Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Diganggu Jin, Inilah Penyebab Tindihan

Kompas.com - 18/07/2021, 19:31 WIB
Galih Pangestu Jati

Penulis

Daftar Isi
Tutup

KOMPAS.com - Sleep paralysis atau di Indonesia sering dikenal sebagai fenomena tindihan adalah perasaan tidak bisa bergerak, baik pada awal tidur atau saat bangun.

Indra dan kesadaran individu masih utuh, tetapi mereka mungkin merasa seolah-olah ada tekanan pada tubuh mereka, atau seolah-olah mereka tersedak.

Ini mungkin disertai dengan halusinasi dan ketakutan yang intens.

Baca juga: Malaise: Penyebab, Tanda-tanda, dan Cara Menghadapinya

Melansir dari Medical News Today, sleep paralysis tidak mengancam jiwa, tetapi dapat menyebabkan kecemasan.

Kondisi ini bisa terjadi bersamaan dengan gangguan tidur lainnya, seperti narkolepsi.

Ini sering dialami selama masa remaja dan dapat sering terjadi pada usia 20-an dan 30-an.

Baca juga: Hasil Timnas U23 Indonesia Vs Thailand: Garuda Muda ke Final Piala AFF U23 2025!

Kendati demikian, kondisi ini tidak berisiko yang serius.

Sleep paralysis adalah parasomnia, atau peristiwa yang tidak diinginkan yang berhubungan dengan tidur.

Itu terjadi tepat setelah tertidur atau saat bangun di pagi hari, di antara waktu bangun dan tidur.

Baca juga: Heran Pinkan Mambo Seolah Mengeluh Padahal Pesanan Donat Ramai, Raffi Ahmad: Kalau Laku Kan Bersyukur

Episode sering disertai dengan pengalaman hypnagogic, yaitu halusinasi visual, auditori, dan sensorik.

Ini terjadi selama transisi antara tidur dan bangun, serta secara konsisten terjadi dalam salah satu dari tiga kategori:

  • Intruder: Ada suara kenop pintu terbuka, langkah kaki menyeret, bayangan manusia, atau rasa kehadiran yang mengancam di dalam ruangan.
  • Incubus: Perasaan tertekan di dada, kesulitan bernapas dengan rasa dicekik, dicekik, atau diserang secara seksual oleh makhluk jahat. Individu percaya bahwa mereka akan mati.
  • Vestibular-motor: Perasaan berputar, jatuh, melayang, terbang, melayang di atas tubuh seseorang atau jenis lain dari pengalaman di luar tubuh.

Pengalaman ini telah didokumentasikan selama berabad-abad.

Baca juga: Cerita Sedih Orang Tua Murid di Madiun, Anak Dikeluarkan dari SMPN 2 Dagangan setelah 2 Hari Masuk Kelas

Orang-orang dari budaya yang berbeda memiliki pengalaman yang sama.

Sleep paralysis singkat dan tidak mengancam jiwa, tetapi orang tersebut mungkin mengingatnya sebagai hal yang menghantui dan mengerikan.

Penyebab

Saat tidur, tubuh rileks, dan otot-otot sukarela tidak bergerak.

Baca juga: Dirugikan Ulah Bagi-bagi Bir Gratis Saat Lari, Pocari: Free Runner Tak Bisa Ikuti Event Selanjutnya

Sleep paralysis melibatkan gangguan atau fragmentasi dari siklus tidur gerakan mata cepat (REM).

Tubuh bergantian antara gerakan mata cepat (REM) dan gerakan mata tidak cepat (NREM).

Satu siklus REM-NREM berlangsung sekitar 90 menit dan sebagian besar waktu yang dihabiskan untuk tidur adalah dalam NREM.

Selama NREM, tubuh rileks.

Baca juga: Hasto Tak Terbukti Rintangi Penyidikan, Ketua KPK: Kurang Bukti Apa?

Selama REM, mata bergerak cepat, tetapi tubuh rileks.

Mimpi terjadi pada saat ini.

Dalam sleep paralysis, transisi tubuh ke atau dari tidur REM tidak sinkron dengan otak.

Kesadaran orang tersebut terjaga, tetapi tubuh mereka tetap dalam keadaan tidur yang lumpuh.

Baca juga: Raup Rp 4,15 Miliar, Penipu Kontrakan Fiktif di Bekasi Langsung Beli Motor-Mobil

Area otak yang mendeteksi ancaman berada dalam kondisi tinggi dan terlalu sensitif.

Faktor-faktor yang telah dikaitkan dengan sleep paralysis antara lain:

  • narkolepsi
  • pola tidur tidak teratur, misalnya karena jet lag atau kerja shift
  • tidur telentang
  • riwayat keluarga

Sleep paralysis dapat menjadi gejala masalah medis, seperti depresi klinis, migrain, apnea tidur obstruktif, hipertensi, dan gangguan kecemasan.

Baca juga: Saksi Sebut Dirut BUMN Minta Direksi Patungan Beli Emas, Diserahkan ke Kementerian BUMN

Gejala

Tanda dan gejala dari sleep paralysis antara lain:

  • ketidakmampuan untuk menggerakkan tubuh saat tertidur atau saat bangun, berlangsung selama beberapa detik atau beberapa menit
  • secara sadar terjaga
  • tidak dapat berbicara selama episode
  • mengalami halusinasi dan sensasi yang menimbulkan rasa takut
  • merasakan tekanan di dada
  • mengalami kesulitan bernapas
  • merasa seolah-olah kematian sudah dekat
  • berkeringat
  • mengalami sakit kepala, nyeri otot, dan paranoia

Suara, sensasi, dan rangsangan lain yang tidak mengancam setiap hari yang biasanya diabaikan oleh otak menjadi signifikan secara tidak proporsional.

Penanganan

Tidak ada pengobatan khusus untuk sleep paralysis, tetapi manajemen stres, menjaga jadwal tidur yang teratur, dan mengamati kebiasaan tidur yang baik dapat mengurangi kemungkinan tersebut.

Baca juga: 6 Kriteria Nama yang Akan Ditolak Dukcapil Saat Urus KK dan KTP, Apa Saja?

Strategi untuk meningkatkan kebersihan tidur meliputi:

  • menjaga waktu tidur dan waktu bangun tetap konsisten, bahkan pada hari libur dan akhir pekan
  • memastikan lingkungan tidur yang nyaman dengan tempat tidur dan pakaian tidur yang sesuai dan kamar tidur yang bersih, gelap, dan sejuk
  • mengurangi paparan cahaya di malam hari
  • mendapatkan paparan siang hari yang baik selama jam bangun
  • tidak bekerja atau belajar di kamar tidur
  • menghindari tidur siang setelah pukul 15:00
  • tidak makan malam yang berat, atau makan dalam waktu 2 jam sebelum tidur
  • tidak tidur dengan lampu atau televisi menyala
  • berpantang dari alkohol malam atau produk kafein
  • berolahraga setiap hari, tetapi tidak dalam waktu 2 jam sebelum tidur
  • termasuk aktivitas menenangkan dalam ritual sebelum tidur, seperti membaca atau mendengarkan musik yang menenangkan
  • meninggalkan ponsel dan perangkat lain di luar kamar tidur
  • mengesampingkan elektronik setidaknya 1 jam sebelum tidur

Cara lain yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

  • mengelola depresi atau gangguan kecemasan apa pun
  • mengurangi asupan stimulan
  • berlatih meditasi atau doa biasa
  • tidak tidur telentang

Memahami fisiologi tidur dan mekanisme sleep paralysis merupakan langkah penting untuk mengatasinya.

Stres yang berkelanjutan dan gangguan dalam siklus tidur dapat memiliki implikasi kesehatan yang serius.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Komentar
rasany susah menjabarkan ssuatu yg msih diluar nalar dg logika. sperti menjelaskan dimensi 4 yg kita sebut "gaib" dg pngertian sebatas masih dimensi 3

Terkini Lainnya
Terlalu Sering Terpapar Suara Keras Bisa Rusak Pendengaran, Ini Saran Dokter THT
Terlalu Sering Terpapar Suara Keras Bisa Rusak Pendengaran, Ini Saran Dokter THT
Health
Evaluasi 6 Bulan Program Makan Bergizi Gratis, Pakar Soroti Empat Hal Penting
Evaluasi 6 Bulan Program Makan Bergizi Gratis, Pakar Soroti Empat Hal Penting
Health
Rokok Dapat Sebabkan Stunting pada Anak, Ini Penjelasan Pakar dan Kemenkes
Rokok Dapat Sebabkan Stunting pada Anak, Ini Penjelasan Pakar dan Kemenkes
Health
Mengenal Henti Jantung, Kondisi Medis yang Merenggut Nyawa Hulk Hogan
Mengenal Henti Jantung, Kondisi Medis yang Merenggut Nyawa Hulk Hogan
Health
Hulk Hogan Meninggal karena Henti Jantung, Ini Penjelasan Medisnya
Hulk Hogan Meninggal karena Henti Jantung, Ini Penjelasan Medisnya
Health
PPDS Anestesi Unpad Aktif Lagi, Kemenkes Pastikan Sistem Telah Dibenahi
PPDS Anestesi Unpad Aktif Lagi, Kemenkes Pastikan Sistem Telah Dibenahi
Health
IDAI: Anak Sehat dan Cerdas Jadi Kunci Menuju Indonesia Emas 2045
IDAI: Anak Sehat dan Cerdas Jadi Kunci Menuju Indonesia Emas 2045
Health
BPOM Tindak Penjualan Suplemen Blackmores Super Magnesium+ yang Tak Berizin di Indonesia
BPOM Tindak Penjualan Suplemen Blackmores Super Magnesium+ yang Tak Berizin di Indonesia
Health
Daftar Vaksin Anak Sesuai Usia: Panduan Penting bagi Orangtua di Hari Anak Nasional 2025
Daftar Vaksin Anak Sesuai Usia: Panduan Penting bagi Orangtua di Hari Anak Nasional 2025
Health
Hari Anak Nasional 2025: Pakar Ingatkan Risiko Jika Anak Tak Lagi Divaksin
Hari Anak Nasional 2025: Pakar Ingatkan Risiko Jika Anak Tak Lagi Divaksin
Health
Psikolog: Musik Bisa Rangsang Perkembangan Otak Anak, Tapi Waspadai Kontennya
Psikolog: Musik Bisa Rangsang Perkembangan Otak Anak, Tapi Waspadai Kontennya
Health
Ozzy Osbourne Meninggal Dunia, Perjuangan Panjang Lawan Parkinson hingga Emfisema
Ozzy Osbourne Meninggal Dunia, Perjuangan Panjang Lawan Parkinson hingga Emfisema
Health
Ozzy Osbourne Meninggal Dunia, Setelah Bertahun-tahun Berjuang Lawan Parkinson
Ozzy Osbourne Meninggal Dunia, Setelah Bertahun-tahun Berjuang Lawan Parkinson
Health
Kemenkes Perkuat Strategi Nasional Eliminasi Hepatitis Jelang 2030
Kemenkes Perkuat Strategi Nasional Eliminasi Hepatitis Jelang 2030
Health
Kemenkes Perluas Vaksinasi Hepatitis B bagi Nakes, Lebih dari 11.000 Teridentifikasi Reaktif
Kemenkes Perluas Vaksinasi Hepatitis B bagi Nakes, Lebih dari 11.000 Teridentifikasi Reaktif
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Peta Pertempuran Thailand Vs Kamboja, Ada 8 Titik
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau