Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Bahaya Kanker Payudara yang Perlu Diwaspadai

Kompas.com - 18/05/2021, 14:00 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Kanker payudara adalah kondisi ketika sel payudara tumbuh di luar kendali dan membentuk tumor ganas di payudara.

Sama seperti jenis penyakit kanker lainnya, seberapa parah kanker payudara dapat dilihat berdasarkan stadiumnya.

Stadium menunjukkan seberapa banyak sel kanker di payudara dan bagaimana penyebarannya.

Baca juga: 10 Cara Mencegah Kanker Payudara yang Baik Dilakukan

Masing-masing stadium dapat memunculkan gejala kanker payudara yang berbeda, sehingga cenderung membutuhkan penanganan yang berbeda pula.

Kanker payudara stadium 4 merupakan tingkatan kanker payudara paling parah atau paling akhir.

Kanker payudara stadium 4 berarti bahwa sel kanker yang pertama kali muncul di payudara telah bermetastasis atau menyebar ke area lain di tubuh.

Baca juga: Malaise: Penyebab, Tanda-tanda, dan Cara Menghadapinya

Area umum untuk metastasis termasuk kelenjar getah bening, tulang, paru-paru, hati, dan otak.

Menurut definisi, kanker payudara stadium 4 bisa dibilang sudah melibatkan komplikasi telah sudah melampaui tapak kanker aslinya.

Tetapi komplikasi tambahan dapat terjadi dari kanker itu sendiri atau karena perawatan. Komplikasi ini dapat bervariasi tergantung pada jenis kanker, di mana penyebarannya, dan metode pengobatan apa yang digunakan.

Berikut ini adalah beberapa adalah potensi komplikasi atau bahaya kanker payudara stadium lanjut yang baik diwaspadai:

1. Nyeri terkait kanker

Kanker dapat menyebabkan rasa sakit dengan sendirinya karena tumor tumbuh dan mengambil alih area tubuh yang sebelumnya sehat.

Baca juga: 10 Faktor Risiko Kanker Payudara pada Pria

Kanker dapat memberi tekanan pada organ, saraf, dan tulang, menyebabkan nyeri dan sakit yang menusuk.

Beberapa jenis kanker bahkan bisa mengeluarkan zat kimia tertentu yang dapat menimbulkan sensasi nyeri.

Dokter dapat membantu menentukan pengobatan terbaik untuk mengatasi rasa sakit ini.

Tindakan yang mungkin diambil termasuk pilihan obat pereda nyeri yang dijual bebas, obat pereda nyeri resep, atau terapi pelengkap.

2. Komplikasi tulang

Kanker payudara biasanya dapat menyebar ke tulang yang bisa menyebabkan beberapa komplikasi.

Baca juga: 12 Makanan yang Mengandung Vitamin K Tinggi

Komplikasi ini sering kali disebabkan oleh resorpsi tulang, suatu proses normal untuk menghancurkan tulang.

Baca juga: Koperasi Merah Putih di Tuban Ditutup 1 Hari Usai Diresmikan, Perusahaan Mitra Tarik Semua Barang

Pada penderita kanker payudara usia muda dan sehat, tulang mungkin dapat dibangun kembali dengan kecepatan yang sama seperti saat patah.

Namun, pada kelompok lanjut usia (lansia) dan penderita yang mengalami metastasis ke tulang, proses resorpsi terjadi lebih cepat.

Berikut ini beberapa komplikasi tulang yang bisa terjadi akibat kanker payudara stadium lanjut:

  • Nyeri tulang

Perasaan sakit dan nyeri di tulang sering kali merupakan tanda pertama bahwa kanker telah menyebar ke tulang.

Seiring perkembangan kondisi, resorpsi menyebabkan penipisan dan pelemahan tulang.

Ketika tulang menjadi terlalu lemah, patah tulang dapat terjadi, bahkan tanpa terjadi cedera besar.

Baca juga: 9 Makanan yang Mengandung Kalsium Tinggi

  • Kompresi tulang belakang

Ketika sel kanker tumbuh di dalam atau di dekat tulang belakang, sel-sel ini dapat menekan sumsum tulang belakang dan saraf yang berdekatan.

Tekanan ini bisa menyebabkan nyeri di punggung atau leher, mati rasa atau kesemutan, dan kesulitan berjalan.

Terkadang, hal itu dapat menyebabkan kesulitan mengendalikan kandung kemih dan usus besar.

Baca juga: Isi Pesan Letkol Teddy dan Uang Damai yang Ditolak Zuhdi, Guru di Demak yang Didenda Rp 25 Juta usai Tampar Murid

Kompresi tulang belakang lebih jarang terjadi dibandingkan komplikasi tulang lainnya, tetapi bisa sangat serius.

  • Hiperkalsemia

Hiperkalsemia mengacu pada peningkatan kadar kalsium dalam darah.

Kondisi ini terjadi ketika laju resorpsi meningkat, dan kalsium dari tulang dilepaskan ke aliran darah.

Baca juga: 12 Makanan yang Mengandung Kalium Tinggi

Hiperkalsemia dapat menyebabkan masalah serius, seperti batu ginjal, gagal ginjal, detak jantung tak teratur, serta masalah neurologis, termasuk kebingungan, demensia, atau koma.

Untuk mengobati komplikasi tulang akibat kanker payudara stadium lanjut, beberapa jenis obat tertentu yang disebut bifosfonat dapat diambil untuk memperlambat laju resorpsi.

Obat ini bekerja dengan menghancurkan osteoklas, sel yang bertanggung jawab untuk resorpsi.

Baca juga: Cerita Penerima Adhi Makayasa, Sempat Gagal Masuk Akmil Berujung Jadi Lulusan Terbaik Akpol

Bifosfonat bisa bekerja dengan cara membantu menurunkan kadar kalsium darah, memperlambat melemahnya struktur tulang, dan mengurangi nyeri tulang.

3. Komplikasi paru-paru

Kanker payudara yang menyebar ke paru-paru tidak selalu menimbulkan gejala dan komplikasi.

Tetapi, jika Anda benar-benar mengalami gejala, Anda mungkin akan mengalami beberapa kondisi ini:

  • Sesak napas
  • Mengi
  • Nyeri dada atau rasa tidak nyaman di dada
  • Batuk yang tidak kunjung sembuh

Jika dokter menemukan sel kanker payudara dalam tumor paru-paru, cara terbaik untuk mengobatinya adalah dengan melanjutkan pengobatan sistemik seperti kemoterapi atau terapi yang ditargetkan.

Baca juga: 3 Penyebab Paru-paru Basah yang Perlu Diwaspadai

Sel kanker payudara terkadang dapat menyebabkan komplikasi yang disebut efusi pleura. Ini adalah saat sel kanker berakhir di cairan yang mengelilingi paru-paru.

Efusi pleura membutuhkan penanganan yang ditujukan untuk menghilangkan kelebihan cairan.

4. Komplikasi hati

Sekitar setengah dari orang dengan diagnosis kanker payudara lanjut mungkin memiliki sel kanker yang "berjalan" ke organ hati. Tumor yang terbentuk pun bisa memengaruhi fungsi hati penderita.

Dengan kondisi ini, Anda mungkin saja tidak akan mengalami gejala.

Baca juga: 13 Gejala Perlemakan Hati yang Perlu Diwaspadai

Namun, jika terjadi, gejala awal yang mungkin dirasakan bisa rasa sakit atau rasa kepenuhan di perut.

Gejala yang lebih serius termasuk penurunan berat badan tiba-tiba, muntah, atau penyakit kuning.

Penyakit kuning adalah suatu kondisi yang menyebabkan kulit menguning atau bagian putih mata.

Baca juga: Kronologi "Driver" Ojol Wanita Duel di Rumah Konsumen gara-gara Orderan Tak Dibayar

Terkadang, kanker dapat menyebabkan penyumbatan di saluran empedu yang membantu hati membuang limbah.

Jika penyumbatan ini sampai terjadi, seseorang harus menjalani operasi atau tindakan untuk membuka saluran empedunya.

5. Komplikasi otak

Area lain di mana sel kanker payudara dapat menyebar adalah otak.

Baca juga: Bentrokan Berdarah di Ceramah Rizieq Shihab, Ini Pemicunya

Meskipun ini mungkin terdengar mengkhawatirkan, ada perawatan yang tersedia yang dapat mengangkat atau mengecilkan tumor ini.

Metastasis otak bisa memengaruhi fungsi penglihatan, memori, dan perilaku penderita kanker payudara.

Gejalanya dapat berupa sering sakit kepala, pusing, mual, muntah, dan kejang.

Baca juga: 8 Tanda Peringatan Tumor Otak yang Perlu Diwaspadai

Jika Anda mengalami kejang atau pembengkakan di otak, dokter mungkin akan meresepkan obat kortikosteroid atau antikejang.

Dokter dapat menentukan apakah kanker telah menyebar ke otak pasien melalui tes pencitraan seperti CT-scan dan MRI.

Jika tes ini tidak dapat memastikan diagnosis, Anda mungkin memerlukan ahli bedah untuk melakukan biopsi.

Baca juga: Anggota DPR Sebut Amplop Kondangan Mau Dipajaki, Ditjen Pajak: Kami Tak Punya Rencana Itu...

Perawatan untuk komplikasi otak akibat kanker payudara termasuk kraniotomi yang merupakan jenis operasi, dan terapi radiasi.

Terkadang, tumor dapat terbentuk di sekitar otak dan sumsum tulang belakang. Jika ini terjadi, Anda mungkin memerlukan jenis kemoterapi khusus yang disebut kemoterapi intratekal.

6. Komplikasi terkait pengobatan kanker

Perawatan kanker pada dasarnya melibatkan pembuangan sel abnormal maupun normal dari tubuh, sehingga Anda mungkin mengalami efek samping yang tidak menyenangkan.

Dalam beberapa kasus, Anda mungkin merasa pengobatannya lebih buruk daripada kanker.

Baca juga: Cara Mendeteksi Kanker Payudara dengan SADARI

Penting untuk disadari bahwa rasa sakit dan ketidaknyamanan pengobatan akan hilang dan sel-sel sehat diharapkan dapat pulih.

Perawatan kanker memang dapat menyebabkan rasa sakit atau penyakit.

Perawatan kemoterapi misalnya, dapat menyebabkan sariawan, mual, kerusakan saraf, dan diare.

Baca juga: Kronologi Bentrokan di Ceramah Habib Rizieq Shihab, Ini Pemicunya

Sementara, terapi radiasi dapat menyebabkan nyeri terbakar dan jaringan parut.

Sedagkan operasi pembedahan bisa menyakitkan dan mungkin memerlukan waktu lama untuk pemulihan.

Saat dokter mengangkat kelenjar getah bening untuk memeriksa sel kanker, hal ini dapat mengganggu aliran cairan getah bening di dalam tubuh.

Baca juga: Mengapa Tom Lembong Tetap Dihukum Meski Disebut Tak Nikmati Hasil Korupsi?

Jika tidak cukup kelenjar getah bening yang tersisa untuk mengalirkan cairan dengan benar dari area tertentu, bentuk pembengkakan yang menyakitkan yang disebut lymphedema dapat terjadi.

Lymphedema paling baik diatasi lebih awal. Ini dapat diobati dengan terapi fisik, pijat, atau memanfaatka kompresi lengan.

Nyeri dapat diobati dengan pereda nyeri yang dijual bebas,atau dokter mungkin meresepkan obat penghilang rasa sakit yang lebih kuat.

Efek samping dari kemoterapi terkadang dapat juga diobati dengan obat lain.

Baca juga: Jangan Keliru, Ini Beda Tumor Payudara Jinak dan Kanker Payudara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Terkini Lainnya
BPOM Tindak Penjualan Suplemen Blackmores Super Magnesium+ yang Tak Berizin di Indonesia
BPOM Tindak Penjualan Suplemen Blackmores Super Magnesium+ yang Tak Berizin di Indonesia
Health
Daftar Vaksin Anak Sesuai Usia: Panduan Penting bagi Orangtua di Hari Anak Nasional 2025
Daftar Vaksin Anak Sesuai Usia: Panduan Penting bagi Orangtua di Hari Anak Nasional 2025
Health
Hari Anak Nasional 2025: Pakar Ingatkan Risiko Jika Anak Tak Lagi Divaksin
Hari Anak Nasional 2025: Pakar Ingatkan Risiko Jika Anak Tak Lagi Divaksin
Health
Psikolog: Musik Bisa Rangsang Perkembangan Otak Anak, Tapi Waspadai Kontennya
Psikolog: Musik Bisa Rangsang Perkembangan Otak Anak, Tapi Waspadai Kontennya
Health
Ozzy Osbourne Meninggal Dunia, Perjuangan Panjang Lawan Parkinson hingga Emfisema
Ozzy Osbourne Meninggal Dunia, Perjuangan Panjang Lawan Parkinson hingga Emfisema
Health
Ozzy Osbourne Meninggal Dunia, Setelah Bertahun-tahun Berjuang Lawan Parkinson
Ozzy Osbourne Meninggal Dunia, Setelah Bertahun-tahun Berjuang Lawan Parkinson
Health
Kemenkes Perkuat Strategi Nasional Eliminasi Hepatitis Jelang 2030
Kemenkes Perkuat Strategi Nasional Eliminasi Hepatitis Jelang 2030
Health
Kemenkes Perluas Vaksinasi Hepatitis B bagi Nakes, Lebih dari 11.000 Teridentifikasi Reaktif
Kemenkes Perluas Vaksinasi Hepatitis B bagi Nakes, Lebih dari 11.000 Teridentifikasi Reaktif
Health
Kemenkes Siapkan Reformasi Pendidikan Dokter, Target 70.000 Dokter Spesialis
Kemenkes Siapkan Reformasi Pendidikan Dokter, Target 70.000 Dokter Spesialis
Health
Vidi Aldiano Jalani Pengobatan Kanker Ginjal di Penang, Ini Penjelasan Medisnya
Vidi Aldiano Jalani Pengobatan Kanker Ginjal di Penang, Ini Penjelasan Medisnya
Health
BPOM Pastikan Produk Blackmores yang Diduga Picu Keracunan di Australia Tak Terdaftar di Indonesia
BPOM Pastikan Produk Blackmores yang Diduga Picu Keracunan di Australia Tak Terdaftar di Indonesia
Health
Diduga Picu Keracunan karena Kandungan Vitamin B6 Berlebih, Produk Blackmores Digugat di Australia
Diduga Picu Keracunan karena Kandungan Vitamin B6 Berlebih, Produk Blackmores Digugat di Australia
Health
Kurangnya Kedekatan Orang Tua Bisa Picu Anak Terjerumus Kriminalitas, Ini Kata Psikolog
Kurangnya Kedekatan Orang Tua Bisa Picu Anak Terjerumus Kriminalitas, Ini Kata Psikolog
Health
Masih Muda Sudah Kena Serangan Jantung? Ini Penjelasan Dokter...
Masih Muda Sudah Kena Serangan Jantung? Ini Penjelasan Dokter...
Health
Beda Henti Jantung dan Serangan Jantung, Ini Penjelasan Dokter...
Beda Henti Jantung dan Serangan Jantung, Ini Penjelasan Dokter...
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Prabowo Akui Alot Negosiasi dengan Trump, "Heran" Ada yang Nyinyir Usahanya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau