Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hipotiroid Kongenital pada Bayi: Gejala dan Penyebabnya

Kompas.com - 22/03/2021, 18:01 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Hipotiroid kongenital adalah kondisi kurangnya hormon tiroid yang muncul sejak bayi lahir.

Hipotiroid kongenital juga dikenal dengan hipotiroid bawaan lahir. Gangguan kesehatan ini terjadi akibat bayi tidak memiliki kelenjar tiroid atau kelenjar tiroidnya kurang aktif.

Seperti diketahui, hormon tiroid cukup penting untuk menunjang perkembangan otak pada bayi serta mendukung tumbuh kembangnya.

Gangguan kesehatan ini apabila tidak diatasi bisa membuat bayi tumbuh dengan IQ rendah, kesulitan belajar, dan masalah tumbuh kembang lainnya.

Baca juga: 7 Gejala Hipoglikemia pada Bayi Baru Lahir dan Penyebabnya

Sayangnya, hipotiroid kongenital kerap terlambat dideteksi. Untuk itu, setiap bayi yang baru lahir perlu melakukan pemeriksaan kesehatan ini.

Berikut beragam gejala dan penyebab hipotiroid kongenital pada bayi yang perlu diketahui.

Gejala hipotiroid kongenital

Melansir American Thyroid Association, banyak bayi yang tidak menunjukkan gejala hipotiroid kongenital saat lahir.

Gejala hipotiroid kongenital umumnya baru muncul selang beberapa bulan kemudian, antara lain:

  • Wajah bengkak
  • Lidah besar dan tebal
  • Muncul bintik-bintik lunak di tengkorak
  • Tangisan bayi terdengar parau atau serak
  • Perut buncit dan ada hernia di pusar
  • Susah makan
  • Susah menelan
  • Sembelit
  • Tonus atau tegangan otot buruk
  • Bagian putih pada mata dan kulit kekuningan

Untuk memastikan bayi tidak memiliki gangguan hipotiroid kongenital, lakukan pemeriksaan kadar hormon TSH saat usianya menginjak lima hari.

Baca juga: Hernia Pada Bayi: Penyebab, Gejala, Cara Mengatasi

Penyebab hipotiroid kongenital

Menurut British Thyroid Foundation, perkembangan kelenjar tiroid pada bayi dimulai sejak awal kehamilan.

Kelenjar ini awalnya terbentuk di belakang lidah, lalu mulai bergeser ke tempat yang semestinya di leher bagian bawah di usia delapan minggu kehamilan.

Pada beberapa kasus, kelenjar tiroid pada janin tidak berkembang dengan baik atau tidak bergeser ke posisi normal.

Secara umum, penyebab utama hipotiroid kongenital, antara lain:

  • Kelenjar tiroid lokasinya tidak normal
  • Kelenjar tiroid belum berkembang sempurna
  • Kelenjar tiroid tidak tumbuh
  • Faktor keturunan

Baca juga: 7 Penyebab Bilirubin Tinggi Pada Bayi

Sedangkan penyebab kurang umum hipotiroid kongenital, di antaranya:

  • Ibu hamil mengonsumsi obat hipertiroid
  • Ibu hamil mengonsumsi yodium berlebihan
  • Bayi kekurangan hormon hipofisis

Bayi yang tumbuh dengan hipotiroid kongenital membutuhkan pengobatan seumur hidup.

Obat hipotiroid yang diberikan umumnya jenis levothyroxine untuk menggantikan hormon tiroksin yang tidak dapat dicukupi kelenjar tiroid.

Baca juga: Malaise: Penyebab, Tanda-tanda, dan Cara Menghadapinya

Pemberian dosis obat hipotiroid ini disesuaikan dengan kondisi kadar hormon tiroid pada bayi dan anak.

Setelah minum obat, kondisi tiroid anak akan dicek secara berkala setiap beberapa bulan sekali.

Dengan pengobatan yang tepat, bayi yang tumbuh dengan hipotiroid kongenital bisa tumbuh dengan normal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Terkini Lainnya
IDAI: Anak Sehat dan Cerdas Jadi Kunci Menuju Indonesia Emas 2045
IDAI: Anak Sehat dan Cerdas Jadi Kunci Menuju Indonesia Emas 2045
Health
BPOM Tindak Penjualan Suplemen Blackmores Super Magnesium+ yang Tak Berizin di Indonesia
BPOM Tindak Penjualan Suplemen Blackmores Super Magnesium+ yang Tak Berizin di Indonesia
Health
Daftar Vaksin Anak Sesuai Usia: Panduan Penting bagi Orangtua di Hari Anak Nasional 2025
Daftar Vaksin Anak Sesuai Usia: Panduan Penting bagi Orangtua di Hari Anak Nasional 2025
Health
Hari Anak Nasional 2025: Pakar Ingatkan Risiko Jika Anak Tak Lagi Divaksin
Hari Anak Nasional 2025: Pakar Ingatkan Risiko Jika Anak Tak Lagi Divaksin
Health
Psikolog: Musik Bisa Rangsang Perkembangan Otak Anak, Tapi Waspadai Kontennya
Psikolog: Musik Bisa Rangsang Perkembangan Otak Anak, Tapi Waspadai Kontennya
Health
Ozzy Osbourne Meninggal Dunia, Perjuangan Panjang Lawan Parkinson hingga Emfisema
Ozzy Osbourne Meninggal Dunia, Perjuangan Panjang Lawan Parkinson hingga Emfisema
Health
Ozzy Osbourne Meninggal Dunia, Setelah Bertahun-tahun Berjuang Lawan Parkinson
Ozzy Osbourne Meninggal Dunia, Setelah Bertahun-tahun Berjuang Lawan Parkinson
Health
Kemenkes Perkuat Strategi Nasional Eliminasi Hepatitis Jelang 2030
Kemenkes Perkuat Strategi Nasional Eliminasi Hepatitis Jelang 2030
Health
Kemenkes Perluas Vaksinasi Hepatitis B bagi Nakes, Lebih dari 11.000 Teridentifikasi Reaktif
Kemenkes Perluas Vaksinasi Hepatitis B bagi Nakes, Lebih dari 11.000 Teridentifikasi Reaktif
Health
Kemenkes Siapkan Reformasi Pendidikan Dokter, Target 70.000 Dokter Spesialis
Kemenkes Siapkan Reformasi Pendidikan Dokter, Target 70.000 Dokter Spesialis
Health
Vidi Aldiano Jalani Pengobatan Kanker Ginjal di Penang, Ini Penjelasan Medisnya
Vidi Aldiano Jalani Pengobatan Kanker Ginjal di Penang, Ini Penjelasan Medisnya
Health
BPOM Pastikan Produk Blackmores yang Diduga Picu Keracunan di Australia Tak Terdaftar di Indonesia
BPOM Pastikan Produk Blackmores yang Diduga Picu Keracunan di Australia Tak Terdaftar di Indonesia
Health
Diduga Picu Keracunan karena Kandungan Vitamin B6 Berlebih, Produk Blackmores Digugat di Australia
Diduga Picu Keracunan karena Kandungan Vitamin B6 Berlebih, Produk Blackmores Digugat di Australia
Health
Kurangnya Kedekatan Orang Tua Bisa Picu Anak Terjerumus Kriminalitas, Ini Kata Psikolog
Kurangnya Kedekatan Orang Tua Bisa Picu Anak Terjerumus Kriminalitas, Ini Kata Psikolog
Health
Masih Muda Sudah Kena Serangan Jantung? Ini Penjelasan Dokter...
Masih Muda Sudah Kena Serangan Jantung? Ini Penjelasan Dokter...
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau