Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Obesitas Berbahaya untuk Kesehatan?

Kompas.com - 27/02/2022, 06:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Sudah sejak lama para ahli kesehatan mengingatkan bahwa obesitas bisa memicu dampak serius pada kesehatan.

Ahli jantung Haitam Ahmed juga mengatakan bahwa risiko kematian kita juga meningkat seiring dengan bertambahnya berat badan kita.

Dalam Nurses Health Study, risiko kematian meningkat 10 hingga 30 persen pada mereka yang mengalami kelebihan berat badan.

Pada orang yang tergolong obesitas, risiko kematian meningkat hampir 100 persen. Sebagian besar penyakit tersebut terjadi akibat penyakit jantung.

Baca juga: Cara Tingkatkan Daya Tahan Tubuh, dari Tidur hingga Mengatur Stres

Mengapa berat badan berlebihan bisa berbahaya?

Berat badan ekstra memicu resistensi insulin, yang memicu ketedakseimbangan kadar gula dalam darah.

Semakin banyak lemak di tubuh, tingkat resistensi insulin semakin tinggi pula.

Hal ini bisa menyebabkan tubuh mengeluarkan lebih banyak insulin, yang membuat lemak di tubuh semakin bertambah.

Kondisi ini bisa menjadi lingkaran setan yang lambat laun memicu sindrom metabolik atau diabetes.

Diabetes itulah yang bisa meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke hingga tiga kali lipat.

Di sisi lain, lemak tubuh juga mempengaruhi kadar lipid darah. Semakin banyak lemak tubuh, semakin tinggi kadar kolesterol jagat dan trigliserida.

Hal ini turut menurunkan kadar kolesterol baik yang dibutuhkan tubuh. Alhasil, jantung harus berusaha keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh hingga tekanan darah pun meningkat.

Seiring waktu, hal tersebut meningkatkan risiko gagal jantung dan aritmia. Hal inilah yang membuat berat badan berlebih bisa menimbulkan berbagai bahaya kesehatan.

Ukuran berat badan ideal

Berat badan ideal setiap orang berbeda-beda, tergantung tinggi badan dan massa otot. Biasanya, patokan berat badan ideal didasarkan pada perhitungan indeks massa tubuh.

Untuk mendapatkan angka indeks massa tubuh atau BMI, kita bisa membagi berat badan dalam kilogram dengan tinggi badan dalam meter kuadrat.

Jika indeks massa tubuh Anda di kisaran 18,5 dan 24,9 hal ity menunjukan bahwa berat badan Anda normal.

Seseorang bisa dianggap mengalami kelebihan berat badan jika indeks massa tubuh berada di angka 25-29,9. Jika berada di atas angka30, hal itu sudah menandakan obesitas.

Selain indeks massa tubuh, Anda juga bisa mengukur dari lingkar pinggang.

Baca juga: 3 Cara Menurunkan Demam dengan Kompres Hangat

Ada cara yang lebih mudah untuk menentukan apakah Anda kelebihan berat badan. Cukup ambil pita pengukur dan ukur pinggang Anda tepat di atas tulang pinggul.

Bagi pria, lingkar pinggang ideal adalahJika Anda seorang pria dengan ukuran pinggang 101 centimeter. Untuk wanita, lingkar pinggal ideal adalah 88 centimeter.

Lebih dari itu, maka bisa dianggap sebagai kategori obesitas atau kelebihan berat badan dan besar risikonya untuk mengalami penyakit jantung, salah satu pemicu kematian terbesar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Kolegium Desak SPO UKOMNAS Disahkan: Demi Retaker dan Masa Depan Tenaga Kesehatan
Kolegium Desak SPO UKOMNAS Disahkan: Demi Retaker dan Masa Depan Tenaga Kesehatan
Health
Bukan Sekadar Varises, Ini Bahaya Chronic Venous Insufficiency yang Dialami Trump
Bukan Sekadar Varises, Ini Bahaya Chronic Venous Insufficiency yang Dialami Trump
Health
Donald Trump Alami Chronic Venous Insufficiency, Ini Penjelasan Kondisinya
Donald Trump Alami Chronic Venous Insufficiency, Ini Penjelasan Kondisinya
Health
Warga Pamekasan Positif COVID-19, Pemkab Keluarkan Surat Edaran Kewaspadaan
Warga Pamekasan Positif COVID-19, Pemkab Keluarkan Surat Edaran Kewaspadaan
Health
Banyak Dokter, Memangnya Kita Sehat?
Banyak Dokter, Memangnya Kita Sehat?
Health
Kasus Covid-19 Naik di AS, Varian Nimbus Jadi Pemicu Lonjakan Terbaru
Kasus Covid-19 Naik di AS, Varian Nimbus Jadi Pemicu Lonjakan Terbaru
Health
14 Juta Anak di Dunia Tak Pernah Divaksin, WHO Peringatkan Ancaman Wabah Global
14 Juta Anak di Dunia Tak Pernah Divaksin, WHO Peringatkan Ancaman Wabah Global
Health
Waspada Pneumonia, Dokter Imbau Vaksinasi untuk Turunkan Risiko Kematian
Waspada Pneumonia, Dokter Imbau Vaksinasi untuk Turunkan Risiko Kematian
Health
Suplemen Herbal Tak Selalu Aman, Dokter Temukan Kasus Kerusakan Hati Akibat Kunyit
Suplemen Herbal Tak Selalu Aman, Dokter Temukan Kasus Kerusakan Hati Akibat Kunyit
Health
Lari Bisa Jadi Bumerang Jika Abaikan Sinyal Tubuh, Ini Gejala yang Harus Diwaspadai
Lari Bisa Jadi Bumerang Jika Abaikan Sinyal Tubuh, Ini Gejala yang Harus Diwaspadai
Health
Pentingnya Deteksi Dini Penyakit Jantung pada Pelari Muda, Ini Penjelasan Dokter
Pentingnya Deteksi Dini Penyakit Jantung pada Pelari Muda, Ini Penjelasan Dokter
Health
Cek Jantung Dulu Sebelum Lari Jauh, Ini Tes yang Disarankan Dokter...
Cek Jantung Dulu Sebelum Lari Jauh, Ini Tes yang Disarankan Dokter...
Health
Tidak Semua Serangan Jantung Saat Lari Disebabkan Pembuluh Tersumbat, Ini Kata Dokter
Tidak Semua Serangan Jantung Saat Lari Disebabkan Pembuluh Tersumbat, Ini Kata Dokter
Health
Waspadai Serangan Jantung Mendadak Saat Olahraga Lari, Ini Kata Dokter...
Waspadai Serangan Jantung Mendadak Saat Olahraga Lari, Ini Kata Dokter...
Health
Dokter Ingatkan Pola Makan Anak Tak Cukup Hanya Karbohidrat, Perlu Gizi Seimbang
Dokter Ingatkan Pola Makan Anak Tak Cukup Hanya Karbohidrat, Perlu Gizi Seimbang
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau