Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dikdik Kodarusman
Dokter RSUD Majalengka

Dokter, peminat kajian autofagi. Saat ini bekerja di RSUD Majalengka, Jawa Barat

Diabetes adalah Sisi Buruk Autofagi

Kompas.com - 12/08/2022, 17:57 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

UNTUK memahami autofagi seperti yang dijelaskan oleh Profesor Christian de Duve, sebaiknya juga mempelajari tentang diabetes.

Ini adalah titik awal Profesor de Duve menemukan mekanisme autofagi. Tidak hanya sisi baik, tapi juga sisi buruknya. Diabetes adalah sisi buruk autofagi!

Banyak yang telah menulis dan mengulas mekanisme autofagi. Baik di luar negeri juga di Indonesia.

Latar belakang penulisnya juga beragam. Ada profesional kesehatan seperti dokter, perawat dan ahli gizi. Yang bukan kalangan kesehatan lebih banyak lagi. Terutama para penggiat diet intermitten fasting.

Semuanya bicara tentang sisi positif mekanisme autofagi. Autofagi dapat menyembuhkan penyakit apapun.

Apalagi di kalangan penggiat intermitten fasting. Mereka bisa membuat target tentang apa yang bisa dicapai mekanisme autofagi melalui puasa sekian jam, sekian hari.

Namun apakah sahabat sadar, segala sesuatu yang ada di dunia ini selalu memiliki sisi baik dan sisi buruk. Selalu berpasangan, tidak satu sisi.

Begitupun dengan mekanisme autofagi. Namun jarang sekali yang membahas sisi buruk ini. Dianggapnya, autofagi adalah terapi alternatif yang sempurna untuk semua penyakit. Semua muncul karena pemahaman yang keliru tentang mekanisme autofagi.

Berkali saya katakan autofagi bukan puasa. Autofagi adalah sebuah mekanisme regenerasi sel. Sayangnya karena kurangnya pemahaman, bukan regenerasi sel yang diperoleh, malah kondisi katastropik. Inilah yang saya lihat sebagai sisi buruk autofagi.

Sisi buruk autofagi itu adalah diabetes melitus. Selama ini orang menyebutnya sebagai mother of disease.

Sumber segala penyakit. Hal ini muncul karena pemahaman yang keliru tentang penyakit ini. Padahal kajian tentang diabetes justru mendahului penelitian tentang autofagi.

Dimulai tahun 1921, saat seorang ahli bedah Frederick Banting dan mahasiswanya Charles Best melakukan percobaan pada pankreas di Toronto, Kanada.

Percobaan tersebut menghasilkan ekstrak pankreas yang kemudian diuji cobakan pada seekor anjing yang mengalami diabetes. Percobaan tersebut berhasil menyembuhkan anjing tersebut.

Tahun 1922, diuji cobakan pertama kali pada manusia. Pasien pertamanya adalah Leonard Thompson, seorang bocah laki-laki berusia 14 tahun.

Anak ini mengalami diabetes dengan buang air kecil hingga 5 liter per hari. Kadar gula darahnya diatas 500 mg/dl, walaupun telah dilakukan pembatasan asupan makanan.

Banting dan Best kemudian memberikan suntikan ekstrak pankreas yang kemudian diketahui sebagai insulin.

Setelah pemberian insulin, kondisi Thompson membaik. Gula darahnya turun hingga 100 mg/dl. Begitupun keluhan banyak kencingnya.

Thompson menjadi lebih segar dan kuat setelah pemberian rutin insulin. Itulah awal mula kesimpulan diabetes sebagai akibat kekurangan insulin.

Pada tahun 1934, ditemukan hormon inkretin oleh ilmuwan asal Belgia Jean La Barre. Diketahui inkretin ini akan memicu pelepasan insulin setelah makan.

Hal ini akan terlihat perbedaannya saat glukosa diberikan perenteral atau dimasukkan langsung ke pembuluh darah. Pemberian perenteral tidak merangsang pelepasan insulin.

Pada tahun 1941, ditemukan kembali glukagon oleh Christian de Duve, juga dari Belgia. Penemuan kembali juga disertai akan temuan fungsi glukagon dalam metabolisme glukosa.

Temuan ini mencapai puncaknya saat ditemukan lisosom dan peroksisom tahun 1963-1964. Kedua organel ini berperan dalam proses autofagi dan glukoneogenesis.

Temuan La Barre dan de Duve seharusnya sudah lama mengubah konsep penyakit diabetes. Diabetes BUKAN akibat kekurangan insulin. Diabetes terjadi karena proses AUTOFAGI!

Iya, diabetes adalah sisi gelap autofagi. Diabetes bukanlah karena kekurangan insulin. Diabetes terjadi karena proses glukoneogenesis yang berlebihan. Proses glukoneogenesis ini akan menghasilkan glukosa.

Glukosa hasil proses glukoneogenesis tidak memicu pelepasan insulin. Hal ini diakibatkan tidak dilepaskannya inkretin. Inkretin pelepasannya oleh karbohidrat di saluran cerna.

Artinya bukan insulin kurang, tapi tidak ada pemicuan inkretin, karena glukosa tidak melalui saluran cerna.

Inkretin terdiri dari GIP (gastric inhibitory peptide). Peptida ini bersifat merangsang pelepasan insulin di pankreas.

Selain GIP juga ada GLP 1 (glucagon like peptide 1), peptida ini bersifat menghambat kerja glukagon. Glukagonlah yang selama ini berperan dalam proses autofagi.

Karena mengabaikan peran glukagon dalam proses penyakit, maka penangananya keliru. Penanganan diabetes lebih berkutat pada upaya untuk menurunkan kadar gula darah.

Padahal proses glukoneogenesis sejatinya adalah mekanisme kompensasi. Kompensasi kekurangan glukosa.

Hal ini tentu saja fatal. Apalagi konsep pengobatan pun akhirnya hanya berusaha untuk mengendalikan kadar gula darah semata.

Tidak pernah dicari hal-hal yang memicu terjadinya glukoneogenesis berlebih. Proses autofagi tak terkendali.

Juga tidak pernah dikaji masalah apa yang ditimbulkan akibat kenaikan gula darah tersebut. Sehingga sulit melihat hubungan terjadinya berbagai komplikasi diabetes dengan proses penyakitnya.

Akhirnya penanganan berkesan menebak-nebak. Hanya sekadar menunda proses katastropik. Padahal masalah yang timbul akibat diabetes bukan dari kenaikan gula darah.

Masalah yang muncul pada diabetes adalah gangguan keseimbangan cairan. Gangguan yang memicu mekanisme kompensasi berbagai organ lainnya.

Karena tidak pernah mengaitkan proses penyakit dengan mekanisme autofagi. Akibatnya, pemberian insulin menjadi pilihan.

Padahal insulin bersifat antagonis dengan glukagon. Akibatnya proses autofagi tidak pernah tuntas. Regenerasi sel yang diharapkan menjadi tujuan tidak tercapai.

Pahami diabetes sebagai bagian dari proses autofagi. Maka penyakit ini akan berakhir. Bahkan berakhir bahagia berupa regenerasi sel.

Jika tidak, maka inilah sisi buruk autofagi yang tidak pernah dipahami. Sisi buruk yang semakin memperburuk kondisi kesehatan seseorang.

Salam, semoga menjadi inspirasi sehat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Siloam Hospital Gelar Digestive Summit 2025, Pamerkan Terobosan Baru untuk Penanganan Masalah Pencernaan
Siloam Hospital Gelar Digestive Summit 2025, Pamerkan Terobosan Baru untuk Penanganan Masalah Pencernaan
Health
Jamur Hitam di Rumah Bisa Sebabkan Gangguan Pernapasan Serius, Ini Kata Ahli
Jamur Hitam di Rumah Bisa Sebabkan Gangguan Pernapasan Serius, Ini Kata Ahli
Health
Kanker Ovarium Sering Terdiagnosis di Stadium Lanjut, Ini Kata Dokter
Kanker Ovarium Sering Terdiagnosis di Stadium Lanjut, Ini Kata Dokter
Health
Terlalu Sering Terpapar Suara Keras Bisa Rusak Pendengaran, Ini Saran Dokter THT
Terlalu Sering Terpapar Suara Keras Bisa Rusak Pendengaran, Ini Saran Dokter THT
Health
Evaluasi 6 Bulan Program Makan Bergizi Gratis, Pakar Soroti Empat Hal Penting
Evaluasi 6 Bulan Program Makan Bergizi Gratis, Pakar Soroti Empat Hal Penting
Health
Rokok Dapat Sebabkan Stunting pada Anak, Ini Penjelasan Pakar dan Kemenkes
Rokok Dapat Sebabkan Stunting pada Anak, Ini Penjelasan Pakar dan Kemenkes
Health
Mengenal Henti Jantung, Kondisi Medis yang Merenggut Nyawa Hulk Hogan
Mengenal Henti Jantung, Kondisi Medis yang Merenggut Nyawa Hulk Hogan
Health
Hulk Hogan Meninggal karena Henti Jantung, Ini Penjelasan Medisnya
Hulk Hogan Meninggal karena Henti Jantung, Ini Penjelasan Medisnya
Health
PPDS Anestesi Unpad Aktif Lagi, Kemenkes Pastikan Sistem Telah Dibenahi
PPDS Anestesi Unpad Aktif Lagi, Kemenkes Pastikan Sistem Telah Dibenahi
Health
IDAI: Anak Sehat dan Cerdas Jadi Kunci Menuju Indonesia Emas 2045
IDAI: Anak Sehat dan Cerdas Jadi Kunci Menuju Indonesia Emas 2045
Health
BPOM Tindak Penjualan Suplemen Blackmores Super Magnesium+ yang Tak Berizin di Indonesia
BPOM Tindak Penjualan Suplemen Blackmores Super Magnesium+ yang Tak Berizin di Indonesia
Health
Daftar Vaksin Anak Sesuai Usia: Panduan Penting bagi Orangtua di Hari Anak Nasional 2025
Daftar Vaksin Anak Sesuai Usia: Panduan Penting bagi Orangtua di Hari Anak Nasional 2025
Health
Hari Anak Nasional 2025: Pakar Ingatkan Risiko Jika Anak Tak Lagi Divaksin
Hari Anak Nasional 2025: Pakar Ingatkan Risiko Jika Anak Tak Lagi Divaksin
Health
Psikolog: Musik Bisa Rangsang Perkembangan Otak Anak, Tapi Waspadai Kontennya
Psikolog: Musik Bisa Rangsang Perkembangan Otak Anak, Tapi Waspadai Kontennya
Health
Ozzy Osbourne Meninggal Dunia, Perjuangan Panjang Lawan Parkinson hingga Emfisema
Ozzy Osbourne Meninggal Dunia, Perjuangan Panjang Lawan Parkinson hingga Emfisema
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau