Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/04/2021, 06:03 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Stunting masih menjadi persoalan kesehatan di Indonesia.

Angka stunting di Tanah Air dalam beberapa tahun terakhir memang menurun.

Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan (Kemenkes), angka stunting nasional mengalami penurunan dari 37,2 persen pada 2013 menjadi 30,8 persen pada 2018.

Baca juga: Malaise: Penyebab, Tanda-tanda, dan Cara Menghadapinya

Sementara itu, berdasarkan Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) yang dilakukan Kemenkes pada 2019, prevalensi angka stunting mengalami penurunan lagi menjadi 27,7 persen.

Meski demikian, angka ini masih lebih tinggi dibandingkan toleransi maksimal stunting yang telah ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakni kurang dari 20 persen.

Pemerintah saat ini tengah berupaya menurunkan angka stunting minimal 3 persen setiap tahun hingga mencapai 14 persen pada 2014.

Guna mencapai target ini, pemerintah telah meluncurkan stratagei nasional percepatan penurunan stunting. Strategi ini menjadi prioritas pemerintah di tingkat pusat maupun daerah.

Dosen Diploma Kebidanan Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Erindra Budi Cahyanto, berpendapat peran serta masyarakat sangatlah diperlukan guna menyukseskan program percepatan penurunan stunting.

Baca juga: Ancaman Anak Kerdil Kala Pandemi…

Nah, menurut dia, salah satu ujung tombak kegiatan di masyarakat yang berperan penting dalam penurunan stunting adalah pos pelayanan terpadu (posyandu) anak.

Berikut adalah beberapa kontribusi kader posyandu dalam upaya menurunkan atau mencegah stunting selama ini:

  1. Pemantauan pertumbuhan balita di antaranya melalui penimbangan dan pengukuran serta pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS)
  2. Pemberian kapsul vitamin A untuk anak
  3. Praktik pemberian makan bayi dan anak (PMBA)
  4. Pendidikan gizi ibu balita, misalnya edukasi pentingnya pemberian ASI eksklusif dan makanan pendamping ASI (MPASI)
  5. Penyuluhan kesehatan maupun gizi pada kelas ibu hamil, seperti cara mencegah anemia dan pentingnya inisiasi menyusui dini (IMD)
  6. Termasuk distribusi tablet tambah darah (TTD) untuk remaja putri untuk mencegah anemia yang berisiko menyebabkan stunting pada generasi selanjutnya

Dia menuturkan, harapannya segala kegiatan ini tentu bisa terus dilakukan selama pandemi untuk mempercepat penurunan angka stunting. Tapi pada kenyatannya, wabah virus corona memang mengharuskan banyak kegiatan posyandu tersendat.

Baca juga: Jeritan Warga Saat Rekeningnya Diblokir PPATK: Dari Tabungan Darurat hingga Rekening Anak

Adanya ancaman tertular virus corona bersama dengan kebijakan dari pemerintah untuk membatasi aktivitas di luar rumah, menjaga jarak, bekerja dari rumah, memakai masker, dan protokol kesehatan (prokes) lainnya membuat banyak posyandu mengentikan sementara aktivitasnya. Hal itu pun berdampak pada tidak terpantaunya kondisi ibu hamil dan anak-anak.

ā€œIni adalah keadaan yang dilematis. Dengan adanya posyandu saja, angka stunting masih jauh di atas target, apalagi jika tidak ada posyandu. Tapi di sisi lain, tetap mengadakan posyandu tanpa adanya penyesuaian kebiasaan, berisiko menambah jumlah korban pandemi,ā€ kata Erindra saat diwawancara Kompas.com, Selasa (6/4/2021).

Dia menuturkan, pendekatan sistematis sangat diperlukan guna mengatasi kondisi dilematis ini.

Baca juga: Surat Panggilan Sidang Ijazah Jokowi ke Roy Suryo dkk Dikembalikan

Semua komponen bangsa yang terlibat dalam program percepatan penurunan stunting dan pencegahan Covid-19 harus bekerja sama dalam suatu sistem guna mencari berbagai alternatif dalam kegiatan posyandu di tengah pandemi Covid-19.

Erindra mengungkapkan berdasarkan dokumen atau buku System Thinking yang dipublikasikan oleh Alliance for Health Policy and System Research dan WHO pada November 2009, setidaknya ada enam blok atau kompoten yang harus dipenuhi agar sebuah sistem yang dikembangkan bisa berdaya guna, termasuk dalam mencari alternatif dalam kegiatan posyandu kala pandemi.

Berikut keenam komponen itu:

1. Pemerintah

Fungsi pemerintah adalah pembuat kebijakan.

Erindra melihat, saat ini pemerintah melalui Kemenkes telah menerbitkan Buku Panduan Pelayanan Kesehatan Balita pada Masa Tanggap Darurat Covid-19 pada 2020.

Baca juga: 13 Makanan yang Mengandung Vitamin A Tinggi

Dalam panduan ini disebutkan apabila posyandu berada di daerah yang menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), maka pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak berusia di bawah lima tahun (balita) bisa dilakukan di rumah masing-masing.

Sedangkan apabila pemerintah daerah tidak memberlakukan PSBB atau kasus Covid-19 negatif, maka kegiatan posyandu bisa dijalankan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

ā€œKondisi PSBB dan kasus Covid 19 di berbagai tempat di Indonesia sendiri kini sangat fluktuatif. Untuk itu, update informasi kondisi pandemi harus sering disampaikan kepada masyarakat,ā€ kata mahasiswa S3 Ilmu Kesehatan Masyarakat UNS itu.

2. Pemberian layanan

Baca juga: Roy Suryo Ngaku Pernah Dikontak Paiman soal Ijazah Jokowi: Disuruh Minta Maaf, Enggak Saya Balas

Erindra berpendapat kegiatan utama posyandu, seperti pemantauan tumbuh kembang anak sebaiknya tetap harus dilakukan sekalipun di masa pandemi Covid-19.

Jika situasi memungkinkan dan ada izin dari pemerintah setempat, kegiatan posyandu bisa dilaksanakan secara langsung di tempat yang lapang dan menerapkan protokol kesehatan.

Dalam pelaksanaan posyandu kala pandemi, menurut Erindra, beberapa hal berikut perlu dipehatikan:

Baca juga: Kecewa Rekeningnya Diblokir PPATK, Warga: Kami Seperti Penjahat Keuangan

  • Anak-anak atau balita mesti dibawa sendiri oleh orang tuanya
  • Membawa selendang atau kain untuk menimbang sendiri
  • Kader menyiapkan tempat posyandu dengan baik, seperti mendesinfeksi meja dan kursi serta area posyandu
  • Kader postandu menyediakan masker, tempat cuci tangan beserta sabun
  • Kader memeriksa suhu tubuh setiap orang yang datang
  • Kader harus dalam keadaan sehat

Jika pemerintah setempat tidak mengizinkan pelaksanaan posyandu secara langsung, maka pemantauan tumbuh kembang dapat dilakukan dengan cara kader posyandu bisa datang ke rumah warga sehingga tidak terjadi kerumunan.

Dalam melakukan kegiatan ini, kader posyandu harus dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD).

ā€œOrang tua yang telah mendapat penjelasan tentang prosedur pengukuran dan mempunyai kemampuan untuk mengukur pertumbuhan dan perkembangan anak diharapkan selanjutnya bisa melakukan kegiatan itu sendiri dan melaporkan hasilnya kepada kader posyandu melalui media sosial atau sistem informasi jika tersedia,ā€ tutur Erindra.

Baca juga: Sampai Kapan Tetap Harus Disiplin Protokol Kesehatan meski Sudah Divaksin?

Selain penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan, pelayanan imunisasi dan pemberian vitamin tetap harus dilaksanakan baik di puskesmas maupun di lokasi yang disepakati.

Erindra menuturkan, peran posyandu sebenarnya lebih banyak di masa pandemi. Penambahan peran ini berkaitan dengan upaya edukasi seputar virus corona dan mendorong pemberdayaan masyarakat.

Jadi berikut ini adalah beberapa peran posyandu di tengah pandemi yang diperlukan: 

Baca juga: Bengkel Vespa di Bekasi yang Tipu Korban Miliar Rupiah Tutup

  • Pemantauan pertumbuhan balita di antaranya melalui penimbangan dan pengukuran serta pengisian KMS
  • Pemberian kapsul vitamin A untuk anak
  • Praktik pemberian makan bayi dan anak
  • Pendidikan gizi ibu balita, misalnya edukasi pentingnya pemberian ASI eksklusif dan MPASI
  • Penyuluhan kesehatan maupun gizi pada kelas ibu hamil, seperti cara mencegah anemia dan pentingnya IMD
  • Termasuk distribusi tablet tambah darah untuk remaja putri untuk mencegah anemia yang berisiko menyebabkan stunting pada generasi selanjutnya
  • Edukasi virus corona, mulai dari menjelasan apa itu Covid-19 hingga cara mencegah penularan penyakit tersebut
  • Meningkatkan pemberdayaan masyarakat yang bisa dilakukan dengan cara, misalnya lebih melibatkan masyarakat sekitar dalam persiapan dan pelaksanaan posyandu, atau pelatihan budidaya tanaman dan ikan untuk dikelola bersama

3. Sumber daya manusia (SDM)

Sebelum pandemi datang saja, menjalankan program posyandu bukanlah perkara yang mudah. Dibutuhkan kader pilihan yang mau bekerja luar biasa tanpa pamrih demi mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.

Menurut Erindra, kondisinya tentu bisa menjadi semakin sulit kala pandemi.

Baca juga: Antre Haji di Indonesia Sampai Kakek-Nenek, Apa Solusinya?

ā€œNamun kebulatan tekad, kepedulian yang tinggi, serta kerja ikhlas dan cerdas dari para kader posyandu, membuat beberapa daerah terlihat bisa melaksanakan kegiatan posyandu dengan caranya masing-masing,ā€ kata dia.

Menurut Erindra, adanya kebijakan bekerja dari rumah sebenarnya membuat warga mempunyai waktu lebih luang untuk melakukan kegiatan sosial kemasyarakatan seperti posyandu.

ā€œKesempatan ini bisa dimanfaatkan untuk menambah jumlah kader posyandu. Untuk itu berbagai dukungan harus diberikan kepada warga maupun kader posyandu.ā€ tutur dia.

Erindra berharap petugas Puskesmas juga dapat meningkatkan komunikasi dan koordinasi dengan para kader sehingga kegiatan posyandu bisa terselenggara dengan baik.

Baca juga: 8 Makanan Penambah Darah untuk Lawan Anemia

Informasi tentang jadwal kunjungan bidan atau perawat, kegiatan pelayanan imunisasi, pemberian vitamin, pemberian makanan tambahan (PMT), beserta teknis kegiatan posyandu harus dikoordinasikan oleh petugas kesehatan dengan kader posyandu sehingga kebutuhan tempat dan jumlah personil kader dapat terpenuhi dengan baik.

ā€œDi negara maju, tenaga kesehatan yang bertugas memantau tumbuh kembang dan memberikan layanan kepada balita rasanya sudah tersedia dalam jumlah yang cukup,ā€ jelas Erindra.

Dia pun berharap pemerintah bisa menyediakan jumlah tenaga kesehatan yang cukup sehingga kegiatan pemantauan tumbuh kembang balita dapat berjalan optimal.

4. Informasi

Baca juga: PPATK Buka Kembali Rekening Dormant Usai Blokir 31 Juta Rekening dengan Dana Rp 6 Triliun

Berbagai program pelayanan posyandu yang diselenggarakan di kala pandemi harus disebarluaskan kepada warga. Hal ini penting agar ada banyak anak yang terlayani.

ā€œKetua RT, tokoh agama, masyarakat mesti memberikan informasi kepada warga sekitar setiap kali ada kegiatan posyandu,ā€ jelas dia.

Informasi pelayanan dan kegiatan Posyandu bisa diberikan melalui media sosial, penempelan pamflet, pengeras suara tempat ibadah, dan sebagainya.

5. Pendanaan

Baca juga: Alasan Sus Rini Pamit Tinggalkan Rayyanza

Satu hal yang tidak boleh dilupakan demi kesuksesan program posyandu adalah pendanaan.

Ketersediaan dana mempengaruhi kualitas dan kuantitas layanan posyandu.

Sumber pendanaan posyandu bisa berasal dari APBN, APBD Provinsi, APBD Kota/Kabupaten, maupun Alokasi Dana Desa.

Baca juga: Jimly Asshiddiqie Ungkap Prabowo Marah kepada MK Akibat Putusannya

Di masa pandemi, Erindra usul alokasi dana posyandu sebaiknya bisa ditambah. Pencairannya pun juga tidak boleh terlambat.

ā€œPihak swasta juga bisa turun tangan membantu (pendanaan) kader posyandu. Hal ini diperlukan sekali, terlebih di masa pandemi ini,ā€ jelas dia.

Menurut Erindra, penambahan dana salah satunya diperlukan untuk penyediaan alat pelindung diri (APD) di masa pandemi Covid-19 dan pengoptimalan poram PMT.

Baca juga: Kenali 9 Tanda Bahaya pada Bayi Baru Lahir

6. Produk layanan dan teknologi

Erindra menuturkan, kegiatan pelayanan yang diberikan posyandu dapat terdiri atas kegiatan utama dan kegiatan pendukung.

Kegiatan utama, yakni meliputi kesehatan ibu dan anak, program keluarga berencana (KB), imunisasi, dan edukasi gizi.

Baca juga: Prabowo Panggil Bos PPATK-BI di Tengah Gaduh Rekening Dormant Diblokir

Sedangkan, kegiatan pengembangan tambahan, bisa berupa kelas ibu hamil dan pos pendidikan anak usia dini (PAUD).

Menurut dia, posyandu harus bisa memenuhi kegiatan utama terlebih dahulu. Baru setelah hal itu terpenuhi, kader bisa meningkatkan layanan dengan kegiatan pendukung.

Erindra mengingatkan, dalam mendukung pelaksanaan berbagai kegiatan ini di tengah pandemi, kader posyandu bisa memanfaatkan teknologi.

Misalnya, Sistem Informasi Manajemen Postandu (SIMPOSYANDU) yang bisa sangat membantu dalam kredibilitas, aksestabilitas, serta kecepatan pencatatan dan pelaporan data. Aplikasi sistem ini juga dilengkapi dengan berbagai fitur seperti pemberian informasi kesehatan serta buku kesehatan ibu dan anak (KIA).

Baca juga: 5 Cara Mencegah Stunting pada Anak

ā€œDi era reformasi industri 4.0 ini, keberadaan teknologi informasi sangat diperlukan untuk meringankan tugas-tugas administratif, termasuk dalam posyandu,ā€ kata dia.

Untuk itu, pelatihan kepada tenaga kesehatan, kader dan masyarakat pengguna dirasa sangat diperlukan agar bisa mengakses sistem informasi seperti ini dengan baik.

ā€œDalam kondisi pandem, teknologi informasi berkembang dengan pesat. Hal ini pun bisa dimanfaatkan untuk menunjang pelayanan posyandu,ā€ terang dia.

Baca juga: Kata Jokowi soal Sosok Mulyono, Teman Seangkatannya yang Disebut Calo Terminal

Erindra menegaskan bahwa untuk memperoleh derajat kesehatan yang optimal, diperlukan kerja sama dari berbagai lapisan. Hal ini juga berlaku dalam strategi pemberdayaan posyandu di masa pandemi untuk menurunkan angka stunting.

ā€œKeenam komponen di atas jika dipenuhi akan mampu mewujudkan harapan kita bersama selama dilaksanakan dengan baik dan benar, yakni pengendalian angka stunting,ā€ jelas dia.

Satu proses yang tidak kalah penting untuk dilaksanakan adalah evaluasi dan perbaikan hasil evaluasi yang terus menerus agar bisa memperbaiki sistem yang sedang dijalankan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Terkini Lainnya
Demam Berdarah Tak Lagi Musiman, Dokter Ingatkan Ancaman Dengue Sepanjang Tahun
Demam Berdarah Tak Lagi Musiman, Dokter Ingatkan Ancaman Dengue Sepanjang Tahun
Health
Makan Lebih Awal, Risiko Obesitas Lebih Rendah: Ini Penjelasan Ahli Gizi
Makan Lebih Awal, Risiko Obesitas Lebih Rendah: Ini Penjelasan Ahli Gizi
Health
Polusi Udara Ancam Kesehatan Anak, Kemenkes Ingatkan Orang Tua Lebih Waspada
Polusi Udara Ancam Kesehatan Anak, Kemenkes Ingatkan Orang Tua Lebih Waspada
Health
Dorong Inovasi Riset Klinis di Indonesia, Siloam Hospitals Jalin Kemitraan Strategis dengan Syneos Health
Dorong Inovasi Riset Klinis di Indonesia, Siloam Hospitals Jalin Kemitraan Strategis dengan Syneos Health
Health
Polusi Udara Ancam Kesehatan Anak hingga Lansia, Kemenkes Minta Warga Waspada
Polusi Udara Ancam Kesehatan Anak hingga Lansia, Kemenkes Minta Warga Waspada
Health
Air Kelapa Bisa Turunkan Tekanan Darah dan Cegah Dehidrasi, Ini Penjelasan Ahli Gizi
Air Kelapa Bisa Turunkan Tekanan Darah dan Cegah Dehidrasi, Ini Penjelasan Ahli Gizi
Health
Komitmen Le Minerale Wujudkan Generasi Sehat Bebas BPA
Komitmen Le Minerale Wujudkan Generasi Sehat Bebas BPA
Health
Kasus Vitamin B6 Berlebih Kembali Disorot, Dokter Peringatkan Risiko Kerusakan Saraf
Kasus Vitamin B6 Berlebih Kembali Disorot, Dokter Peringatkan Risiko Kerusakan Saraf
Health
Teknologi Robotik Mulai Digunakan dalam Rehabilitasi Pasca Stroke dan Cedera
Teknologi Robotik Mulai Digunakan dalam Rehabilitasi Pasca Stroke dan Cedera
Health
Waspada Beri Obat Batuk Pilek ke Anak, Dokter Ingatkan Kenali Gejalanya Dulu
Waspada Beri Obat Batuk Pilek ke Anak, Dokter Ingatkan Kenali Gejalanya Dulu
Health
Anak Jakarta Makin Rentan Diabetes, Kenali Gejala Awal yang Sering Diabaikan
Anak Jakarta Makin Rentan Diabetes, Kenali Gejala Awal yang Sering Diabaikan
Health
Penelitian: Daun Pegagan Bisa Lindungi Hati Pasien Remaja dengan TB
Penelitian: Daun Pegagan Bisa Lindungi Hati Pasien Remaja dengan TB
Health
Dokter: Hepatitis Bisa Tanpa Gejala, Waspadai Risiko Kanker Hati dan Sirosis
Dokter: Hepatitis Bisa Tanpa Gejala, Waspadai Risiko Kanker Hati dan Sirosis
Health
Pakar Tegaskan Sunat Perempuan Tak Berdasar Medis dan Langgar Hak Anak
Pakar Tegaskan Sunat Perempuan Tak Berdasar Medis dan Langgar Hak Anak
Health
Cegah Hepatitis B Sejak Dini, Dokter Ingatkan Pentingnya Deteksi dan Vaksinasi Lengkap
Cegah Hepatitis B Sejak Dini, Dokter Ingatkan Pentingnya Deteksi dan Vaksinasi Lengkap
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau