Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Etika Batuk yang Harus Dilakukan Demi Mencegah Penularan Virus

Kompas.com - 07/03/2020, 19:25 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Selain rajin mencuci tangan, etika batuk juga perlu kita terapkan untuk mencegah penularan virus.

Virus bisa bersifat menular melalui udara yang berarti penularan terjadi akibat bersin, batuk, dan kontak dengan selaput lendir (mukosa) dari penderita atau sumber infeksi ke orang yang tidak terinfeksi.

Menurut spesialis penyakit menular Frank Esper, seseorang yang sedang batuk bisa menularkan kuman hingga 2 meter.

Baca juga: Berapakah Suhu Tubuh Normal Manusia?

"Jika Anda menutup mulut dengan telapak tangan saat batuk, batuk ke tangan, Anda bisa menyebarkan kuman saat menyentuh sesuatu," tambahnya.

Oleh karena itu, kita disarankan untuk memakai masker saat sedang batuk atau pilek agar tidak menularkan penyakit tersebut ke orang lain.

Sayangnya, mewabahnya virus Corona jenis baru menyebabkan stok masker langkah. Namun, bukan berarti kita tidak bisa meminimalisir risiko penularan virus.

Baca juga: Iwan Kurniawan Bicara Saat Dibawa ke Rutan: Saya Tidak Terlibat!

Etika batuk

Melansir laman Cleveland, berikut etika batuk dan pilek yang harus diterapkan saat kita tidak memiliki masker:

  • Gunakan tisu untuk menutupi mulut dan hidung setiap kali batuk atau bersin. Jika tidak memiliki tisu, tutupi mulut dengan siku.
  • Palingkan wajah dari orang-orang di sekitar saat batuk atau bersin.
  • Buang tisu bekas ke tempat sampah.
  • Cuci tangan dengan sabun dan air atau gunakan hand sanitizer usai batuk atau bersin.

Saat kita merasa tidak enak badan, kita juga disarankan untuk berada di rumah dan beristirahat demi mempercepat pemulihan dan meminimalisir risiko penularan.

Melemahnya daya tahan tubuh

Melansir SehatQ, penurunan daya tahan tubuh menyebabkan manusia rentan terhadap penularan dan menyebabkan sakit.

Baca juga: Dedi Mulyadi Mantap Tolak KJA, Susi Pudjiastuti: Hatur Nuhun Pak Gubernur

Hal-hal yang mempengaruhi daya tahan tubuh, antara lain status gizi yang baik, kebugaran, keadaan lingkungan sekitar yang baik, dan kebersihan yang baik.

Menurut laman Hello Sehat, ada berbagai penyebab yang bisa membuat daya tahan tubuh seseorang melemah sehingga rentan tertular berbagai penyakit. Berikut faktor penyebab menurunnya daya tahan tubuh:

1. Stres

Menurut National Cancer Institute, stres berkepanjangan dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh karena dapat mendorong otak memproduksi hormon kortisol.

Produksi hormoin kortisol berlebihan inilah yang dapat mengganggu fungsi sel T dalam melawan infeksi.

Baca juga: Dokter: Kasa Steril Bisa Jadi Alternatif Cegah Virus Corona Saat Masker Langka

2. Kurang olahraga

Penelitian menunjukkan olahraga teratur dapat membantu fungsi neutrofil atau jenis sel darah putih yang membunuh mikroorganisme jahat.

Sebaliknya, jarang olahraga akan membuat kita rentan mengalami berbagai penyakit.

3. Kurang tidur

Kurang tidur bisa menyebabkan tubuh tidak dapat bekerja efektif dalam melawan infeksi atau kuman penyakit.

Baca juga: Istana Ungkap Respons Prabowo soal Bupati Pati Sudewo yang Bikin Kisruh

Pasalnya, sel-sel dalam darah yang melawan infeksi bekerja untuk menjaga tubuh saat kita sedang tertidur.

4. Dehidrasi

Air sangat penting untuk membantu membawa nutiris dan mineral yang diperlukan oleh sel-sel tubuh untuk mencegah diri kita dari berbagai penyakit.

Kurang air atau dehidrasi justru membuat kita mudah merasa lelah, sakit kepala, sembelit hingga mengancam jiwa.

Baca juga: Gugat Tita Delima Rp 120 Juta Usai Resign, Perusahaan Akui Awam Aturan di Depan Disnaker

5. Kurang nutrisi

Menurut The American Academy of Nutrition and Dietetics, mengonsumsi makanan bergizi sangat penting untuk menjaga sistem kekebalan tubuh karena menyediakan vitamin, mineral, fitokimia dan antioksidan yang penting.

Sebaliknya, makananan yang kayak akan lemak jenuh, gula, dan garam akan menganggu sistem kekebalan tubuh.

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Terkini Lainnya
Siloam Hospitals Surabaya Terapkan Teknologi Robotik untuk Operasi Lutut Presisi
Siloam Hospitals Surabaya Terapkan Teknologi Robotik untuk Operasi Lutut Presisi
Health
PAPDI Kecam Kekerasan terhadap Dokter di RSUD Sekayu, Serukan Perlindungan Tenaga Kesehatan
PAPDI Kecam Kekerasan terhadap Dokter di RSUD Sekayu, Serukan Perlindungan Tenaga Kesehatan
Health
Target 20 Juta Penerima Makan Bergizi Gratis Dikejar, Anggaran Sudah Rp 8,2 Triliun
Target 20 Juta Penerima Makan Bergizi Gratis Dikejar, Anggaran Sudah Rp 8,2 Triliun
Health
Makan Dipapah, Menu Tunggal, dan Larangan Telur: Praktik MPASI Tradisional yang Masih Bertahan
Makan Dipapah, Menu Tunggal, dan Larangan Telur: Praktik MPASI Tradisional yang Masih Bertahan
Health
Keluarga Pasien Paksa Dokter RSUD Sekayu Buka Masker, IDI Kawal Proses Hukum
Keluarga Pasien Paksa Dokter RSUD Sekayu Buka Masker, IDI Kawal Proses Hukum
Health
Dikecam Warganet, Keluarga Pasien di Sumsel Paksa Dokter Buka Masker di Ruang Perawatan
Dikecam Warganet, Keluarga Pasien di Sumsel Paksa Dokter Buka Masker di Ruang Perawatan
Health
Peneliti BRIN Ungkap Ciri dan Risiko Long Covid, Ancaman Kesehatan Pascapandemi
Peneliti BRIN Ungkap Ciri dan Risiko Long Covid, Ancaman Kesehatan Pascapandemi
Health
Protein Hewani Jadi Kunci Cegah Stunting, Ini Penjelasan IDAI
Protein Hewani Jadi Kunci Cegah Stunting, Ini Penjelasan IDAI
Health
Waspada Radang Usus pada Anak, Kenali Gejala dan Penanganan Terbarunya
Waspada Radang Usus pada Anak, Kenali Gejala dan Penanganan Terbarunya
Health
79 Ribu Lebih Kasus DBD, Indonesia Tertinggi di ASEAN: Ahli Ingatkan Pencegahan Dini
79 Ribu Lebih Kasus DBD, Indonesia Tertinggi di ASEAN: Ahli Ingatkan Pencegahan Dini
Health
IDAI Ingatkan MPASI Tepat untuk Cegah Stunting, Luruskan Mitos yang Masih Beredar
IDAI Ingatkan MPASI Tepat untuk Cegah Stunting, Luruskan Mitos yang Masih Beredar
Health
Badan Tetap Pegal Meski Sudah Tidur? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
Badan Tetap Pegal Meski Sudah Tidur? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
BrandzView
Menjawab Tantangan Global Pemberantasan HIV/AIDS
Menjawab Tantangan Global Pemberantasan HIV/AIDS
Health
Studi: Pandemi Mempercepat Penuaan Otak, Termasuk Orang yang Tidak Terinfeksi Covid-19
Studi: Pandemi Mempercepat Penuaan Otak, Termasuk Orang yang Tidak Terinfeksi Covid-19
Health
Cana Wellness Hadir di Jakarta, Atasi Burnout ala Tamara Geraldine
Cana Wellness Hadir di Jakarta, Atasi Burnout ala Tamara Geraldine
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau