Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/10/2021, 06:01 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Munculnya benjolan di leher adalah salah satu masalah kesehatan yang kerap bikin khawatir pengidapnya.

Terlebih jika benjolan ini muncul berkepanjangan dan tak kunjung kempes setelah waktu.

Sebelum menyimak ulasan beberapa penyebab benjolan di leher, kenali dulu kemungkinan dari mana sumber benjolan ini berasal.

Baca juga: 10 Gejala Kelenjar Tiroid Bermasalah, Tak Hanya Benjolan di Leher

Sumber benjolan di leher

Benjolan di leher bisa muncul dari kulit, atau struktur jaringan di bawah kulit. Melansir Patient, berikut beberapa di antara sumbernya:

  • Kulit, lapisan jaringan, lemak, dan otot di bawah leher
  • Kelenjar tiroid yang berada di leher bagian tengah bawah
  • Kelenjar submandibular yang berada di bawah rahang
  • Pembuluh darah di leher
  • Kelenjar getah bening yang berada di beberapa bagian leher

Lokasi spesifik dari benjolan di leher dapat membantu dokter mengidentifikasi penyebab kenapa ada benjolan di leher.

Baca juga: 8 Ciri-ciri Kanker Payudara Tahap Awal, Tak Selalu Benjolan

Penyebab kenapa ada benjolan di leher

Dilansir dari Healthline, ada beberapa kemungkinan penyebab kenapa muncul benjolan di leher, antara lain:

  • Kelenjar getah bening bengkak

Penyebab benjolan di leher yang paling sering adalah kelenjar getah bening bengkak.

Kondisi ini bisa disebabkan penyakit, infeksi, efek obat-obatan, stres, penyakit autoimun, atau kanker.

Baca juga: Minta Gugatan Cerai Dihentikan, Putra Sulung Andre Taulany: Sebenarnya Mereka Enggak Ada Masalah

  • Lipoma di leher

Lipoma adalah benjolan berupa lemak yang bisa muncul di berbagai bagian tubuh, termasuk leher.

Benjolan lipoma biasanya muncul tepat di bawah kulit, bisa digerakkan dengan jari, empuk, dan hanya terasa sakit jika tumbuh menekan saraf.

  • Penyakit gondok

Gondongan atau penyakit gondok disebabkan infeksi virus gondongan. Penyakit ini ditandai dengan gejala demam, kelelahan, nyeri tubuh, sakit kepala, atau tidak nafsu makan.

Komplikasi gondongan bisa menyebabkan radang testis atau ovarium, meningitis, ensefalitis, pankreatitis, atau gangguan pendengaran.

Baca juga: Mengenal Kalazion, Benjolan di Kelopak Mata Tapi Bukan Bintitan

  • Faringitis

Infeksi virus dan bakteri yang menyerang faring atau bagian belakang tenggorokan dapat menyebabkan munculnya benjolan di leher.

Selain benjolan di leher, gejala faringitis lainnya yakni tenggorokan sakit, demam, badan menggigil, tubuh terasa sakit, hidung tersumbat, kelelahan, batuk, atau mual-mual.

  • Infeksi mononukleosis

Penyakit yang kerap menular di kalangan anak sekolah ini disebabkan oleh infeksi virus epstein-Barr.

Baca juga: Bupati Pati Sudewo Kembalikan Uang Kasus Korupsi DJKA, KPK: Tak Hapus Unsur Pidananya

Gejala umum mononukleosis di antaranya kelenjar getah bening bengkak, demam, sakit tenggorokan, sakit kepala, kelelahan, keluar keringat di malam hari, dan badan terasa nyeri. Gejalanya bisa muncul selama dua bulan.

  • Nodul tiroid

Benjolan padat yang berisi cairan dan tumbuh di kelenjar tiroid ini biasanya tidak berbahaya. Namun, nodul tiroid bisa jadi tanda penyakit kanker atau autoimun.

Gejala nodul tiroid di antaranya kelenjar tiroid bengkak, kerap batuk, suara serak, nyeri di tenggorokan dan leher, susah menelan, dan sering sesak napas.

Baca juga: Gejala dan Penyebab Kista Ganglion, Biang Benjolan Pergelangan Tangan

  • Kista branchial

Penyakit bawaan lahir ini membuat benjolan tumbuh di leher. Selama perkembangan embrio, jaringan di leher tidak tumbuh normal.

Kebanyakan kasus penyakit ini tidak berbahaya. Tapi, ada juga yang berujung infeksi atau kanker.

Selain benjolan di leher, gejala lain kista branchial di antaranya ada cairan yang mengalir dari leher dan benjolan sakit saat ditekan.

Baca juga: Indonesia Kembali Dilanda Suhu Dingin Agustus 2025, Wilayah Mana Saja yang Terdampak?

  • Gondok bengkak

Gondok bengkak berasal dari pertumbuhan kelenjar tiroid yang tidak normal. Gondok bisa ringan atau terkait dengan gangguan hormon tiroid.

Gondok yang bengkak dapat menyebabkan penderita susah bernapas, sulit menelan, batuk, serak, atau pusing saat digunakan untuk mengangkat lengan ke atas kepala.

  • Tonsilitis

Penyakit ini disebabkan infeksi virus atau bakteri pada kelenjar getah bening tonsil. Gejala tonsilitis di antaranya sakit tenggorokan, susah menelan, demam, menggigil, sakit kepala, atau bau mulut.

Baca juga: 5 Cara Menghilangkan Benjolan di Belakang Telinga Sesuai Penyebabnya

  • Penyakit hodgkin

Penyakit hodgkin menyebabkan munculnya benjolan di leher yang tidak terasa sakit saat diraba.

Selain itu, gejala lainnya yakni keluarnya keringat di malam hari, kulit gatal , kerap demam, kelelahan, batuk, dan berat badan turun tanpa sebab jelas.

  • Limfoma non-Hodgkin

Penyakit ini termasuk jenis kanker yang menyerang sel darah putih. Gejala limfoma non-hodgkin mirip dengan penyakit hodgkin.

Namun, penderita biasanya juga mengalami pembesaran limpa, ruam di kulit, dan perut bengkak.

  • Kanker tiroid

Kanker tiroid kerap ditandai dengan gejala benjolan di tenggorokan, batuk, suara serak, sakit tenggorokan, susah menelan, dan kelenjar getah bening di leher bengkak.

Baca juga: Penyebab Benjolan di Ketiak dan Cara Menghilangkannya

  • Kanker tenggorokan

Kanker tenggorokan bisa menyerang kotak suara, pita suara, amandel, atau orofaring.

Gejala kanker tenggorokan yang umum dirasakan penderitanya antara lain munculnya benjolan di leher, perubahan suara, susah menelan, berat badan turun drastis, sakit tenggorokan, kerap batuk, dan mengi.

  • Rubella

Infeksi virus yang dikenal dengan campak Jerman dapat memicu munculnya benjolan di leher, demam, pilek, kerap sakit kepala, nyeri otot, mata meradang.

Baca juga: Pembelaan Umi Cinta soal Polemik Masuk Surga Bayar Rp 1 Juta

Penyakit ini bisa berbahaya apabila menyerang ibu hamil, karena bisa menyebabkan sindrom rubella pada janin di dalam kandungan.

  • Digaruk atau dicakar kuncing yang terinfeksi bakteri

Kucing yang terinfeksi bakteri Bartonella henselae ketika mencakar atau menggigit bisa menularkan penyakitnya ke manusia.

Dampaknya, penderita bisa mengalami gejala kelenjar getah bening di leher bengkak, demam, badan lemas, sakit kepala, dan tubuh terasa nyeri.

Baca juga: Kenali Apa itu Lipoma, Benjolan Lemak di Bawah Kulit

Cara mendeteksi penyebab benjolan di leher

Melansir MedlinePlus, penyebab pasti benjolan di leher bisa diketahui lewat pemeriksaan fisik, gejala, dan riwayat penyakit secara keseluruhan.

Di beberapa kasus, dokter biasanya akan merujuk penderita ke spesialis THT untuk mengecek kondisi tenggorokan dan sekitarnya.

Selain itu, dokter juga merekomendasikan pemeriksaan CT scan leher, pemindaian tiroid untuk mengecek ada tidaknya gangguan tiroid, atau biopsi benjolan untuk melihat tingkat keganasan benjolan.

Baca juga: Dedi Mulyadi Mantap Tolak KJA, Susi Pudjiastuti: Hatur Nuhun Pak Gubernur

Cara mengobati benjolan di leher sangat ditentukan akar penyebab penyakit.

Deteksi dini adalah kunci keberhasilan pengobatan penyebab mendasar benjolan di leher. Untuk itu, jangan sepelekan masalah kesehatan ini.

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Terkini Lainnya
Dokter Jelaskan Penyebab TB Kebal Obat dan Pentingnya Kepatuhan Minum Obat
Dokter Jelaskan Penyebab TB Kebal Obat dan Pentingnya Kepatuhan Minum Obat
Health
Dokter Jelaskan Makanan Pemicu Kanker dan Tips Menggoreng yang Lebih Aman
Dokter Jelaskan Makanan Pemicu Kanker dan Tips Menggoreng yang Lebih Aman
Health
Tingkatkan Keahlian BESS, Dokter Ikuti Workshop Bersama Pakar Korsel
Tingkatkan Keahlian BESS, Dokter Ikuti Workshop Bersama Pakar Korsel
Health
Mpok Alpa Meninggal Dunia karena Kanker, Ini Penjelasan dan Langkah Pencegahannya
Mpok Alpa Meninggal Dunia karena Kanker, Ini Penjelasan dan Langkah Pencegahannya
Health
Mpok Alpa Meninggal Dunia karena Kanker, Ini Pentingnya Skrining Rutin
Mpok Alpa Meninggal Dunia karena Kanker, Ini Pentingnya Skrining Rutin
Health
Kasus Kanker Serviks Masih Tinggi, Vaksinasi HPV Diperluas Hingga ke Sekolah
Kasus Kanker Serviks Masih Tinggi, Vaksinasi HPV Diperluas Hingga ke Sekolah
Health
Mpok Alpa Meninggal Dunia karena Kanker, Sempat Tiga Tahun Sembunyikan Penyakitnya
Mpok Alpa Meninggal Dunia karena Kanker, Sempat Tiga Tahun Sembunyikan Penyakitnya
Health
BPJS Kesehatan Ungkap Keunggulan JKN dan Tantangan Pembiayaan di Masa Depan
BPJS Kesehatan Ungkap Keunggulan JKN dan Tantangan Pembiayaan di Masa Depan
Health
Indonesia Peringkat Dua Kasus TB Terbanyak di Dunia, 14 Orang Meninggal Setiap Jam
Indonesia Peringkat Dua Kasus TB Terbanyak di Dunia, 14 Orang Meninggal Setiap Jam
Health
Cegah Penularan TB di Fasilitas Kesehatan, Ini Langkah yang Disarankan Dokter
Cegah Penularan TB di Fasilitas Kesehatan, Ini Langkah yang Disarankan Dokter
Health
196 Anak Keracunan, Pemprov Jateng Hentikan Sementara MBG di Sragen
196 Anak Keracunan, Pemprov Jateng Hentikan Sementara MBG di Sragen
Health
Kemenkes Kirim Tim dan Kecam Kekerasan terhadap Dokter di RSUD Sekayu
Kemenkes Kirim Tim dan Kecam Kekerasan terhadap Dokter di RSUD Sekayu
Health
Dokter: Masker Wajib bagi Tenaga Kesehatan saat Tangani Pasien TBC
Dokter: Masker Wajib bagi Tenaga Kesehatan saat Tangani Pasien TBC
Health
Kekerasan di RSUD Sekayu: Menjaga Dokter, Menjaga Sistem Kesehatan
Kekerasan di RSUD Sekayu: Menjaga Dokter, Menjaga Sistem Kesehatan
Health
BRIN Pastikan Vaksin mRNA Aman, Tidak Sebabkan Kanker
BRIN Pastikan Vaksin mRNA Aman, Tidak Sebabkan Kanker
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau