Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Manfaat Akupuntur, Atasi Sakit Kepala hingga Efek Kemoterapi

Kompas.com - 10/06/2022, 13:00 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Akupuntur merupakan teknik kesehatan dari Tiongkok yang dilakukan dengan cara menusukkan jarum kecil pada titik-titik tertentu di tubuh.

Pada dasarnya, akupuntur bertujuan untuk menyeimbangkan energi tubuh (qi) pada jalur energi yang disebut meridian.

Pengobatan ini umumnya tidak menyebabkan sakit, meski menggunakan jarum sebagai alat yang ditusuk ke tubuh manusia.

Baca juga: Akupuntur Terbukti Bisa Turunkan Berat Badan, Kok Bisa?

Berdasarkan penelitan Grant Chu, asisten profesor klinis di University of California, Los Angeles, akupuntur memiliki banyak manfaat positif.

Meredakan nyeri kronis

Akupuntur dapat membantu mengurangi nyeri punggung bagian bawah dan lutut akibat osteoarthritis (OA) atau ausnya jaringan pelindung di ujung tulang (tulang rawan) yang terjadi bertahap dan semakin parah.

Sebuah jurnal yang diterbitkan pada Mei 2017 di Pain, hampir 18 ribu pasien nyeri kronis (termasuk nyeri punggung bawah, leher, dan bahu), merasakan bahwa akupuntur mengurangi rasa sakit selama 12 bulan.

Baca juga: Uang Miliaran Hasil Menyanyi Ludes Tinggal Rp 10.000, Farel Prayoga: Akibat Orangtua Enggak Bijak Mengelolanya

Kemudian, studi yang dilakukan University Medical Center of Berlin menyatakan, pasien nyeri punggung yang menerima pengobatan ini selama 8 minggu akan menunjukkan pemulihan yang signifikan.

Atasi sakit kepala dan migrain

Terapi akupuntur ternyata dapat erangsang saraf dalam melepaskan hormon endorfin atau zat kimia yang berperan sebagai penghilang rasa sakit.

Melihat fungsinya sebagai penghilang rasa sakit, otomatis bisa membantu mengatasi migrain dan sakit kepala.

Baca juga: 10 Cara Mengatasi Migrain secara Alami dan dengan Obat

Meredakan asma

Akupuntur dapat menjadi obat tambahan bagi penderita asma, khususnya yang disebabkan karena alergi.

Dalam jurnal yang diterbitkan The Journal of Alternative and Complementary Medicine pada April 2017, penderita asma yang menerima 15 perawatan akupuntur selama tiga bulan bisa pulih lebih cepat.

Atasi efek samping kemoterapi

Metode kemoterapi yang biasanya dilakukan oleh penderita kanker menimbulkan efek samping berupa mual dan muntah. Seiring bertambahnya dosis kemoterapi, seorang pasien juga mengalami efek samping lain, seperti sakit kepala, pusing dan sembelit.

Baca juga: Kata-kata Gerald Vanenburg Usai Skor Indonesia Vs Filipina 1-0

Dalam penelitian yang diterbitkan di National Library of Medicine, efek samping tersebut ternyata bisa diredakan dengan akupuntur.

Para peneliti menyimpulkan, akupunktur adalah terapi komplementer yang aman dan efektif untuk pasien dengan kanker yang mengalami efek samping mual, muntah, dan pusing, akibat kemoterapi.

Stres, cemas, dan depresi ringan

Akupuntur dapat menangkal stres dengan cara melepaskan neurotransmitter seperti hormom endorfin dan mengurangi produksi hormon stres seperti kortisol.

Terapi ini juga membantu meningkatkan sirkulasi darah sehingga melancarkan distribusi oksigen ke jaringan tubuh dan melepaskan kortisol (hormon stres).

Baca juga: Bisakah Rambut Tumbuh setelah Kemoterapi?

Riset yang diterbitkan dalam Medical Acupuncture membuktikan metode pengobatan akupuntur yang dikombinasikan dengan diet 2000 kalori dan jalan kaki 15 menit setiap hari membantu menurunkan berat badan.

Dalam riset tersebut, peneliti membuktikan bahwa sesi akupuntur 15 menit sehari membantu para wanita untuk menurunkan berat baan hingga 4,5 kilogram.

Para wanita yang melakukan sesi akupuntur juga mengalami penurunan nafsu makan yang turut membantu mencapai tubuh ideal.

Baca juga: Gaya Pidato Gibran di Hadapan TNI-Polri Peserta Pendidikan Lemhannas

Atasi Insomnia

Insomnia biasanya diobati dengan obat-obatan seperti obat penenang. Namun, penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan efek samping negatif, seperti kantuk berlebihan dan ketergantungan obat.

Menurut penelitian yang diterbitkan di Sleep Medicine pada September 2017, Akupuntur dapat menjadi terapi bermanfaat bagi penderita insomnia atau orang yang mengalami gangguan tidur.

Dalam uji coba terkontrol secara acak, orang dengan insomnia yang menerima akupuntur tiga kali seminggu selama satu bulan menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam kualitas tidur.

Menurut Sheinberg, akupuntur dapat bekerja untuk meringankan insomnia dengan menenangkan sistem saraf simpatik, atau respon fight-or-flight agar seseorang dapat terlelap.

Akupuntur juga memicu produksi hormon serotonin yang berperan enting dalam memperbaiki suasana hati, sehingga membuat seseorang terhindar dari stres dan dapat tidur dengan nyenyak.

Baca juga: Apakah Insomnia Berbahaya bagi Kesehatan?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Kolegium Desak SPO UKOMNAS Disahkan: Demi Retaker dan Masa Depan Tenaga Kesehatan
Kolegium Desak SPO UKOMNAS Disahkan: Demi Retaker dan Masa Depan Tenaga Kesehatan
Health
Bukan Sekadar Varises, Ini Bahaya Chronic Venous Insufficiency yang Dialami Trump
Bukan Sekadar Varises, Ini Bahaya Chronic Venous Insufficiency yang Dialami Trump
Health
Donald Trump Alami Chronic Venous Insufficiency, Ini Penjelasan Kondisinya
Donald Trump Alami Chronic Venous Insufficiency, Ini Penjelasan Kondisinya
Health
Warga Pamekasan Positif COVID-19, Pemkab Keluarkan Surat Edaran Kewaspadaan
Warga Pamekasan Positif COVID-19, Pemkab Keluarkan Surat Edaran Kewaspadaan
Health
Banyak Dokter, Memangnya Kita Sehat?
Banyak Dokter, Memangnya Kita Sehat?
Health
Kasus Covid-19 Naik di AS, Varian Nimbus Jadi Pemicu Lonjakan Terbaru
Kasus Covid-19 Naik di AS, Varian Nimbus Jadi Pemicu Lonjakan Terbaru
Health
14 Juta Anak di Dunia Tak Pernah Divaksin, WHO Peringatkan Ancaman Wabah Global
14 Juta Anak di Dunia Tak Pernah Divaksin, WHO Peringatkan Ancaman Wabah Global
Health
Waspada Pneumonia, Dokter Imbau Vaksinasi untuk Turunkan Risiko Kematian
Waspada Pneumonia, Dokter Imbau Vaksinasi untuk Turunkan Risiko Kematian
Health
Suplemen Herbal Tak Selalu Aman, Dokter Temukan Kasus Kerusakan Hati Akibat Kunyit
Suplemen Herbal Tak Selalu Aman, Dokter Temukan Kasus Kerusakan Hati Akibat Kunyit
Health
Lari Bisa Jadi Bumerang Jika Abaikan Sinyal Tubuh, Ini Gejala yang Harus Diwaspadai
Lari Bisa Jadi Bumerang Jika Abaikan Sinyal Tubuh, Ini Gejala yang Harus Diwaspadai
Health
Pentingnya Deteksi Dini Penyakit Jantung pada Pelari Muda, Ini Penjelasan Dokter
Pentingnya Deteksi Dini Penyakit Jantung pada Pelari Muda, Ini Penjelasan Dokter
Health
Cek Jantung Dulu Sebelum Lari Jauh, Ini Tes yang Disarankan Dokter...
Cek Jantung Dulu Sebelum Lari Jauh, Ini Tes yang Disarankan Dokter...
Health
Tidak Semua Serangan Jantung Saat Lari Disebabkan Pembuluh Tersumbat, Ini Kata Dokter
Tidak Semua Serangan Jantung Saat Lari Disebabkan Pembuluh Tersumbat, Ini Kata Dokter
Health
Waspadai Serangan Jantung Mendadak Saat Olahraga Lari, Ini Kata Dokter...
Waspadai Serangan Jantung Mendadak Saat Olahraga Lari, Ini Kata Dokter...
Health
Dokter Ingatkan Pola Makan Anak Tak Cukup Hanya Karbohidrat, Perlu Gizi Seimbang
Dokter Ingatkan Pola Makan Anak Tak Cukup Hanya Karbohidrat, Perlu Gizi Seimbang
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau