Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Alasan Memanggang Makanan Lebih Sehat daripada Menggoreng

Kompas.com - 30/12/2020, 16:06 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Untuk menyajikan makanan, tersedia banyak teknik memasak yang bisa digunakan.

Anda di antaranya bisa mengolah makanan dengan cara merebus, mengukus, menggoreng, atau memanggang.

Jika Anda ingin membuat tekstur makanan lebih renyah, menggoreng dan memanggang bisa jadi pilihan untuk dilakukan.

Baca juga: Daging Sapi, Ayam, atau Ikan, Mana yang Paling Rentan Picu Kolesterol Tinggi?

Tapi, di antara dua teknik memasak tersebut, sebenarnya mana yang lebih sehat untuk diterapkan?

Merangkum Health Line, dari segi rasa, mungkin sangat sulit untuk menentukan jawaban lebih enak mana makanan yang diolah dengan cara digoreng atau dipanggang.

Baik makanan yang digoreng maupun yang dipanggang rasanya enak.

Tapi dari segi manfaat kesehatan, teknik memasak memanggang secara umum memiliki keuntunggulan dibandingkan menggoreng.

Berikut ini alasan terkait kesehatan mengapa memanggang lebih baik daripada menggoreng:

1. Makanan menyerap banyak lemak saat digoreng

Hal ini berlaku bahkan dengan makanan rendah lemak.

Alhasil, makan banyak makanan yang digoreng atau gorengan bisa menyebabkan berat badan cepat naik.

Makanan yang digoreng juga berisiko mencegah kelancaran aliran darah karena lemak yang dikandungnya menyumbat pembuluh darah.

Baca juga: 4 Bahaya Makan Gorengan Berlebihan untuk Kesehatan

2. Makanan mempertahankan lebih banyak vitamin saat dipanggang

Tidak menjadi masalah jika Anda memanggang daging atau sayuran.
Makanan ini akan mampu mempertahankan sebagian besar vitaminnya saat dipanggang atau dibakar.

Riboflavin dan tiamin adalah vitamin penting yang dapat ditemukan dalam daging dan dipertahankan jika daging dipanggang, bukan digoreng.

3. Makanan panggang mengandung lebih sedikit lemak

Saat makanan dipanggang, lemak diekstraksi dari daging.

Artinya, memanggang makanan justru mengurangi minyak yang terkandung dalam bahan makanan yang sedang diolah.

Baca juga: Daging Sapi atau Kambing, Mana yang Lebih Sehat?

Memanggang akan membuat lemak dari makanan mencair dan menetes ke bawah.

Alhasil, teknik memasak memanggang dapat membuat kalori makanan berkurang, kebalikan dari menggoreng.

Jadi, jika Anda tidak ingin mengonsumsi banyak lemak, sangat disarankan untuk memilih makanan yang dipanggang.

4. Lebih ramah gigi dan gusi

Manfaat ini bisa diraih karena memanggang membantu membuat daging -sebagai bahan makanan yang kerap dibakar- menjadi lebih empuk.

Anda bisa mencapai tingkat kelembutan yang tinggi dengan memanggang daging.

Meski memanggang cenderung lebih sehat daripada menggoreng dalam mengolah makanan, Anda tetap harus memerhatikan caranya dengan benar.

Di mana, memanggang makanan terlalu lama dalam suhu yang terlalu panas dapat memicu pembentukan beberapa senyawa yang berpotensi menyebabkan penyakit kanker, yaitu polycyclic aromatic hydrocarbons (PAHs) dan heterocyclic amines (HCAs).

Melansir WebMD, PAHs terbentuk ketika lemak dari daging menetes ke atas bara api atau elemen pemanggang.

Baca juga: Benarkah Makan Sate Sebabkan Kanker?

Senyawa bersifat karsinogenik ini kemudian disimpan di atas makanan karena nyala api dan asap yang mengepul.

Sayangnya, gosong enak yang terbentuk pada daging itu bisa mengandung PAH juga.

Sementara itu, HCA diproduksi ketika daging merah, unggas, dan ikan bertemu dengan proses memasak dengan panas tinggi, seperti memanggang atau membakar.

Untuk menghindari risiko paparan senyawa tersebut, ada baiknya Anda memanaskan dahulu bahan makanan di microwave atau rendam dalam air panas selama beberapa menit sebelum dipanggang.

Anda juga bisa memilih bahan makanan yang lebih cepat matang atau memotong makanan tersebut jadi potongan yang lebi kecil supaya lebih cepat matang dalam suhu lebih rendah.

Jangan ketinggalan, bahan makanan perlu sering-sering dibolak-balik untuk menghindari gosong.

Baca juga: 11 Makanan yang Mengandung Lemak Tinggi tapi Justru Menyehatkan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Terkini Lainnya
Hari Anak Nasional 2025: Pakar Ingatkan Risiko Jika Anak Tak Lagi Divaksin
Hari Anak Nasional 2025: Pakar Ingatkan Risiko Jika Anak Tak Lagi Divaksin
Health
Psikolog: Musik Bisa Rangsang Perkembangan Otak Anak, Tapi Waspadai Kontennya
Psikolog: Musik Bisa Rangsang Perkembangan Otak Anak, Tapi Waspadai Kontennya
Health
Ozzy Osbourne Meninggal Dunia, Perjuangan Panjang Lawan Parkinson hingga Emfisema
Ozzy Osbourne Meninggal Dunia, Perjuangan Panjang Lawan Parkinson hingga Emfisema
Health
Ozzy Osbourne Meninggal Dunia, Setelah Bertahun-tahun Berjuang Lawan Parkinson
Ozzy Osbourne Meninggal Dunia, Setelah Bertahun-tahun Berjuang Lawan Parkinson
Health
Kemenkes Perkuat Strategi Nasional Eliminasi Hepatitis Jelang 2030
Kemenkes Perkuat Strategi Nasional Eliminasi Hepatitis Jelang 2030
Health
Kemenkes Perluas Vaksinasi Hepatitis B bagi Nakes, Lebih dari 11.000 Teridentifikasi Reaktif
Kemenkes Perluas Vaksinasi Hepatitis B bagi Nakes, Lebih dari 11.000 Teridentifikasi Reaktif
Health
Kemenkes Siapkan Reformasi Pendidikan Dokter, Target 70.000 Dokter Spesialis
Kemenkes Siapkan Reformasi Pendidikan Dokter, Target 70.000 Dokter Spesialis
Health
Vidi Aldiano Jalani Pengobatan Kanker Ginjal di Penang, Ini Penjelasan Medisnya
Vidi Aldiano Jalani Pengobatan Kanker Ginjal di Penang, Ini Penjelasan Medisnya
Health
BPOM Pastikan Produk Blackmores yang Diduga Picu Keracunan di Australia Tak Terdaftar di Indonesia
BPOM Pastikan Produk Blackmores yang Diduga Picu Keracunan di Australia Tak Terdaftar di Indonesia
Health
Diduga Picu Keracunan karena Kandungan Vitamin B6 Berlebih, Produk Blackmores Digugat di Australia
Diduga Picu Keracunan karena Kandungan Vitamin B6 Berlebih, Produk Blackmores Digugat di Australia
Health
Kurangnya Kedekatan Orang Tua Bisa Picu Anak Terjerumus Kriminalitas, Ini Kata Psikolog
Kurangnya Kedekatan Orang Tua Bisa Picu Anak Terjerumus Kriminalitas, Ini Kata Psikolog
Health
Masih Muda Sudah Kena Serangan Jantung? Ini Penjelasan Dokter...
Masih Muda Sudah Kena Serangan Jantung? Ini Penjelasan Dokter...
Health
Beda Henti Jantung dan Serangan Jantung, Ini Penjelasan Dokter...
Beda Henti Jantung dan Serangan Jantung, Ini Penjelasan Dokter...
Health
Gaya Hidup Serba Cepat dan Stres, Kombinasi Mematikan bagi Jantung
Gaya Hidup Serba Cepat dan Stres, Kombinasi Mematikan bagi Jantung
Health
Fenomena Impostor Syndrome di Kalangan Pekerja Muda, Apa Dampaknya bagi Kesehatan Mental?
Fenomena Impostor Syndrome di Kalangan Pekerja Muda, Apa Dampaknya bagi Kesehatan Mental?
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau