Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

15 Tanda Obat Rusak dan Kedaluwarsa yang Tidak Boleh Dikonsumsi

Kompas.com - 04/10/2021, 12:01 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

Sumber BPOM

KOMPAS.com - Obat rusak dan kedaluwarsa bisa menimbulkan masalah kesehatan apabila dikonsumsi penderita.

Obat yang sudah tidak layak konsumsi tersebut struktur kimianya berubah, sehingga tidak manjur dan rentan meracuni tubuh.

Untuk itu, setiap orang perlu cermat sebelum mengonsumsi obat yang dijual bebas maupun diresepkan oleh dokter.

Sebelum mengenali ciri-ciri obat rusak dan kedaluwarsa yang sudah tidak boleh dikonsumsi, kenali dulu penyebabnya.

Baca juga: 5 Cara Membuang Obat yang Benar menurut BPOM

Penyebab obat rusak

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyebutkan, ada beberapa penyebab obat rusak, antara lain:

  • Disimpan di tempat yang lembap
  • Terpapar sinar matahari
  • Suhu penyimpanan tidak tepat
  • Tidak sengaja sering tergoncang

Obat rusak dan telah kedaluwarsa tidak boleh dikonsumsi dan disimpan. Obat tersebut perlu dibuang dengan cara yang benar.

Dengan membuang obat secara tepat, obat tidak meracuni orang yang mengonsumsi, tidak mencemari lingkungan, dan tidak disalahgunakan pihak yang tidak bertanggung jawab untuk sebagai bahan obat palsu.

Baca juga: Kenali Apa itu Obat Paracetamol, Fungsi, Efek Sampingnya

Tanda obat rusak dan kedaluwarsa

Terdapat beberapa tanda obat rusak dan kedaluwarsa yang tidak boleh dikonsumsi, antara lain:

  • Telah melewati tanggal kedaluwarsa yang tercantum pada kemasan obat
  • Kemasan obat rusak seperti pecah, retak, atau berlubang
  • Label pada kemasan obat hilang, tidak utuh, atau tulisan tidak terbaca
  • Obat berubah warna, bau, dan rasa
  • Muncul noda bintik-bintik pada obat berbentuk tablet dan puyer
  • Obat padat seperti tablet sudah hancur atau menjadi bubuk
  • Obat tablet yang dibungkus terlepas dari kemasannya
  • Obat padat seperti tablet dan puyer terlihat lembap, lembek, basah, lengket
  • Untuk obat kapsul, cangkangnya lembek dan terbuka sehingga isinya keluar
  • Untuk obat puyer, kemasan sudah terkoyak, sobek, atau lembap
  • Obat berbentuk cairan seperti sirup berubah menjadi keruh, kental, ada endapan, terpisah, kemasannya berembun
  • Obat berbentuk salep, gel, krim berubah menjadi ada bagian yang terpisah, mengeras, kemasan lengket, kemasan berlubang, sebagian isi obat bocor
  • Obat bentuk injeksi isi cairan tidak kembali menjadi suspensi setelah dikocok
  • Bagian injeksi obat bengkok atau rusak
  • Obat semprot seperti inhaler wadahnya peyok atau berlubang

Obat rusak atau kedaluwarsa tidak boleh dikonsumsi lagi karena kandungan isinya tidak stabil dan rawan terkontaminasi kuman.

Oleh sebab itu, setiap obat perlu disimpan dengan cara yang benar. Sebelum dikonsumsi, pastikan Anda mencermati kondisi obat, tanggal kedaluwarsa, serta membaca anjuran di kemasan obat.

Baca juga: Awas, Ini Bahaya Minum Obat Pil Tanpa Air Putih

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Terkini Lainnya
WHO dan UNICEF Dorong Cuti Melahirkan Berbayar untuk Dukung Ibu Menyusui
WHO dan UNICEF Dorong Cuti Melahirkan Berbayar untuk Dukung Ibu Menyusui
Health
Smiling Depression: Depresi Tersembunyi yang Berbahaya Jika Tak Segera Ditangani
Smiling Depression: Depresi Tersembunyi yang Berbahaya Jika Tak Segera Ditangani
Health
IDAI: Pemeriksaan Gratis Penting untuk Deteksi Dini Masalah Kesehatan Anak
IDAI: Pemeriksaan Gratis Penting untuk Deteksi Dini Masalah Kesehatan Anak
Health
Ikan Laut vs Ikan Tawar: Mana yang Lebih Baik untuk Kesehatan?
Ikan Laut vs Ikan Tawar: Mana yang Lebih Baik untuk Kesehatan?
Health
Kenali Perbedaan IBS dan IBD, Gangguan Pencernaan yang Serupa tapi Tak Sama
Kenali Perbedaan IBS dan IBD, Gangguan Pencernaan yang Serupa tapi Tak Sama
Health
Diet Tak Harus Takut Vitamin, Ini Jenis Suplemen yang Aman Menurut Ahli
Diet Tak Harus Takut Vitamin, Ini Jenis Suplemen yang Aman Menurut Ahli
Health
Tes DNA: Prosedur, Biaya, Syarat, dan Pilihan Pemeriksaan
Tes DNA: Prosedur, Biaya, Syarat, dan Pilihan Pemeriksaan
Health
Manfaat Bengkuang untuk Kesehatan: Tinggi Serat, Baik untuk Jantung dan Pencernaan
Manfaat Bengkuang untuk Kesehatan: Tinggi Serat, Baik untuk Jantung dan Pencernaan
Health
85 Negara Sepakat Dorong Penetapan BPA sebagai Bahan Kimia Berbahaya
85 Negara Sepakat Dorong Penetapan BPA sebagai Bahan Kimia Berbahaya
Health
IDAI Sambut Tunjangan Rp 30 Juta untuk Dokter Spesialis, Ini Syarat agar Kebijakan Efektif
IDAI Sambut Tunjangan Rp 30 Juta untuk Dokter Spesialis, Ini Syarat agar Kebijakan Efektif
Health
Waspada Chikungunya: Wabah Merebak di China, WHO Peringatkan Ancaman Global
Waspada Chikungunya: Wabah Merebak di China, WHO Peringatkan Ancaman Global
Health
Akses Trauma Center Bagi Peserta BPJS Ketenagakerjaan Kini Hadir di Surabaya
Akses Trauma Center Bagi Peserta BPJS Ketenagakerjaan Kini Hadir di Surabaya
Health
Banyak Ibu Hamil Tak Sehat, Risiko Bayi Lahir Prematur Meningkat
Banyak Ibu Hamil Tak Sehat, Risiko Bayi Lahir Prematur Meningkat
Health
Waspadai RSV, Ancaman Serius untuk Bayi dan Lansia: Vaksinasi Jadi Solusi Pencegahan
Waspadai RSV, Ancaman Serius untuk Bayi dan Lansia: Vaksinasi Jadi Solusi Pencegahan
Health
Penanganan Kanker Kolorektal: Deteksi Dini dan Sinergi Tim Medis Jadi Kunci Utama Kesembuhan
Penanganan Kanker Kolorektal: Deteksi Dini dan Sinergi Tim Medis Jadi Kunci Utama Kesembuhan
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau