Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyusui Dapat Turunkan Risiko Depresi Pasca Persalinan

Kompas.com - 03/07/2022, 12:00 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kebanyakan wanita yang baru melahirkan ingin memiliki bonding yang kuat dengan sang buah hati. Menyusui dapat menjadi kontak fisik paling intim antara ibu dengan anak.

Air susu ibu (ASI) merupakan makanan pertama bagi seorang anak. ASI dapat memberi nutrisi, menunjang perkembangan otak anak, sekaligus melindungi bayi dari infeksi dan penyakit.

Itulah mengapa, proses menyusui sangatlah penting bagi ibu dan bayi.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan telah merekomendasikan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dan dilanjutkan hingga anak berusia 2 tahun.

Baca juga: Nutrisi untuk Ibu Hamil dan Menyusui di 1000 Hari Pertama Kehidupan Anak

Menariknya, menyusui ternyata juga memberi manfaat bagi kesehatan mental seorang ibu.

Menyusui cegah depresi pasca persalinan

Dilansir dari Verywell Mind, ibu yang menyusui anaknya dapat terhindar dari depresi pasca persalinan.

Perlu Anda ketahui, postpartum depression atau depresi pasca persalinan sering terjadi pada wanita yang baru saja melahirkan.

Gejala depresi pasca persalinan berupa insomnia, hilang nafsu makan, mudah marah, sedih dan mudah menangis, kesulitan membangun ikatan dengan buah hati.

Depresi pasca persalinan bisa lebih parah apabila dipicu oleh kondisi berikut:

  • Trauma saat melahirkan yang mengakibatkan gangguan stres pasca trauma (PTSD).
  • Riwayat penyakit mental
  • Rasa sakit yang berkelanjutan atau komplikasi setelah melahirkan
  • Kurangnya dukungan dari keluarga atau orang terdekat
  • Masalah dengan pasangan

Baca juga: Benarkah Ibu Menyusui Tak Boleh Konsumsi Makanan Pedas?

Proses menyusui dapat meredakan stres, gangguan kecemasan, dan menciptakan mood positif bagi seorang ibu. Hal itu disebabkan oleh hormon oksitosin yang dilepaskan pada proses menyusui.

Hormon oksitosin sering disebut dengan hormon cinta yang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan mental dan fisik manusia.

Melimpahnya hormon oksitosin yang tercipta saat menyusui otomatis juga menurunkan hormon kortisol yang berperan memengaruhi respons tubuh terhadap stres, secara fisiologis maupun psikologis.

Selain menekan risiko depresi pasca persalinan, menyusui juga memberikan manfaat berikut:

  • Menurunkan berat badan ibu
  • Mengurangi risiko penyakit, seperti hipertensi, radang sendi, penyakit kardiovaskular, diabetes
  • Kontrasepsi alami
  • Menghemat uang

Baca juga: Sering Terjadi Saat Menyusui, Begini Cara Atasi Mastitis

Asupan selama menyusui

Melihat banyaknya manfaat menyusui, seorang ibu tentunya wajib memenuhi asupan nutrisi setelah melahirkan. 

Secara alami ASI memang sudah memiliki nutrisi yang dibutuhkan buah hati Anda, namun kuantitas dan kandungannya sangat dipengaruhi oleh pola makan ibu.

Untuk itu, makan makanan sehat secara rutin akan memberi energi yang cukup bagi Anda menjadi ibu bagi si kecil. Makanan mengandung kalori, lemak, protein, DHA, vitamin D, hingga omega-3 harus dikonsumsi para busui.

Dikutip dari Medical News Today, berikut deretan makanan yang cocok dikonsumsi ibu menyusui.

  1. buah-buahan: melon, pisang, pepaya, mangga, jeruk
  2. sayuran hijau: bayam, kelor, sawi
  3. makanan mengandung protein: ikan laut, daging sapi merah, biji-bijian, kacang-kacangan
  4. produk susu: susu uht, yogurt, keju

Baca juga: 20 Pelancar ASI Alami yang Baik Dikonsumsi Ibu Menyusui

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Waspada Pneumonia, Dokter Imbau Vaksinasi untuk Turunkan Risiko Kematian
Waspada Pneumonia, Dokter Imbau Vaksinasi untuk Turunkan Risiko Kematian
Health
Suplemen Herbal Tak Selalu Aman, Dokter Temukan Kasus Kerusakan Hati Akibat Kunyit
Suplemen Herbal Tak Selalu Aman, Dokter Temukan Kasus Kerusakan Hati Akibat Kunyit
Health
Lari Bisa Jadi Bumerang Jika Abaikan Sinyal Tubuh, Ini Gejala yang Harus Diwaspadai
Lari Bisa Jadi Bumerang Jika Abaikan Sinyal Tubuh, Ini Gejala yang Harus Diwaspadai
Health
Pentingnya Deteksi Dini Penyakit Jantung pada Pelari Muda, Ini Penjelasan Dokter
Pentingnya Deteksi Dini Penyakit Jantung pada Pelari Muda, Ini Penjelasan Dokter
Health
Cek Jantung Dulu Sebelum Lari Jauh, Ini Tes yang Disarankan Dokter...
Cek Jantung Dulu Sebelum Lari Jauh, Ini Tes yang Disarankan Dokter...
Health
Tidak Semua Serangan Jantung Saat Lari Disebabkan Pembuluh Tersumbat, Ini Kata Dokter
Tidak Semua Serangan Jantung Saat Lari Disebabkan Pembuluh Tersumbat, Ini Kata Dokter
Health
Waspadai Serangan Jantung Mendadak Saat Olahraga Lari, Ini Kata Dokter...
Waspadai Serangan Jantung Mendadak Saat Olahraga Lari, Ini Kata Dokter...
Health
Dokter Ingatkan Pola Makan Anak Tak Cukup Hanya Karbohidrat, Perlu Gizi Seimbang
Dokter Ingatkan Pola Makan Anak Tak Cukup Hanya Karbohidrat, Perlu Gizi Seimbang
Health
Sejumlah Penelitian Tegaskan Tak Ada Migrasi BPA dari Galon Polikarbonat ke Air Minum
Sejumlah Penelitian Tegaskan Tak Ada Migrasi BPA dari Galon Polikarbonat ke Air Minum
Health
Konsumsi Suplemen Kunyit Setiap Hari, Perempuan di AS Nyaris Alami Gagal Hati
Konsumsi Suplemen Kunyit Setiap Hari, Perempuan di AS Nyaris Alami Gagal Hati
Health
Vitamin C Mudah Rusak, Ini Cara Memilih Sumber Terbaiknya
Vitamin C Mudah Rusak, Ini Cara Memilih Sumber Terbaiknya
Health
Aman atau Tidak Penuhi Vitamin C Hanya dari Suplemen? Ini Kata Ahli Gizi
Aman atau Tidak Penuhi Vitamin C Hanya dari Suplemen? Ini Kata Ahli Gizi
Health
Perhatikan Dosis, Konsumsi Vitamin C Berlebih Bisa Picu Batu Ginjal
Perhatikan Dosis, Konsumsi Vitamin C Berlebih Bisa Picu Batu Ginjal
Health
Warga Arizona Meninggal Akibat Wabah Pes, Diduga Terkait Kematian Massal Anjing Padang Rumput
Warga Arizona Meninggal Akibat Wabah Pes, Diduga Terkait Kematian Massal Anjing Padang Rumput
Health
BPJS Kesehatan Tegaskan Tak Ada Batas Waktu Rawat Inap bagi Peserta JKN
BPJS Kesehatan Tegaskan Tak Ada Batas Waktu Rawat Inap bagi Peserta JKN
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau