraksi Hadir Lagi, Ini Jadwal Cek Kesehatan dan Pengobatan Gratis di 5 Kota
Pasukan bodrex Merah Putih Beraksi Hadir Lagi, Ini Jadwal Cek Kesehatan dan Pengobatan Gratis di 5 Kota
BrandzView
Dokter: Kanker Payudara Sering Tak Bergejala, Deteksi Dini Bisa Selamatkan Nyawa
Dokter: Kanker Payudara Sering Tak Bergejala, Deteksi Dini Bisa Selamatkan Nyawa
Health
Buka Pintu untuk Rumah Sakit Asing: Memastikan Ketimpangan Tak Makin Lebar
Buka Pintu untuk Rumah Sakit Asing: Memastikan Ketimpangan Tak Makin Lebar
Health
Pakar Gizi Ungkap Risiko Makan Nasi dan Mi Bersamaan dalam Jangka Panjang
Pakar Gizi Ungkap Risiko Makan Nasi dan Mi Bersamaan dalam Jangka Panjang
Health
Indonesia Peringkat Tiga Kasus Kusta Terbanyak di Dunia, Pemerintah Targetkan Eliminasi 2030
Indonesia Peringkat Tiga Kasus Kusta Terbanyak di Dunia, Pemerintah Targetkan Eliminasi 2030
Health
Pakar IPB Ungkap Jenis Gula dan Tips Konsumsinya agar Terhindar dari Diabetes dan Obesitas
Pakar IPB Ungkap Jenis Gula dan Tips Konsumsinya agar Terhindar dari Diabetes dan Obesitas
Health
BGN: MBG Targetkan 20 Juta Penerima Manfaat Sebelum HUT ke-80 RI
BGN: MBG Targetkan 20 Juta Penerima Manfaat Sebelum HUT ke-80 RI
Health
Dokter: Gorengan Bisa Picu Kanker, Begini Cara Mengurangi Risikonya
Dokter: Gorengan Bisa Picu Kanker, Begini Cara Mengurangi Risikonya
Health
Dokter Jelaskan Penyebab TB Kebal Obat dan Pentingnya Kepatuhan Minum Obat
Dokter Jelaskan Penyebab TB Kebal Obat dan Pentingnya Kepatuhan Minum Obat
Health
Dokter Jelaskan Makanan Pemicu Kanker dan Tips Menggoreng yang Lebih Aman
Dokter Jelaskan Makanan Pemicu Kanker dan Tips Menggoreng yang Lebih Aman
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Terpopuler
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau