Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

12 Gejala Hepatitis Misterius Akut pada Anak yang Perlu Diwaspadai

Kompas.com - 02/05/2022, 19:19 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan meminta masyarakat untuk mewaspadai penyakit hepatitis akut pada anak.

Dilansir dari SehatNegeriku, Senin (2/5/2022), penyebab hepatitis akut pada anak ini masih misterius alias belum diketahui.

Para ahli masih melakukan penyelidikan penyakit yang kali pertama teridentifikasi di Inggris, pada 5 April 2022 ini.

Baca juga: Sudah Memakan 3 Korban, Begini Cara Mencegah Hepatitis Akut

Hingga kini, tercatat sudah lebih dari 170 kasus hepatitis misterius menyerang anak-anak usia satu bulan sampai 16 tahun di 12 negara.

Di antaranya Inggris, Spanyol, Israel, Amerika Serikat, Denmark, Irlandia, Belanda, Italia, Norwegia, Prancis, Romania, dan Belgia.

Di Indonesia, terdapat tiga pasien anak diduga mengidap hepatitis akut yang dirawat di RSUPN Dr. Ciptomangunkusumo Jakarta dan meninggal dunia, dalam rentang waktu dua minggu sejak 30 April 2022.

Ketiga pasien anak ini dirujuk dari rumah sakit yang berada di wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Barat.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan Kejadian Luar Biasa (KLB) pada kasus hepatitis akut pada anak yang belum diketahui penyebabnya ini sejak 15 April 2022.

Untuk meningkatkan kewaspadaan pada penyakit misterius ini, kenali gejala hepatitis akut pada anak dan cara mencegahnya.

Baca juga: 11 Gejala Hepatitis yang Tak Boleh Disepelekan

Gejala hepatitis misterius akut pada anak

Terdapat sejumlah gejala hepatitis akut pada anak yang perlu diwaspadai para orangtua.

Dikutip dari laman resmi Instagram Ikatan Dokter Anak Indonesia, berikut beberapa di antaranya:

  • Kesadaran menurun
  • Demam tinggi atau pernah mengalami demam
  • Warna urine jadi gelap mirip teh
  • Kotoran buang air besar jadi pucat
  • Kulit dan bagian putih mata jadi kekuningan
  • Gatal-gatal tanpa sebab jelas
  • Nyeri sendi atau pegal-pegal
  • Mual dan muntah
  • Sakit perut
  • Badan lesu
  • Tidak nafsu makan
  • Diare mendadak

Menurut Kementerian Kesehatan, gejala hepatitis misterius ini paling umum yakni kulit kekuningan, gangguan pencernaan seperti sakit perut, diare, dan muntah-muntah. Jarang dilaporkan gejala demam.

Baca juga: Obat Hepatitis A, B, dan C untuk Menyembuhkan Penyakit

Cara mencegah hepatitis misterius akut pada anak

Meskipun sudah ada dugaan kasus hepatitis misterius di Indonesia, namun setiap orangtua jangan panik berlebihan.

Terdapat beberapa cara melindungi anak dari hepatitis akut yang kemungkinan tengah merebak, di antaranya:

  • Sering cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, termasuk anak-anak
  • Berikan keluarga air minum yang bersih dan matang
  • Berikan anak makanan yang higienis dan matang. Jangan berikan makanan mentah atau setengah matang
  • Buang tinja atau popok sekali pakai pada tempatnya
  • Biasakanlah untuk menggunakan alat makan sendiri-sendiri. Jangan berbagi piring, gelas, sendok, atau alat makan secara bergantian
  • Apabila keluar rumah, upayakan seluruh keluarga menggunakan masker, hindari kerumunan, dan jaga jarak aman dari orang lain
  • Hindari kontak dengan orang sakit

Lakukan beberapa langkah pencegahan di atas. Jika orangtua menemukan beberapa gejala hepatitis akut pada anak di atas, segera konsultasikan ke dokter.

Baca juga: Perbedaan Hepatitis A, B, dan C yang Perlu Diketahui

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Terkini Lainnya
Cegah Tulang Keropos di Masa Tua, Dokter: Aktif Bergerak dan Nutrisi Tepat adalah Kunci
Cegah Tulang Keropos di Masa Tua, Dokter: Aktif Bergerak dan Nutrisi Tepat adalah Kunci
Health
Pilih Pembersih Wajah dengan pH Rendah, Ini Kata Dokter Kulit...
Pilih Pembersih Wajah dengan pH Rendah, Ini Kata Dokter Kulit...
Health
Rujukan Berjenjang JKN Bukan untuk Mempersulit, Ini Penjelasan BPJS Kesehatan
Rujukan Berjenjang JKN Bukan untuk Mempersulit, Ini Penjelasan BPJS Kesehatan
Health
Munira Abdulla Sadar Setelah 27 Tahun: Harapan dari Kondisi Minimally Conscious
Munira Abdulla Sadar Setelah 27 Tahun: Harapan dari Kondisi Minimally Conscious
Health
BPOM Cabut Izin Edar 16 Produk Kosmetik yang Disalahgunakan untuk Injeksi
BPOM Cabut Izin Edar 16 Produk Kosmetik yang Disalahgunakan untuk Injeksi
Health
Siloam Lakukan Operasi Batu Empedu Robotik Perdana, Pasien Pulih Lebih Cepat
Siloam Lakukan Operasi Batu Empedu Robotik Perdana, Pasien Pulih Lebih Cepat
Health
Hari Kanker Paru Sedunia 2025: Seruan Global untuk Kesadaran, Deteksi Dini, dan Akses Setara
Hari Kanker Paru Sedunia 2025: Seruan Global untuk Kesadaran, Deteksi Dini, dan Akses Setara
Health
Waspada, Ini Daftar 34 Kosmetik yang Dilarang BPOM karena Mengandung Bahan Berbahaya
Waspada, Ini Daftar 34 Kosmetik yang Dilarang BPOM karena Mengandung Bahan Berbahaya
Health
BPOM Ungkap Kandungan Berbahaya dalam 34 Produk Kosmetik, Termasuk Merkuri dan Timbal
BPOM Ungkap Kandungan Berbahaya dalam 34 Produk Kosmetik, Termasuk Merkuri dan Timbal
Health
Hari Kanker Paru Sedunia 2025: Dorongan Global untuk Deteksi Dini dan Kesetaraan Akses Perawatan
Hari Kanker Paru Sedunia 2025: Dorongan Global untuk Deteksi Dini dan Kesetaraan Akses Perawatan
Health
Pemerintah Mulai Cek Kesehatan Gratis untuk 53,8 Juta Anak Sekolah
Pemerintah Mulai Cek Kesehatan Gratis untuk 53,8 Juta Anak Sekolah
Health
6,7 Persen Warga Jateng Terdeteksi Alami Gangguan Jiwa Lewat Program Dokter Keliling
6,7 Persen Warga Jateng Terdeteksi Alami Gangguan Jiwa Lewat Program Dokter Keliling
Health
Burnout Tak Hanya Soal Lelah, Ini Ciri dan Cara Mengatasinya Menurut Psikolog
Burnout Tak Hanya Soal Lelah, Ini Ciri dan Cara Mengatasinya Menurut Psikolog
Health
Demam Berdarah Tak Lagi Musiman, Dokter Ingatkan Ancaman Dengue Sepanjang Tahun
Demam Berdarah Tak Lagi Musiman, Dokter Ingatkan Ancaman Dengue Sepanjang Tahun
Health
Makan Lebih Awal, Risiko Obesitas Lebih Rendah: Ini Penjelasan Ahli Gizi
Makan Lebih Awal, Risiko Obesitas Lebih Rendah: Ini Penjelasan Ahli Gizi
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Terpopuler
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau