Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Sindrom Stevens Johnson, Penyakit Langka Pada Kulit

Kompas.com - 01/03/2022, 08:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

Sumber NHS
Daftar Isi
Tutup

KOMPAS.com - Sindrom steven johnson mungkin kurang familiar bagi sebagian besar orang. Sindrom ini memang tergolong penyakit langka.

Sindrom stevens johnson adalah gangguan langka yang mempengaruhi kulit, selaput lendir, alat kelamin dan mata.

Sindrom Stevens-Johnson biasanya disebabkan oleh reaksi merugikan yang tidak terduga terhadap obat-obatan tertentu. Terkadang juga bisa disebabkan oleh infeksi.

Baca juga: Desa KKN Jokowi Dituding Baru Berdiri Tahun 2000, Sekdes Ketoyan: Kami Sudah Ada Sejak 1954

Sindrom stevens johnson biasanya diawali gejala seperti flu, lalu diikuti dengan ruam merah atau ungu yang menyebar dan membentuk lepuh. Kulit yang terkena efeknya akhirnya mati dan mengelupas.

Sindrom Stevens Johnson adalah keadaan darurat medis yang memerlukan perawatan di rumah sakit.

Pengobatan dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab yang mendasari, mengontrol gejala dan mencegah komplikasi.

Baca juga: Kafein bisa Mengurangi Risiko Penyakit Jantung

Apa penyebabnya?

Pada anak-anak, sindrom stevens johnson biasanya dipicu oleh infeksi virus, seperti:

  • penyakit gondok
  • flu
  • virus herpes simpleks, yang menyebabkan luka 
  • Virus Coxsackie, yang menyebabkan penyakit Bornholm
  • Virus Epstein-Barr, yang menyebabkan demam kelenjar
  • infeksi bakteri.

Pada orang dewasa, sindrom Stevens-Johnson sering disebabkan oleh reaksi obat yang merugikan.

Obat-obatan yang paling sering menyebabkan sindrom steven johnson adalah alopurinol, karbamazepin, lamotrigin, nevirapine, fenobarbital, fenitoin, sulfametokazol, sertraline, dan sulfasalazin.

Di sisi lain, ada beberapa faktor risiko yang memicu sindrom ini. Berikut faktor risiko tersebut:

  • infeksi virus seperti herpes, hepatitis, pneumonia virus atau HIV
  • sistem kekebalan yang melemah sebagai akibat dari HIV atau AIDS, kondisi autoimun, seperti lupus, atau perawatan tertentu, seperti kemoterapi dan transplantasi organ.
  • riwayat keluarga sindrom Stevens-Johnson.

Baca juga: Bagaimana Cara Mengobati Anemia?

Sindrom Stevens-Johnson harus didiagnosis oleh dokter kulit (spesialis kulit). Diagnosis sering didasarkan pada kombinasi dari:

  • gejala
  • pemeriksaan fisik
  • riwayat medis (termasuk obat apa pun yang Anda minum baru-baru ini)

Untuk memastikan diagnosis, dokter biasanya melakukan biopsi dengan mengambil sampel kecil kulit untuk diuji di laboratorium.

Tanpa pengobatan, gejalanya bisa menjadi sangat parah dan bisa mengancam nyawa.

Baca juga: Bobby Ingatkan Warga Sumut Terima Keputusan 4 Pulau: Aceh Tetangga Kita, Jangan Mau Terhasut

Kasus sindrom Stevens-Johnson yang parah mungkin perlu dirawat di unit perawatan intensif (ICU) atau unit luka bakar.

Langkah pertama adalah berhenti minum obat apa pun yang mungkin menyebabkan sindrom Stevens-Johnson.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Dokter Beri Alasan Cukup Tidur untuk Orang Dewasa Sangat Penting
Dokter Beri Alasan Cukup Tidur untuk Orang Dewasa Sangat Penting
Health
Menyibak Masa Depan Rawat Inap Standar di Rumah Sakit
Menyibak Masa Depan Rawat Inap Standar di Rumah Sakit
Health
79 Persen Wilayah Indonesia Bebas Malaria, Menkes Optimistis Eliminasi Kasusnya
79 Persen Wilayah Indonesia Bebas Malaria, Menkes Optimistis Eliminasi Kasusnya
Health
Prevalensi Anemia Defisiensi Besi pada Anak Tinggi, IDAI Sebut Ini Efeknya…
Prevalensi Anemia Defisiensi Besi pada Anak Tinggi, IDAI Sebut Ini Efeknya…
Health
Pengobatan Penyakit Sel Sabit: Ada Obat Harian dan Terapi Gen
Pengobatan Penyakit Sel Sabit: Ada Obat Harian dan Terapi Gen
Health
Hari Sel Sabit Sedunia: Kenali Gejala Awal dan Tanda Darurat Penyakit Sel Sabit
Hari Sel Sabit Sedunia: Kenali Gejala Awal dan Tanda Darurat Penyakit Sel Sabit
Health
Dokter Peringatkan Kurang Tidur Bisa Sebabkan Hipertensi
Dokter Peringatkan Kurang Tidur Bisa Sebabkan Hipertensi
Health
Hari Sel Sabit Sedunia: Mutasi Genetik Jadi Akar Penyebab Penyakit Sel Sabit
Hari Sel Sabit Sedunia: Mutasi Genetik Jadi Akar Penyebab Penyakit Sel Sabit
Health
IDAI: Anemia Bisa Rusak Otak Anak dan Turunkan Kecerdasan, Ini Langkah Pencegahannya
IDAI: Anemia Bisa Rusak Otak Anak dan Turunkan Kecerdasan, Ini Langkah Pencegahannya
Health
Kepala BGN: MBG Jadi Solusi Anak Bisa Minum Susu dan Makan Bergizi
Kepala BGN: MBG Jadi Solusi Anak Bisa Minum Susu dan Makan Bergizi
Health
Hari Sel Sabit Sedunia: Penyakit Langka yang Diam-diam Merenggut Nyawa di Usia Muda
Hari Sel Sabit Sedunia: Penyakit Langka yang Diam-diam Merenggut Nyawa di Usia Muda
Health
700 Lebih Kasus Hamil di Bawah Umur di Lombok Timur, Dokter: Ini Berisiko Tinggi
700 Lebih Kasus Hamil di Bawah Umur di Lombok Timur, Dokter: Ini Berisiko Tinggi
Health
Bahaya Anemia: Tubuh Terlihat Sehat tapi Kekurangan Zat Besi
Bahaya Anemia: Tubuh Terlihat Sehat tapi Kekurangan Zat Besi
Health
Ada 179 Kasus Covid-19 di Indonesia per Minggu ke-24 2025
Ada 179 Kasus Covid-19 di Indonesia per Minggu ke-24 2025
Health
20 Ribu Lebih Orang Indonesia Terkena Sifilis, Kenali Ini Gejalanya…
20 Ribu Lebih Orang Indonesia Terkena Sifilis, Kenali Ini Gejalanya…
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau