Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada, Keracunan Disinfektan bisa sampai Sebabkan Kematian

Kompas.com - 26/04/2020, 20:20 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

Sumber WebMD, WHO

KOMPAS.com - Disinfektan adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme seperti bakteri dan virus.

Disinfeksi atau pembersihan kuman dengan penyemprotan cairan disinfektan kini jamak dilakukan untuk mencegah penularan virus corona.

Kendati sejumlah bahan disinfektan ampuh menangkal virus corona, namun salah kaprah penggunaan disinfektan dapat membahayakan kesehatan.

Baca juga: Hand Sanitizer Kedaluwarsa Bisa Kurang Manjur Tangkal Virus Corona

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mewanti-wanti agar publik tidak sembarangan menggunakan disinfektan untuk mencegah virus corona.

Penyemprotkan disinfektan berbasis alkohol atau klorin ke tubuh tidak dapat membunuh virus atau bakteri yang masuk ke tubuh.

Penyemprotan disinfektan ke tubuh justru membahayakan kesehatan.

Dokter Michael Smith MD dari Web MD juga menegaskan, penggunaan disinfektan dengan cara dihirup, disuntikkan, ditelan, atau disemprotkan ke tubuh sangat berbahaya. Bahkan, dampak keracunan bisa sampai mematikan.

"Sangat berbahaya apabila disinfektan terhirup, tertelan, atau disemprotkan ke tubuh," tegas dia.

Baca juga: Gejala Infeksi Virus Corona Bisa Berbeda, Tergantung Daya Tahan Tubuh

Untuk memahami bahaya kesehatan penggunaan disinfektan secara sembarangan, Anda perlu mencermati label keamanan produk.

Disinfektan berbasis pemutih yang mengandung klorin salah satunya, produk ini korosif atau bisa menggerus logam.

"Jika logam saja bisa terkikis, bayangkan apa dampaknya bagi kulit atau organ dalam Anda," jelas Smith.

Cairan disinfektan yang masuk ke tenggorokan juga tidak kalah berbahaya bagi kesehatan.

Minum cairan diinfektan dapat melukai tenggorokan, kerongkongan, sampai perut.

Anda bisa susah menelan asupan karena tenggorokan sangat sakit, mulut terus-menerus mengeluarkan air liur, kesulitan bernapas, muntah, sakit perut, dan sakit dada.

Baca juga: Jajal Challenge Viral saat Pandemi Corona Baik untuk Kesehatan Mental

Cairan disinfektan yang terhirup juga bisa menyebabkan masalah pernapasan parah dan menimbulkan syok akibat paru-paru rusak.

Sementara cairan disinfektan yang disuntikkan ke dalam tubuh dapat merusak ginjal dan menyebabkan pembekuan darah. Kondisi ini rentan mengancam keselamatan jiwa.

Selain klorin, produk disinfektan berbasis hidrogen peroksida juga tak kalah berbahaya apabila tidak digunakan dengan cara lazim.

Apabila disinfektan berbasis hidrogen peroksida tertelan, tenggorokan bisa melepuh.

Korban juga bisa susah bernapas, mengalami pendarahan lambung, koma, sampai meninggal dunia.

Untuk itu, Anda perlu berhati-hati menggunakan produk disinfektan.

Baca juga: Panduan Bahan dan Keamanan Disinfektan untuk Cegah Virus Corona

Gunakan cairan disinfektan hanya untuk mendisinfeksi benda-benda yang sering dipegang seperti permukaan meja, gagang pintu, hingga lantai.

Cara untuk mencegah penularan virus coorna terbaik adalah rajin mencuci tangan, tinggal di rumah kecuali ada kepentingan mendesak, mengonsumsi asupan bergizi seimbang, cukup tidur, dan rutin berolahraga.

Saat berada di luar rumah, selalu gunakan masker dan jaga jarak aman dari orang sekitar minimal dua meter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Komentar
artikel harusnya lengkap,ada cara mengatasi jika terhirup jd bisa lebih bermanfaat

Terkini Lainnya
Cara Penularan TBC yang Perlu Diwaspadai Menurut Dokter Paru
Cara Penularan TBC yang Perlu Diwaspadai Menurut Dokter Paru
Health
Pengobatan TBC Jangan Dihentikan Sendiri, Ini Dampaknya Menurut Dokter Paru
Pengobatan TBC Jangan Dihentikan Sendiri, Ini Dampaknya Menurut Dokter Paru
Health
Efek Samping Obat TBC Tak Selalu Berbahaya, Ini Cara Mengatasinya
Efek Samping Obat TBC Tak Selalu Berbahaya, Ini Cara Mengatasinya
Health
TBC Bisa Sembuh Total Jika Diobati dengan Benar, Ini Saran Dokter Paru
TBC Bisa Sembuh Total Jika Diobati dengan Benar, Ini Saran Dokter Paru
Health
Pengobatan TBC Harus Tuntas, Ini Risiko Jika Dihentikan di Tengah Jalan
Pengobatan TBC Harus Tuntas, Ini Risiko Jika Dihentikan di Tengah Jalan
Health
Hipertensi Disebut Sebagai Silent Killer, Ketahui Ini Cara Mencegahnya…
Hipertensi Disebut Sebagai Silent Killer, Ketahui Ini Cara Mencegahnya…
Health
Sering Nail Art Bisa Bikin Kuku Rapuh dan Berubah Warna, Ini Penjelasan Dokter
Sering Nail Art Bisa Bikin Kuku Rapuh dan Berubah Warna, Ini Penjelasan Dokter
Health
MER-C Indonesia Kecam Israel Atas Kematian Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza
MER-C Indonesia Kecam Israel Atas Kematian Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza
Health
Benarkah Minum Air Rebusan Daun Bisa Bersihkan Ginjal? Ini Kata Dokter…
Benarkah Minum Air Rebusan Daun Bisa Bersihkan Ginjal? Ini Kata Dokter…
Health
Dokter Sebut Orang yang Donor Ginjal Bisa Hidup Lebih Sehat, Ini Tipsnya…
Dokter Sebut Orang yang Donor Ginjal Bisa Hidup Lebih Sehat, Ini Tipsnya…
Health
Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza Tewas dalam Serangan Udara Israel
Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza Tewas dalam Serangan Udara Israel
Health
Sering Dianggap Masuk Angin, Ini Gejala Penyakit Jantung yang Sering Terabaikan
Sering Dianggap Masuk Angin, Ini Gejala Penyakit Jantung yang Sering Terabaikan
Health
Nyeri Dada Saat Naik Tangga? Waspadai Tanda Awal Penyakit Jantung
Nyeri Dada Saat Naik Tangga? Waspadai Tanda Awal Penyakit Jantung
Health
Serangan Jantung di Usia 24 Tahun, Dokter Sebut Merokok Tiga Bungkus Sehari Sebagai Pemicu
Serangan Jantung di Usia 24 Tahun, Dokter Sebut Merokok Tiga Bungkus Sehari Sebagai Pemicu
Health
Kenali Tanda Burnout yang Sering Dianggap Sekadar Lelah
Kenali Tanda Burnout yang Sering Dianggap Sekadar Lelah
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau