Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Gejala Batu Empedu yang Perlu Diwaspadai

Kompas.com - 19/10/2020, 13:31 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Daftar Isi
Tutup

KOMPAS.com – Batu empedu adalah endapan cairan pencernaan yang mengeras yang terbentuk di kantong empedu.

Kantung empedu sendiri adalah organ kecil berbentuk seperti buah pir di sisi kanan perut, tepat di bawah hati.

Kantung empedu menampung cairan pencernaan yang disebut empedu yang dilepaskan ke usus kecil.

Baca juga: 8 Gejala Usus Buntu dan Cara Membedakan dengan Penyakit Lain

Melansir Mayo Clinic, batu empedu bisa terbentuk dengan beragam ukuran, mulai dari sekecil butiran pasir hingga sebesar bola golf.

Beberapa orang mungkin saja bisa mengembangkan hanya satu batu empedu, tapi yang lain dapat mengembangkan banyak batu empedu pada saat yang bersamaan.

Orang yang mengalami gejala dari batu empedu biasanya memerlukan operasi pengangkatan kandung empedu.

Baca juga: Eks Marinir Satria Arta Minta Pulang, Negara Diminta Jangan Abaikan Hukum karena Kasihan

Sedangkan, batu empedu yang tidak menimbulkan tanda dan gejala apa pun biasanya tidak memerlukan perawatan.

Gejala batu empedu

Melansir Cleveland Clinic, gejala batu empedu dapat bervariasi pada masing-masing pendritanya, terutama tergantung pada ukuran batu empedu yang terbentuk.

Jika batu empedu yang muncul kecil dan tidak menyebabkan sumbatan, penderitanya kemungkinan tak akan merasakan gejala batu empedu dan tidak memerlukan pengobatan.

Baca juga: 6 Makanan Penyebab Batu Ginjal yang Harus Diwaspadai

Sementara, apabila batu empedu menyebabkan gejala, beberapa kondisi ini mungkin termasuk:

  1. Nyeri di perut bagian tengah atas atau perut kanan atas
  2. Nyeri terkait di bahu kanan
  3. Nyeri dada
  4. Mual dan muntah
  5. Penyakit kuning (warna kuning pada kulit dan mata)

Nyeri adalah gejala utama yang dialami kebanyakan orang dengan batu empedu.

Nyeri ini stabil dan dapat berlangsung dari sekitar 15 menit hingga beberapa jam.

Baca juga: Eks Marinir Satria Arta Kumbara Minta Pulang dari Rusia, TNI AL Tak Mau Ikut Campur

Sementara, episode gejala batu empedu yang bisa parah biasanya baru mereda setelah satu sampai tiga jam atau lebih.

Meski tidak nyaman, orang yang mengalami serangan menyakitkan ini biasanya tidak berada dalam bahaya medis apa pun.

Namun, kondisi ini tak boleh dibiarkan begitu saja.

Baca juga: 10 Penyebab Sakit Perut yang Perlu Diwaspadai dan Cara Mengatasinya

Pasalnya, batu empedu jika tidak ditangani dapat menyebabkan kolesistitis akut, yakni kondisi lebih serius karena kandung empedu benar-benar meradang.

Kondisi ini terjadi jika batu menyumbat saluran kistik yang meningkatkan tekanan di dalam kantong empedu.

Keadaan ini mungkin memerlukan antibiotik, rawat inap, dan bahkan pembedahan segera.

Baca juga: Eks Marinir Satria Arta: Dulu Gabung Jadi Tentara Bayaran Rusia, Kini Menangis Minta Pulang

Jadi, jangan ragu untuk segera pergi ke dokter jika Anda mengalami keluhan yang dicurigai sebagai gejala batu empedu.

Batu yang keluar dari kantong empedu dan masuk ke saluran empedu biasanya dapat menyebabkan penyumbatan total pada saluran dengan penyakit kuning, infeksi, dan pankreatitis.

Jika mengalami hal itu, Anda mungkin akan merasakan nyeri di beberapa tempat, termasuk:

  • Bagian atas perut, di sisi kanan
  • Di antara tulang belikat
  • Di bawah bahu kanan

Saat orang mengalami nyeri dengan batu empedu, hal itu terkadang disebut sebagai serangan kantung empedu atau kolik bilier.

Ada dua kondisi khusus yang dapat menyerupai gejala batu empedu.

Baca juga: Benarkah Makan Jambu Biji Bisa Jadi Penyebab Usus Buntu?

Pertama, beberapa kantong empedu mengandung endapan kental, yang belum terbentuk menjadi batu sebenarnya.

Terkadang endapan dirasakan menyebabkan gejala yang mirip dengan nyeri batu empedu yang sebenarnya.

Kedua, ada kondisi tidak umum yang disebut kolesistitis akalkulus, saat kandung empedu meradang, tetapi tidak ada batu.

Kondisi ini biasanya diobati dengan operasi pengangkatan kantong empedu.

Untuk menjadi kewaspadaan, Anda mungkin memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan batu empedu jika:

  • Seorang wanita
  • Berusia di atas 40 tahun
  • Memiliki riwayat keluarga batu empedu (anggota keluarga pernah mengalami batu empedu)
  • Mengalami kelebihan berat badan
  • Telah kehilangan banyak berat badan dalam waktu singkat
  • Menderita diabetes
  • Menderita penyakit Crohn.
  • Makan makanan yang tinggi lemak dan kolesterol
  • Minum obat yang menurunkan kolesterol
  • Minum berbagai obat termasuk kontrasepsi oral
  • Memiliki kelainan darah tertentu

Baca juga: 3 Cara Mengukur Obesitas, Mana yang Terbaik?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Beda Henti Jantung dan Serangan Jantung, Ini Penjelasan Dokter...
Beda Henti Jantung dan Serangan Jantung, Ini Penjelasan Dokter...
Health
Gaya Hidup Serba Cepat dan Stres, Kombinasi Mematikan bagi Jantung
Gaya Hidup Serba Cepat dan Stres, Kombinasi Mematikan bagi Jantung
Health
Fenomena Impostor Syndrome di Kalangan Pekerja Muda, Apa Dampaknya bagi Kesehatan Mental?
Fenomena Impostor Syndrome di Kalangan Pekerja Muda, Apa Dampaknya bagi Kesehatan Mental?
Health
Gejala Rabies Tak Selalu Demam, Ini Fakta Medisnya...
Gejala Rabies Tak Selalu Demam, Ini Fakta Medisnya...
Health
15 Persen ASN DKI Terindikasi Masalah Mental, Dinkes Dorong Pemeriksaan Lanjutan
15 Persen ASN DKI Terindikasi Masalah Mental, Dinkes Dorong Pemeriksaan Lanjutan
Health
Vaksin RSV Disarankan untuk Lansia yang Akan Umroh, Cegah Risiko Pneumonia dan Bronkiolitis
Vaksin RSV Disarankan untuk Lansia yang Akan Umroh, Cegah Risiko Pneumonia dan Bronkiolitis
Health
Kasus Rabies di Sikka, Nenek 81 Tahun Meninggal Dunia: Kenali Gejala dan Cara Pencegahannya
Kasus Rabies di Sikka, Nenek 81 Tahun Meninggal Dunia: Kenali Gejala dan Cara Pencegahannya
Health
Cek Kolesterol dan Gula Darah sejak Muda, Ini Saran Dokter...
Cek Kolesterol dan Gula Darah sejak Muda, Ini Saran Dokter...
Health
Dokter: Banyak Pasien Muda Serangan Jantung, Tapi Tidak Sadar Faktor Risikonya
Dokter: Banyak Pasien Muda Serangan Jantung, Tapi Tidak Sadar Faktor Risikonya
Health
15 Persen ASN Jakarta Alami Gangguan Kejiwaan, Ini Penjelasan dan Dampaknya pada Kesehatan
15 Persen ASN Jakarta Alami Gangguan Kejiwaan, Ini Penjelasan dan Dampaknya pada Kesehatan
Health
62 Persen ASN Jakarta Obesitas, Ini Dampaknya bagi Kesehatan
62 Persen ASN Jakarta Obesitas, Ini Dampaknya bagi Kesehatan
Health
Pasien Pertama Jalani Operasi Bedah Robotik di RI: Nyeri Minim, Pulih Lebih Cepat
Pasien Pertama Jalani Operasi Bedah Robotik di RI: Nyeri Minim, Pulih Lebih Cepat
Health
Waspadai Risiko Pendakian, Dokter Imbau Pemula Tahu Batas Kemampuan Diri
Waspadai Risiko Pendakian, Dokter Imbau Pemula Tahu Batas Kemampuan Diri
Health
Hindari Cedera saat Padel dan Yoga, Ini Saran Dokter Ortopedi
Hindari Cedera saat Padel dan Yoga, Ini Saran Dokter Ortopedi
Health
Waspadai Asap Rokok Tersisa di Baju, Dokter Paru Ingatkan Dampaknya untuk Bayi
Waspadai Asap Rokok Tersisa di Baju, Dokter Paru Ingatkan Dampaknya untuk Bayi
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau