Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

12 Gejala Radang Kerongkongan (Esofagitis) yang Perlu Diwaspadai

Kompas.com - 26/04/2021, 14:02 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com - Esofagitis adalah peradangan atau iritasi yang dapat merusak jaringan esofagus atau kerongkongan.

Kerongkongan sendiri adalah organ berbentuk pipa yang menghubungkan rongga mulut dan lambung dengan panjang kurang lebih 45 cm.

Untuk mencapai lambung, makanan dan minuman harus melewati saluran kerongkongan ini.

Baca juga: 9 Penyebab Heartburn di Malam Hari yang Perlu Diwaspadai

Untuk letak, kerongkongan berada di belakang saluran pernapasan (trakea) dan di depan tulang belakang.

Sama seperti pada organ tubuh lainnya, peradangan yang terjadi pada kerongkongan juga tak boleh dibiarkan begitu saja.

Melansir Mayo Clinic, jika tidak diobati, esofagitis dapat menyebabkan perubahan struktur kerongkongan.

Komplikasi esofagitis yang mungkin terjadi bisa berupa:

  • Jaringan parut atau penyempitan (striktur) esofagus
  • Robeknya jaringan lapisan esofagus akibat keinginan untuk muntah yang tidak produktif (jika makanan macet) atau selama tindakan endoskopi
  • Esofagus Barrett, yakni kondisi yang ditandai dengan perubahan pada sel-sel yang melapisi esofagus. Ini merupakan gangguan medis yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker kerongkongan

Oleh sebab itu, penting kiranya bagi siapa saja dapat mengenali beragam gejala esofagitis untuk mendukung upaya deteksi dini dan pengobatan.

Baca juga: 5 Penyebab Heartburn dan Mual Sering Terjadi yang Perlu Diwaspadai

Gejala radang kerongkongan

Merangkum Health Line, ada beberapa kondisi yang bisa dicurigai sebagai gejala esofagitis.

Ini termasuk:

  1. Kesulitan menelan (disfagia)
  2. Sakit saat menelan (odynophagia)
  3. Sakit tenggorokan
  4. Suara serak
  5. Heartburn
  6. Refluks asam lambung
  7. Nyeri dada (lebih buruk dengan makan)
  8. Mual
  9. Muntah
  10. Sakit perut epigastrik (pada ulu hati)
  11. Penurunan nafsu makan
  12. Batuk-batuk

Anak-anak yang sangat kecil mungkin akan mengalami kesulitan makan jika mengalami esofagitis. Selanjutnya, mereka bisa menunjukkan gejala gagal untuk berkembang.

Baca juga: 11 Makanan Penyebab Heartburn yang Perlu Diwaspadai

Kapan harus ke dokter?

Sebagian besar tanda dan gejala esofagitis dapat disebabkan oleh sejumlah kondisi berbeda yang memengaruhi sistem pencernaan.

Setidaknya temui dokter jika tanda dan gejala yang Anda alami menunjukkan kondisi berikut:

  • Bertahan lebih dari beberapa hari
  • Tidak membaik atau hilang dengan obat antasida yang dijual bebas
  • Cukup parah untuk membuat makan menjadi sulit
  • Disertai dengan tanda dan gejala flu, seperti sakit kepala, demam, dan nyeri otot

Sementara, dapatkan perawatan darurat jika Anda mengalami beberapa kondisi ini:

  • Merasakan nyeri di dada yang berlangsung lebih dari beberapa menit
  • Curigai ada makanan yang tersangkut di kerongkongan
  • Memiliki riwayat penyakit jantung dan pernah mengalami nyeri dada
  • Merasakan nyeri di mulut atau tenggorokan saat makan
  • Mengalami sesak napas atau nyeri dada yang terjadi segera setelah makan
  • Muntah dalam jumlah banyak, sering mengalami muntah yang kuat, kesulitan bernapas setelah muntah, maupun muntah yang berwarna kuning atau hijau, tampak seperti bubuk kopi, atau mengandung darah

Baca juga: 10 Gejala Muntah Darah yang Perlu Diwaspadai

Diagnosis radang kerongkongan

Setelah menanyakan pasien tentang gejala, riwayat kesehatan, dan melakukan pemeriksaan fisik, dokter mungkin akan memesan beberapa tes diagnostik lebih lanjut.

Ini mungkin termasuk"

  • X-ray

X-ray dilakukan untuk membantu dokter menentukan apakah ada penyempitan atau perubahan struktural di kerongkongan.

  • Endoskopi

Endoskopi dilakukan dengan memanfaatkan endoskop, yakni selang panjang dan tipis dengan kamera kecil di ujungnya.

Endoskop kemudian dimasukkan ke dalam tenggorokan pasien.

Dengan melihat kerongkongan dan mungkin mengambil sampel kecil, dokter dapat menentukan apa yang menjadi penyebab radang kerongkongan atau penyebab esofagitis.

Baca juga: 21 Penyebab Muntah Darah yang Perlu Diwaspadai

  • Mengambil sampel jaringan

Sejumlah kecil jaringan dapat diangkat untuk mengatasi infeksi yang disebabkan oleh organisme, alergi, kanker, atau perubahan prakanker.

  • Tes alergi

Beberapa tes dapat dilakukan untuk melihat apakah pasien sensitif terhadap satu atau lebih alergen. Ini mungkin melibatkan tes darah atau diet eliminasi.

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Terkini Lainnya
PAPDI Kecam Kekerasan terhadap Dokter di RSUD Sekayu, Serukan Perlindungan Tenaga Kesehatan
PAPDI Kecam Kekerasan terhadap Dokter di RSUD Sekayu, Serukan Perlindungan Tenaga Kesehatan
Health
Target 20 Juta Penerima Makan Bergizi Gratis Dikejar, Anggaran Sudah Rp 8,2 Triliun
Target 20 Juta Penerima Makan Bergizi Gratis Dikejar, Anggaran Sudah Rp 8,2 Triliun
Health
Makan Dipapah, Menu Tunggal, dan Larangan Telur: Praktik MPASI Tradisional yang Masih Bertahan
Makan Dipapah, Menu Tunggal, dan Larangan Telur: Praktik MPASI Tradisional yang Masih Bertahan
Health
Keluarga Pasien Paksa Dokter RSUD Sekayu Buka Masker, IDI Kawal Proses Hukum
Keluarga Pasien Paksa Dokter RSUD Sekayu Buka Masker, IDI Kawal Proses Hukum
Health
Dikecam Warganet, Keluarga Pasien di Sumsel Paksa Dokter Buka Masker di Ruang Perawatan
Dikecam Warganet, Keluarga Pasien di Sumsel Paksa Dokter Buka Masker di Ruang Perawatan
Health
Peneliti BRIN Ungkap Ciri dan Risiko Long Covid, Ancaman Kesehatan Pascapandemi
Peneliti BRIN Ungkap Ciri dan Risiko Long Covid, Ancaman Kesehatan Pascapandemi
Health
Protein Hewani Jadi Kunci Cegah Stunting, Ini Penjelasan IDAI
Protein Hewani Jadi Kunci Cegah Stunting, Ini Penjelasan IDAI
Health
Waspada Radang Usus pada Anak, Kenali Gejala dan Penanganan Terbarunya
Waspada Radang Usus pada Anak, Kenali Gejala dan Penanganan Terbarunya
Health
79 Ribu Lebih Kasus DBD, Indonesia Tertinggi di ASEAN: Ahli Ingatkan Pencegahan Dini
79 Ribu Lebih Kasus DBD, Indonesia Tertinggi di ASEAN: Ahli Ingatkan Pencegahan Dini
Health
IDAI Ingatkan MPASI Tepat untuk Cegah Stunting, Luruskan Mitos yang Masih Beredar
IDAI Ingatkan MPASI Tepat untuk Cegah Stunting, Luruskan Mitos yang Masih Beredar
Health
Badan Tetap Pegal Meski Sudah Tidur? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
Badan Tetap Pegal Meski Sudah Tidur? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
BrandzView
Menjawab Tantangan Global Pemberantasan HIV/AIDS
Menjawab Tantangan Global Pemberantasan HIV/AIDS
Health
Studi: Pandemi Mempercepat Penuaan Otak, Termasuk Orang yang Tidak Terinfeksi Covid-19
Studi: Pandemi Mempercepat Penuaan Otak, Termasuk Orang yang Tidak Terinfeksi Covid-19
Health
Cana Wellness Hadir di Jakarta, Atasi Burnout ala Tamara Geraldine
Cana Wellness Hadir di Jakarta, Atasi Burnout ala Tamara Geraldine
Health
BPOM Cabut Izin Edar 14 Kosmetik dengan Klaim Menyesatkan dan Langgar Norma Kesusilaan
BPOM Cabut Izin Edar 14 Kosmetik dengan Klaim Menyesatkan dan Langgar Norma Kesusilaan
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau