Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Tak Boleh Sering Sahur dan Berbuka Puasa dengan Mi Instan

Kompas.com - 12/04/2022, 22:00 WIB
Giovani Cornelia,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mi instan kerap diidentikan dengan makanan yang bisa segera dikonsumsi dengan harga yang relatif murah.

Bagi orang Indonesia, mengonsumsi mi instan adalah hal yang biasa. Ada yang menjadikan mie instan sebagai kebiasaan makan, ada juga yang menjadikannya sebagai guilty pleasure.

Banyak yang menjadi penggemar mi instan tidak hanya karena rasanya yang beragam dan menggugah selera, tetapi juga karena harganya yang ekonomis dan prosesnya yang praktis.

Tidak dapat dipungkiri, selama bulan Ramadan pun banyak yang masih mengonsumsi mi instan untuk mengejar imsak saat terlambat bangun sahur atau sekadar memuaskan rasa ngidam saat buka puasa.

Baca juga: Kenapa Sering Makan Mie Instan Bisa Berdampak Buruk pada Kesehatan?

Tapi, apakah sering mengonsumsi mi instan saat sahur atau berbuka puasa aman bagi kesehatan tubuh?

Sayangnya, banyak pakar kesehatan yang mengatakan bahwa makan mi instan saat sahur atau buka puasa memiliki efek yang buruk bagi tubuh. Inilah berbagai alasan kita perlu menghindari terlalu banyak mengonsumsi mi instan selama Ramadhan.

Kandungan gizi tidak cukup untuk tubuh

Menurut ahli gizi RS Indriati Solo Baru, Rista Yulianti Mataputun, SGz pada artikel Kompas.com hari Minggu (02/05/2020), sahur dengan mi instan sangat tidak dianjurkan karena kandungan gizinya yang tidak cukup untuk menyokong tubuh selama puasa.

Baca juga: Cara Rumit AS Serang Iran: Kasih Umpan Palsu, Bomber B-2 Kejutkan dengan 14 Rudal

Kandungan dalam mi instan hanya mengandung sebagian besar karbohidrat atau kalori yang akan membuat orang yang mengonsumsinya lebih cepat lapar.

Seorang pakar gizi, dr. Samuel Oetoro, SpGK menjelaskan pada artikel Kompas.com hari Rabu (31/05/2017) bahwa ada beberapa efek kesehatan yang dialami oleh orang yang berpuasa selama 14 jam.

Saat berpuasa tanpa makanan, kadar gula darah pada orang akan menurun sehingga merasa lemas. Ditambah lagi jika tidak minum selama 14 jam, orang tersebut juga berisiko kekurangan air atau mengalami dehidrasi.

Maka dari itu, penting untuk mengisi tubuh dengan bahan-bahan makanan bergizi seimbang seperti sumber energi, protein, lemak, dan serat.

Baca juga: Waspadai Dampak Buruk Makan Mie Instan Pakai Nasi

Bahanya kelebihan karbohidrat

Salah satu kebiasaan orang Indonesia lainnya adalah mengkombinasikan mi instan dengan nasi dan telur. Kebiasaan ini bermaksud untuk menambahkan nilai gizi dalam mi instan.

Lalu, jika mengkombinasikan mi instan dengan nasi dan telur apakah mencukupi kandungan gizi?

Pada artikel Kompas.com hari Selasa (07/05/2019), dr. Samuel dengan tegas melarang sahur dengan nasi, mi instan, dan telur.

Baca juga: Dukcapil Ungkap Perbedaan Warna Latar Belakang Merah dan Biru pada Foto KTP, Apa Artinya?

Samuel mengatakan, “Kalau dia makan nasi dengan mi instan, itu artinya karbohidrat dengan karbohidrat yang sama-sama sederhana dan diserapnya cepat. Dia juga akan cepat lapar.”

Tak hanya itu, dr. Juwalita Surapsari, M.Gizi, Sp. GK pada artikel Kompas.com hari Selasa (07/05/2019) juga mengungkapkan alasan lain tidak baik hanya mengkombinasikan mi instan dengan nasi.

Juwalita menyampaikan, “Kelebihan karbohidrat akan menyebabkan kantuk. (Jadi) seratnya harus disesuaikan, misalnya dengan menambahkan buah yang tinggi serat.”

Baca juga: Amarah Negara Arab Meluap Usai AS Serang Iran

Perlu menambahkan protein dan serat

Menurut Samuel, sahur yang ideal terdiri dari beras merah atau karbohidrat lain yang tinggi serat, ikan atau daging ayam yang tidak digoreng sebagai sumber protein, serta sayur dan buah yang tinggi air.

Namun, bagaimana jika tidak ada karbohidrat lain dan terdesak harus makan mi instan?

Juwalita menyatakan bahwa sahur dengan nasi dan mi instan diperbolehkan selama serat dan proteinnya mencukupi.

Baca juga: 3 Cara Memasak Mie Instan Agar Lebih Sehat

Hal ini dapat dilakukan dengan menambahkan telur atau daging ke menu nasi dan mi instan, atau menambahkan sayur dan buah.

Perlu juga diperhatikan jumlah serat dengan jumlah karbohidrat agar proporsional, yaitu serat setidaknya harus 10 persen dari karbohidratnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh ahli gizi Rista Yulianti, SGz. Lebih baik jika ditambahkan sayuran. “Sayur mengandung serat sehingga rasa kenyang lebih lama,” ujar Rista.

Ternyata banyak ahli yang mengatakan pendapat serupa mengenai hal ini.

Baca juga: Parlemen Iran Sepakat Tutup Selat Hormuz, Ekonomi Dunia Siap-siap Terguncang

Dokter Spesialis Gizi Klinik Saptawati Bardosono pada artikel Kompas.com hari Minggu (21/06/2015) mengutarakan bahwa jika terpaksa harus makan mi instan, tambahkanlah telur dan sayuran agar membuat Anda lebih bertenaga saat berpuasa.

(Sumber: KOMPAS.com/ Dian Maharani, Shierine Wangsa Wibawa, Irawan Sapto Adhi, | Editor: Bestari Kumala Dewi, Shierine Wangsa Wibawa, Irawan Sapto Adhi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Alat Tes Deteksi Dini Kanker Asal Jepang Tunjukkan Hasil Menjanjikan
Alat Tes Deteksi Dini Kanker Asal Jepang Tunjukkan Hasil Menjanjikan
Health
Pengapuran Lutut Apakah Harus Operasi? Ini Penjelasan Dokter...
Pengapuran Lutut Apakah Harus Operasi? Ini Penjelasan Dokter...
Health
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Apa Tertelan Lebah Bisa Sebabkan Serangan Jantung?
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Apa Tertelan Lebah Bisa Sebabkan Serangan Jantung?
Health
Waspada Virus Hanta, Kemenkes Laporkan 8 Kasus di Indonesia
Waspada Virus Hanta, Kemenkes Laporkan 8 Kasus di Indonesia
Health
Miliuner India Sunjay Kapur Meninggal Usai Diduga Menelan Lebah
Miliuner India Sunjay Kapur Meninggal Usai Diduga Menelan Lebah
Health
Demam Mulai Turun Bukan Berarti Sembuh, Justru Fase Paling Mematikan DBD Bisa Dimulai
Demam Mulai Turun Bukan Berarti Sembuh, Justru Fase Paling Mematikan DBD Bisa Dimulai
Health
Demam Biasa Bisa Sembuh, Tapi Demam Berdarah Bisa Berujung Maut Bila Tak Ditangani
Demam Biasa Bisa Sembuh, Tapi Demam Berdarah Bisa Berujung Maut Bila Tak Ditangani
Health
Remaja 19 Tahun Diduga Alami Alzheimer, Kasus Termuda yang Pernah Dilaporkan
Remaja 19 Tahun Diduga Alami Alzheimer, Kasus Termuda yang Pernah Dilaporkan
Health
Alami Stevens Johnson Syndrome, Apakah Bahaya?
Alami Stevens Johnson Syndrome, Apakah Bahaya?
Health
Sakit Kulit Jokowi Dituding Stevens Johnson Syndrome, Kenali Ruam Khas Penyakit Ini…
Sakit Kulit Jokowi Dituding Stevens Johnson Syndrome, Kenali Ruam Khas Penyakit Ini…
Health
Jokowi Sakit Kulit Dituding Steven Johnson Syndrome, Ketahui Ini Faktanya…
Jokowi Sakit Kulit Dituding Steven Johnson Syndrome, Ketahui Ini Faktanya…
Health
Dari Hengki Kawilarang Meninggal dengan Komplikasi Diabetes, Kenali Ini Gejalanya…
Dari Hengki Kawilarang Meninggal dengan Komplikasi Diabetes, Kenali Ini Gejalanya…
Health
Gejala Kanker Kolorektal Sering Diabaikan, Ini Peringatan Ahli untuk Kaum Muda
Gejala Kanker Kolorektal Sering Diabaikan, Ini Peringatan Ahli untuk Kaum Muda
Health
Dokter: Perubahan Gaya Hidup adalah Kunci Utama Cegah Pengapuran Sendi Lutut
Dokter: Perubahan Gaya Hidup adalah Kunci Utama Cegah Pengapuran Sendi Lutut
Health
Hengki Kawilarang Meninggal dengan Kreatinin Tinggi, Ini Gejalanya…
Hengki Kawilarang Meninggal dengan Kreatinin Tinggi, Ini Gejalanya…
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau