Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beda Sesak Napas Akibat Penyakit Jantung dan Gangguan Paru

Kompas.com - 03/08/2020, 09:00 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Sesak napas atau dyspnea adalah gejala subjektif berupa keinginan pada seseorang untuk meningkatkan upaya mendapatkan udara pernapasan.

Karena sifatnya subjektif, sesak napas tidak dapat diukur.

Gejala dyspnea kurang lebih dapat dirasakan dengan mencoba menahan napas selama kurang lebih 45-60 detik, kemudian menarik napas.

Di mana, saat itu timbul perasaan yang disebut dyspneic, yaitu kemauan untuk menambah upaya bernapas.

Baca juga: 9 Gejala Penyakit Jantung yang Harus Diwaspadai

Beda sesak napas pada penyakit jantung dengan gangguan paru

Kejadian dyspnea atau sesak napas kiranya tak bisa dianggap remeh karena dapat menjadi gejala penyakit serius, termasuk penyakit jantung.

Selama ini masyarakat yang awam terhadap gejala penyakit jantung pada umumnya menyamakan sesak napas dengan gangguan paru-paru.

Masyarakat kemudian tidak menyadari keberadaan penyakit jantung dan mengganggap sesak napas yang dialami hanya sebagai gejala penyakit pernapasan tidak semengerikan penyakit jantung.

Penderita baru menyadari bahwa dirinya terkena penyakit jantung ketika kondisinya sudah parah.

Bahkan, tak jarang dari mereka pada akhirnya harus meregang nyawa karena keterlambatan penanganan.

Baca juga: Bagaimana Kadar Gula Darah Tinggi Bisa Sebabkan Penyakit Jantung?

Oleh sebab itu, penting bagi siapa saja untuk dapat mengenali perbedaan antara gejala sesak napas akibat penyakit jantung dengan sesak napas akibat gangguan paru-paru sebelum terlambat.

Berikut perbedaan yang bisa dikenali:

1. Perhatikan posisi badan

Melansir Buku Respirologi (Respiratory Medicine) (2007) oleh Dr. R. Darmanto Djojodibroto, Sp.P, FCCP, dalam mengevaluasi kejadian sesak napas, perlu diperhatikan keadaan ketika dyspnea terjadi.

Dyspnea dapat terjadi pada perubahan posisi tubuh.

Dyspnea yang terjadi pada posisi tubuh berbaring disebut ortopneu, biasanya disebabkan karena penyakit jantung (gagal jantung).

Sedangkan, platipneu adalah kebalikan dari ortopneu, yakni sesak napas yang terjadi pada posisi tegak dan akan membaik jika penderita dalam posisi barbering.

Baca juga: 8 Makanan Penurun Kolesterol untuk Cegah Penyakit Jantung Koroner

Platipneu lebih sering terjadi pada abnormalitas vaskularisasi paru, seperti pada penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).

Meski demikain, ortopneu juga dapat terjadi pada penyakit paru tahap lanjut dan paralisis diafragma bilateral.

Sesak napas yang disebabkan oleh PPOK maupun penyakit paru tahap lanjut kiranya perlu mendapatkan perhatian serupa penyakit jantung karena bisa juga menyancam nyawa. 

2. Lihat waktu kejadiannya

Baca juga: Hanung Bramantyo Unggah Foto Bareng Ariel Tatum, Zaskia Mecca: Dia Lupa Semua Surat Tanah Atas Nama Aku

Sesak napas yang terjadi tiba-tiba pada saat tengah malam setelah penderita tidur selama beberapa jam, biasanya terjadi pada penderita penyakit jantung.

Sedangkan sesak napas yang bisa terjadi sewaktu-waktu, biasanya dialami oleh penderita gangguan jantung.

3. Lihat gejala penyertanya

Melansir Buku Berkat Herbal Penyakit Jantung Koroner Kandas (2014) oleh Rita Hermawati & Haris Asri Candra Dewi, perbedaan sesak napas akibat penyakit jantung dengan sesak napas akibat gangguan paru-paru dapat dikenali lewat gejala penyertanya.

Baca juga: 8 Tanda Kolesterol Tinggi yang Sering Tak Disadari

Sesak napas yang dapat menjadi gejala penyakit jantung biasanya disertai dengan:

  • Rasa mudah lelah
  • Napas yang dalam dan cepat
  • Merasa sesak bila tidur hanya mengenakan satu bantal
  • Napas terhenti saat tidur
  • Batuk kering da bahkan disertai darah yang berbuih

Sedangkan sesak napas yang diakibatkan gangguan paru-paru, penderita biasanya mengeluhkan sesak napas saat tidur dalam satu posisi.

Namun, ketika posisi tidurnya diubah, rasa sesak napas pun berkurang dan bahkan bisa menghilang.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
BPJS Kesehatan Tegaskan Tak Ada Batas Waktu Rawat Inap bagi Peserta JKN
BPJS Kesehatan Tegaskan Tak Ada Batas Waktu Rawat Inap bagi Peserta JKN
Health
Varian Baru Covid-19 Stratus Menyebar di Inggris, Gejala Serak Jadi Ciri Khas
Varian Baru Covid-19 Stratus Menyebar di Inggris, Gejala Serak Jadi Ciri Khas
Health
BPJS Kesehatan Siapkan Delapan Skenario, Termasuk Potensi Kenaikan Iuran JKN
BPJS Kesehatan Siapkan Delapan Skenario, Termasuk Potensi Kenaikan Iuran JKN
Health
Bukan Jeruk, Ini Buah dengan Vitamin C Lebih Tinggi menurut Ahli Gizi
Bukan Jeruk, Ini Buah dengan Vitamin C Lebih Tinggi menurut Ahli Gizi
Health
Rasa Asam Belum Tentu Tanda Kandungan Vitamin C Tinggi, Ini Penjelasan Ahli Gizi
Rasa Asam Belum Tentu Tanda Kandungan Vitamin C Tinggi, Ini Penjelasan Ahli Gizi
Health
Bukan Maag Biasa, Kang Seo Ha Meninggal karena Kanker Lambung: Ini Bedanya
Bukan Maag Biasa, Kang Seo Ha Meninggal karena Kanker Lambung: Ini Bedanya
Health
Kang Seo Ha Meninggal karena Kanker Lambung, Kenali Gejala dan Faktor Risikonya
Kang Seo Ha Meninggal karena Kanker Lambung, Kenali Gejala dan Faktor Risikonya
Health
Waspada Varian Baru Covid-19 XFG, Sudah Tersebar di 38 Negara
Waspada Varian Baru Covid-19 XFG, Sudah Tersebar di 38 Negara
Health
Yunita Ababiel Meninggal Dunia, Ini Penyebab dan Bahaya Kanker Payudara
Yunita Ababiel Meninggal Dunia, Ini Penyebab dan Bahaya Kanker Payudara
Health
Yunita Ababiel Meninggal karena Kanker Payudara, Ini Gejala Awal yang Perlu Diwaspadai
Yunita Ababiel Meninggal karena Kanker Payudara, Ini Gejala Awal yang Perlu Diwaspadai
Health
Robot Medis Pertama Lakukan Operasi Realistis Secara Mandiri dengan Akurasi 100 Persen
Robot Medis Pertama Lakukan Operasi Realistis Secara Mandiri dengan Akurasi 100 Persen
Health
Kapan Waktu Terbaik untuk Mandi: Pagi atau Malam Hari? Ini Penjelasan Ahli
Kapan Waktu Terbaik untuk Mandi: Pagi atau Malam Hari? Ini Penjelasan Ahli
Health
Kenali Apa Itu Weil's Disease, Komplikasi Berat Akibat Leptospirosis
Kenali Apa Itu Weil's Disease, Komplikasi Berat Akibat Leptospirosis
Health
Kenali Komplikasi Berat Leptospirosis, Bisa Sebabkan Kematian
Kenali Komplikasi Berat Leptospirosis, Bisa Sebabkan Kematian
Health
Kapan Harus Periksa ke Dokter Saat Curiga Leptospirosis? Ini Tandanya
Kapan Harus Periksa ke Dokter Saat Curiga Leptospirosis? Ini Tandanya
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau