Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Jantung Berdebar Gejala Penyakit Jantung Takikardia

Kompas.com - 24/06/2020, 20:02 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Takikardia adalah jenis penyakit jantung aritmia yang membuat jantung penderitanya berdetak lebih cepat.

Melansir Insider, detak jantung orang dewasa dalam kondisi istirahat normalnya sebanyak 60-90 beat per minutes (detak per menit).

Sedangkan pada penderita penyakit jantung takikardia, detak jantung dalam kondisi istirahat bisa lebih dari 100 kali detak per menit.

Salah satu gejala takikardia adalah jantung sering berdebar-debar.

Baca juga: Aritmia (Gangguan Irama Jantung): Jenis, Gejala, Penyebab

Jantung berdebar dan takikardia

Setiap orang pasti pernah merasakan papiltasi atau rasa jantung berdebar-debar.

Melansir Mayo Clinic, umumnya jantung berdebar bisa disebabkan perubahan kimia dalam darah yang dipicu:

  • Aktivitas fisik
  • Stres emosional
  • Kafein, nikotin, efek samping obat tertentu
  • Demam
  • Perubahan hormon pada wanita haid, menstruasi, dan menopause
  • Masalah hormon tiroid

Anda tak perlu khawatir apabila jantung berdebar hanya terjadi sesekali.

Namun, Anda perlu berkonsultasi ke dokter apabila jantung sering berdebar kencang tiba-tiba. Kondisi tersebut bisa jadi tanda aritmia takikardia.

Baca juga: Kenapa Jantung Berdebar Setelah Minum Kopi?

Gejala takikardia

Jantung adalah organ vital yang bertugas memompa darah ke seluruh tubuh.

Darah membawa oksigen dan nutrisi penting untuk menunjang fungsi organ tubuh.

Saat jantung berdetak terlalu cepat karena takikardia, pemompaan darah dari jantung tidak optimal.

Akibatnya, organ dan jaringan tubuh kekurangan oksigen dan nutrisi penting serta menimbulkan gejala.

Salah satunya, jantung sering berdebar-debar atau berdetak kencang.

Masalah irama detak jantung ini kerap bikin tidak nyaman sampai seperti ada beban berat di dada.

Baca juga: Hati-hati, Ini 11 Tanda Penyakit Jantung yang Kerap Diabaikan

Selain jantung berdebar, gejala takikardia lainnya yakni:

  • Denyut nadi cepat
  • Sesak napas
  • Sakit kepala
  • Nyeri dada
  • Sering pingsan

Beberapa penderita terkadang tidak merasakan tanda-tanda takikardia.

Untuk memastikannya, Anda perlu melakukan pemerisaan fisik dan tes pemantauan jantung dengan elektrokardiogram.

Baca juga: Jenis dan Ciri-ciri Penyakit Jantung

Siapa berisiko mengalami takikardia?

Orang dengan riwayat keluarga penderita takikardia dan aritmia lebih berisiko terkena penyakit jantung takikardia.

Pertambahan usia juga bisa menurunkan fungsi jantung dan memicu penyakit irama jantung ini.

Selain itu, beberapa kondisi yang menyebabkan tekanan dan merusak jaringan jantung dapat meningkatkan risiko takikardia. Di antaranya:

  • Anemia
  • Diabetes
  • Penyakit jantung
  • Konsumsi alkohol berlebihan
  • Konsumsi kafein berlebihan
  • Tekanan darah tinggi
  • Masalah kelenjar tiroid
  • Stres atau cemas
  • Masalah tidur apnea
  • Merokok
  • Penggunaan obat stimulan

Gaya hidup sehat dan perawatan medis untuk mengatasi beberapa pemicu takikardia di atas bisa menurunkan risiko penyakit jantung tersebut.

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Terkini Lainnya
DBD Ancam Anak dan Lansia, Perempuan Diminta Jadi Garda Depan Pencegahan
DBD Ancam Anak dan Lansia, Perempuan Diminta Jadi Garda Depan Pencegahan
Health
Dosen IPB Ungkap Penyebab Ubi Bikin Kentut dan Siapa yang Harus Batasi Konsumsinya
Dosen IPB Ungkap Penyebab Ubi Bikin Kentut dan Siapa yang Harus Batasi Konsumsinya
Health
Viral di TikTok, Perdebatan Soal Tidur Siang Picu Diskusi Soal Kesehatan Mental
Viral di TikTok, Perdebatan Soal Tidur Siang Picu Diskusi Soal Kesehatan Mental
Health
Pakar Minta MBG di Jakarta Dievaluasi, Tekankan Mutu Gizi dan Keamanan Pangan
Pakar Minta MBG di Jakarta Dievaluasi, Tekankan Mutu Gizi dan Keamanan Pangan
Health
Pria 60 Tahun Masuk RS setelah Ganti Garam dengan Natrium Bromida karena Saran ChatGPT
Pria 60 Tahun Masuk RS setelah Ganti Garam dengan Natrium Bromida karena Saran ChatGPT
Health
Minum Teh Setelah Makan Bisa Ganggu Penyerapan Zat Besi, Begini Penjelasan Ahli
Minum Teh Setelah Makan Bisa Ganggu Penyerapan Zat Besi, Begini Penjelasan Ahli
Health
Terlalu Banyak Minum Matcha Bisa Hambat Penyerapan Zat Besi, Ini Kata Ahli
Terlalu Banyak Minum Matcha Bisa Hambat Penyerapan Zat Besi, Ini Kata Ahli
Health
BPOM Cabut Izin Edar 21 Produk Kosmetik Ilegal, Ini Daftarnya
BPOM Cabut Izin Edar 21 Produk Kosmetik Ilegal, Ini Daftarnya
Health
21 Produk Kosmetik Ditarik dari Pasaran, BPOM Temukan Pelanggaran Komposisi
21 Produk Kosmetik Ditarik dari Pasaran, BPOM Temukan Pelanggaran Komposisi
Health
Mengapa Kita Mengantuk Setelah Makan? Ini Penyebab dan Cara Mencegahnya
Mengapa Kita Mengantuk Setelah Makan? Ini Penyebab dan Cara Mencegahnya
Health
WHO dan UNICEF Dorong Cuti Melahirkan Berbayar untuk Dukung Ibu Menyusui
WHO dan UNICEF Dorong Cuti Melahirkan Berbayar untuk Dukung Ibu Menyusui
Health
Smiling Depression: Depresi Tersembunyi yang Berbahaya Jika Tak Segera Ditangani
Smiling Depression: Depresi Tersembunyi yang Berbahaya Jika Tak Segera Ditangani
Health
IDAI: Pemeriksaan Gratis Penting untuk Deteksi Dini Masalah Kesehatan Anak
IDAI: Pemeriksaan Gratis Penting untuk Deteksi Dini Masalah Kesehatan Anak
Health
Ikan Laut vs Ikan Tawar: Mana yang Lebih Baik untuk Kesehatan?
Ikan Laut vs Ikan Tawar: Mana yang Lebih Baik untuk Kesehatan?
Health
Kenali Perbedaan IBS dan IBD, Gangguan Pencernaan yang Serupa tapi Tak Sama
Kenali Perbedaan IBS dan IBD, Gangguan Pencernaan yang Serupa tapi Tak Sama
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau