Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/06/2021, 18:00 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Kondisi hamil anggur adalah momok bagi setiap pasangan yang tengah mendambakan momongan.

Masalah kesehatan ini bisa berujung keguguran, atau kehamilan tidak bisa berlanjut karena janin tidak dapat tumbuh dengan normal.

Dilansir dari Verywell Health, hamil anggur adalah komplikasi kehamilan yang disebabkan kelainan kromosom selama pembuahan.

Baca juga: 4 Ciri -ciri Hamil Anggur, Ibu Hamil Perlu Tahu

Kondisi ini mengakibatkan pertumbuhan jaringan plasenta terganggu. Alih-alih berkembang menjadi janin, di rahim tumbuh tumor yang berisi kumpulan kista mirip anggur.

Berikut penjelasan lebih lanjut kapan hamil anggur bisa diketahui dan bagaimana deteksinya.

Berapa bulan hamil anggur bisa diketahui?

Tak mudah mengenali komplikasi kehamilan ini karena hamil anggur jarang menunjukkan gejala tertentu.

Baca juga: Kalender Jawa Hari Ini 12 Agustus 2025, Kenali Keunikan Watak Weton Selasa Legi

Namun, hamil anggur sebenarnya sudah bisa dideteksi saat kandungan memasuki usia dua bulan.

Melansir Mayo Clinic, saat dilakukan pemeriksaan, hamil anggur akan terlihat seperti ciri-ciri berikut:

  • Tidak ada embrio atau janin yang berkembang
  • Tidak ada cairan ketuban
  • Plasenta berupa jaringan kista mirip anggur yang memenuhi rahim
  • Ada kista ovarium

Atau, ciri-ciri hamil anggur lainnya yakni:

  • Janin sangat kecil
  • Cairan ketuban sedikit
  • Plasenta tampak tidak normal

Jika dokter mendeteksi ada indikasi hamil anggur, dokter kemungkinan juga melakukan pemeriksaan preeklamsia, hipertiroid, sampai anemia.

Baca juga: Kenali Penyebab Hamil Anggur dan Faktor Risikonya

Cara mendeteksi hamil anggur

Selain pemeriksaan fisik dan riwayat medis pasien, ada beberapa cara mendeteksi hamil anggur. Melansir NewsMedical, berikut beberapa di antaranya:

  • Pemeriksaan panggul untuk melihat kondisi rahim, leher rahim, dan kesehatan vagina
  • Pemindaian ultrasonografi (USG) panggul untuk melihat ada tidaknya jaringan abnormal di dalam rahim
  • Tes darah untuk melihat tingkat hormon pertumbuhan atau HCG
  • Tes urine untuk melihat kadar hormon pertumbuhan atau HCG dalam urine

Hamil anggur umumnya tidak dapat dilanjutkan. Untuk mencegah komplikasi, jaringan plasenta abnormal juga perlu diangkat.

Setelah perawatan untuk hamil anggur selesai, dokter biasanya akan memantau kadar HCG di tubuh pasiennya sampai satu tahun. Tujuannya, untuk memastikan tidak ada lagi jaringan kista yang tertinggal.

Setelah dinyatakan rahim siap dan kadar HCG terkontrol, dokter biasanya akan memberikan lampu hijau pasien siap hamil lagi.

Baca juga: Setelah Keguguran, Kapan Bisa Hamil Lagi?

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Terkini Lainnya
Kesehatan Mental Remaja Masih Jadi Tantangan, IDAI Tekankan Peran Keluarga dan Sekolah
Kesehatan Mental Remaja Masih Jadi Tantangan, IDAI Tekankan Peran Keluarga dan Sekolah
Health
Mengurangi Sesak Napas dengan Latihan Pernapasan Alami, Ini Penjelasan Dokter
Mengurangi Sesak Napas dengan Latihan Pernapasan Alami, Ini Penjelasan Dokter
Health
Dokter: Olahraga Bisa Turunkan Risiko Kanker, Asal Rutin dan Benar
Dokter: Olahraga Bisa Turunkan Risiko Kanker, Asal Rutin dan Benar
Health
Pasukan bodrex Merah Putih Beraksi Hadir Lagi, Ini Jadwal Cek Kesehatan dan Pengobatan Gratis di 5 Kota
Pasukan bodrex Merah Putih Beraksi Hadir Lagi, Ini Jadwal Cek Kesehatan dan Pengobatan Gratis di 5 Kota
BrandzView
Dokter: Kanker Payudara Sering Tak Bergejala, Deteksi Dini Bisa Selamatkan Nyawa
Dokter: Kanker Payudara Sering Tak Bergejala, Deteksi Dini Bisa Selamatkan Nyawa
Health
Buka Pintu untuk Rumah Sakit Asing: Memastikan Ketimpangan Tak Makin Lebar
Buka Pintu untuk Rumah Sakit Asing: Memastikan Ketimpangan Tak Makin Lebar
Health
Pakar Gizi Ungkap Risiko Makan Nasi dan Mi Bersamaan dalam Jangka Panjang
Pakar Gizi Ungkap Risiko Makan Nasi dan Mi Bersamaan dalam Jangka Panjang
Health
Indonesia Peringkat Tiga Kasus Kusta Terbanyak di Dunia, Pemerintah Targetkan Eliminasi 2030
Indonesia Peringkat Tiga Kasus Kusta Terbanyak di Dunia, Pemerintah Targetkan Eliminasi 2030
Health
Pakar IPB Ungkap Jenis Gula dan Tips Konsumsinya agar Terhindar dari Diabetes dan Obesitas
Pakar IPB Ungkap Jenis Gula dan Tips Konsumsinya agar Terhindar dari Diabetes dan Obesitas
Health
BGN: MBG Targetkan 20 Juta Penerima Manfaat Sebelum HUT ke-80 RI
BGN: MBG Targetkan 20 Juta Penerima Manfaat Sebelum HUT ke-80 RI
Health
Dokter: Gorengan Bisa Picu Kanker, Begini Cara Mengurangi Risikonya
Dokter: Gorengan Bisa Picu Kanker, Begini Cara Mengurangi Risikonya
Health
Dokter Jelaskan Penyebab TB Kebal Obat dan Pentingnya Kepatuhan Minum Obat
Dokter Jelaskan Penyebab TB Kebal Obat dan Pentingnya Kepatuhan Minum Obat
Health
Dokter Jelaskan Makanan Pemicu Kanker dan Tips Menggoreng yang Lebih Aman
Dokter Jelaskan Makanan Pemicu Kanker dan Tips Menggoreng yang Lebih Aman
Health
Tingkatkan Keahlian BESS, Dokter Ikuti Workshop Bersama Pakar Korsel
Tingkatkan Keahlian BESS, Dokter Ikuti Workshop Bersama Pakar Korsel
Health
Mpok Alpa Meninggal Dunia karena Kanker, Ini Penjelasan dan Langkah Pencegahannya
Mpok Alpa Meninggal Dunia karena Kanker, Ini Penjelasan dan Langkah Pencegahannya
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
NASA Temukan “Jejak Kehidupan” di Bulan Saturnus, seperti Apa Bentuknya?
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau