Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/05/2020, 18:06 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Setelah seharian berpuasa, rasanya ada keinginan untuk segera menyantap hidangan yang sudah diidam-idamkan begitu waktu buka puasa tiba.

Sayangnya, keinginan ini terkadang tidak diikuti kesadaran untuk makan secukupnya.

Akibatnya, tak jarang beberapa orang jadi makan berlebihan saat berbuka puasa.

Baca juga: Buka Puasa dengan yang Manis Tak Boleh Sembarangan, Bagaimana Baiknya?

Melansir The National, makan berlebihan dan terlalu cepat dapat memengaruhi kesehatan pencernaan.

Sejumlah dokter yang menangani UGD maupun dokter penyakit dalam di UEA banyak menerima pasien yang sakit karena makan berlebihan saat buka puasa.

Keluhan utama para pasien tersebut adalah sakit perut atau perut terasa nyeri.

Tak hanya itu, pasien yang makan berlebihan setelah berpuasa seharian juga mengalami maag, flu lambung, radang lambung, muntah, dan diare saat puasa.

Baca juga: Dokter Ingatkan Bahaya Langsung Merokok saat Berbuka Puasa

Masalah pencernaan yang timbul karena makan berlebihan saat buka puasa itu bisa terjadi karena perut baru rehat menerima asupan selama belasan jam saat berpuasa.

Dalam kondisi tersebut, perut memasuki mode "tidur". Begitu Anda membangunkannya dengan makan berlebihan, perut bisa kaget dan bereaksi dengan masalah pencernaan.

Salah satunya dengan masalah lambung. Saat Anda makan berlebihan setelah perut istirahat saat puasa, asam lambung bisa melonjak dan menimbulkan rasa tidak nyaman di perut.

Keluhan yang umum setelah asam lambung meningkat akibat makan berlebihan saat buka puasa di antaranya perut kembung dan banyak gas, maag, sampai asam lambung naik ke kerongkongan (GERD).

Selain itu, makan berlebihan saat buka puasa, terutama karbohidrat dapat membuat Anda langsung mengantuk dan lemas.

Baca juga: 7 Rekomendasi Minuman Sehat dan Nikmat untuk Buka Puasa

Melansir Alarabiya, berikut tips mencegah makan berlebihan saat buka puasa:

1. Minum yang cukup

Penuhi kebutuhan cairan sepanjang buka puasa sampai sahur.

Kurang cairan bisa memicu makan berlebihan karena tubuh sulit membedakan rasa lapar dan haus setelah berpuasa seharian.

Untuk itu, biasakan mengawali buka puasa dengan segelas air putih.

Baca juga: Tips Minum Air Putih saat Puasa

Batalkan puasa dengan sesi pemanasan agar perut tak kaget menggunakan tiga butir kurma atau sejumput kacang-kacangan.

Menu takjil tersebut dapat seketika menghilangkan rasa lapar Anda.

Setelah itu baru shalat maghrib dan siapkan tubuh untuk makan malam.

Baca juga: Anjuran Makan Kurma agar Tetap Sehat

3. Makan perlahan-lahan dan penuh kesadaran

Ketika sudah masuk waktu makan malam, upayakan untuk makan dengan perlahan-lahan dengan menu yang sehat.

Resapi setiap gigitan sembari mensyukuri nikmat berbuka puasa. Letakkan garpu dan sendok di piring setiap selesai memasukkan makanan ke mulut.

Dengan makan perlahan-lahan, tubuh otomatis mengirimkan sinyal ke otak untuk segera memberikan kontrol rasa kenyang.

Baca juga: Mahfud Sebut Vonis Hakim untuk Tom Lembong Salah karena Tak Ada Mens Rea

Selain itu, makan dengan penuh kesadaran. Caranya, Anda perlu duduk dan fokus untuk makan.

Makan sembari bercanda atau menonton TV membuat Anda tidak sadar sedang menikmati makanan.

Hal itu juga bisa membuat Anda tak sadar sudah menghabiskan makanan dalam jumlah besar.

Baca juga: Sahur di Tengah Pandemi Corona Tak Boleh Minum Air Putih Saja

Makan sahur dengan gizi lengkap dan seimbang merupakan salah sau cara mencegah makan berlebihan saat buka puasa.

Makan sahur yang mengandung komposisi serat, protein, karbohidrat, dan lemak yang baik dapat membuat tubuh awet kenyang.

Komposisi seimbang ini juga membuat metabolisme tubuh tetap prima saat puasa.

Baca juga: 4 Menu Santap Sahur Wajib di Bulan Puasa

5. Rutin berolahraga

Ramadhan bukan alasan untuk bermalas-malasan dan melewatkan olahraga.

Cukup olahraga ringan 30 menit selama dua kali seminggu, menjelang setelah buka puasa.

Selain menjaga kebugaran tubuh, olahraga juga bisa memotivasi Anda agar tetap makan sehat dan tidak berlebihan.

Baca juga: Tips Agar Tak Telat Sahur saat Puasa Ramadhan

6. Tidur yang cukup

Tidur yang cukup juga penting untuk menjaga kebugaran tubuh saat puasa.

Selama Ramadhan, banyak orang yang cenderung tidur larut malam lalu menyahur tidur pada siang hari.

Kondisi ini ternyata dapat memengaruhi pola makan. Ketika kurang tidur, tubuh dapat melepaskan hormon yang membuat Anda merasa lapar.

Baca juga: Guru Tampar Murid Lalu Didenda Rp 25 Juta, Wagub Jateng: Anak yang Jadi Korban kalau Dibesar-besarkan

Tak pelak, kurang tidur di malam hari juga dapat membuat Anda makan berlebihan begitu buka puasa tiba.

Dengan mencoba tips Ramadhan cara mencegah makan berlebihan saat puasa tersebut, Anda bisa menjalankan ibadah dengan kondisi tubuh lebih sehat dan bugar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Terkini Lainnya
Kemenkes Siapkan Reformasi Pendidikan Dokter, Target 70.000 Dokter Spesialis
Kemenkes Siapkan Reformasi Pendidikan Dokter, Target 70.000 Dokter Spesialis
Health
Vidi Aldiano Jalani Pengobatan Kanker Ginjal di Penang, Ini Penjelasan Medisnya
Vidi Aldiano Jalani Pengobatan Kanker Ginjal di Penang, Ini Penjelasan Medisnya
Health
BPOM Pastikan Produk Blackmores yang Diduga Picu Keracunan di Australia Tak Terdaftar di Indonesia
BPOM Pastikan Produk Blackmores yang Diduga Picu Keracunan di Australia Tak Terdaftar di Indonesia
Health
Diduga Picu Keracunan karena Kandungan Vitamin B6 Berlebih, Produk Blackmores Digugat di Australia
Diduga Picu Keracunan karena Kandungan Vitamin B6 Berlebih, Produk Blackmores Digugat di Australia
Health
Kurangnya Kedekatan Orang Tua Bisa Picu Anak Terjerumus Kriminalitas, Ini Kata Psikolog
Kurangnya Kedekatan Orang Tua Bisa Picu Anak Terjerumus Kriminalitas, Ini Kata Psikolog
Health
Masih Muda Sudah Kena Serangan Jantung? Ini Penjelasan Dokter...
Masih Muda Sudah Kena Serangan Jantung? Ini Penjelasan Dokter...
Health
Beda Henti Jantung dan Serangan Jantung, Ini Penjelasan Dokter...
Beda Henti Jantung dan Serangan Jantung, Ini Penjelasan Dokter...
Health
Gaya Hidup Serba Cepat dan Stres, Kombinasi Mematikan bagi Jantung
Gaya Hidup Serba Cepat dan Stres, Kombinasi Mematikan bagi Jantung
Health
Fenomena Impostor Syndrome di Kalangan Pekerja Muda, Apa Dampaknya bagi Kesehatan Mental?
Fenomena Impostor Syndrome di Kalangan Pekerja Muda, Apa Dampaknya bagi Kesehatan Mental?
Health
Gejala Rabies Tak Selalu Demam, Ini Fakta Medisnya...
Gejala Rabies Tak Selalu Demam, Ini Fakta Medisnya...
Health
15 Persen ASN DKI Terindikasi Masalah Mental, Dinkes Dorong Pemeriksaan Lanjutan
15 Persen ASN DKI Terindikasi Masalah Mental, Dinkes Dorong Pemeriksaan Lanjutan
Health
Vaksin RSV Disarankan untuk Lansia yang Akan Umroh, Cegah Risiko Pneumonia dan Bronkiolitis
Vaksin RSV Disarankan untuk Lansia yang Akan Umroh, Cegah Risiko Pneumonia dan Bronkiolitis
Health
Kasus Rabies di Sikka, Nenek 81 Tahun Meninggal Dunia: Kenali Gejala dan Cara Pencegahannya
Kasus Rabies di Sikka, Nenek 81 Tahun Meninggal Dunia: Kenali Gejala dan Cara Pencegahannya
Health
Cek Kolesterol dan Gula Darah sejak Muda, Ini Saran Dokter...
Cek Kolesterol dan Gula Darah sejak Muda, Ini Saran Dokter...
Health
Dokter: Banyak Pasien Muda Serangan Jantung, Tapi Tidak Sadar Faktor Risikonya
Dokter: Banyak Pasien Muda Serangan Jantung, Tapi Tidak Sadar Faktor Risikonya
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau