Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/08/2022, 10:31 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Infeksi human immunodeficiency virus atau HIV adalah penyakit infeksi virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh.

Apabila tidak diobati dengan cepat dan tepat, penyakit ini bisa berkembang menjadi AIDS atau acquired immune deficiency syndrome.

Terdapat beberapa gejala klinis HIV menurut WHO atau Organisasi Kesehatan Dunia. Simak penjabaran berikut.

Baca juga: 15 Gejala Awal HIV yang Perlu Diwaspadai

Ada beberapa ciri-ciri HIV yang perlu diwaspadai berdasarkan stadium klinis WHO. Dilansir dari Kementerian Kesehatan, berikut di antaranya:

  • Kelenjar getah bening bengkak

Pembengkakan kelenjar getah bening adalah gejala awal HIV. Pembengkakan kelenjar ini bisa lebih dari dua tempat dan ukurannya di atas satu Centimeter. Pembengkakan kelenjar di leher, ketiak, atau selangkangan ini juga bertahan lebih dari tiga bulan.

  • Berat badan turun tanpa sebab jelas

Penderita HIV biasanya juga mengalami penurunan berat badan sampai nyaris 10 persen dari bobot tubuhnya. Berat badan turun ini tanpa sebab jelas. Penderita tidak sedang menjalani program diet untuk menurunkan berat badan, atau menjalani olahraga berat.

Baca juga: Gejala HIV pada Pria dan Wanita

  • Infeksi saluran napas atas berulang

Ciri-ciri HIV lainnya yakni infeksi saluran napas atas (ISPA) yang ditandai dengan batuk, pilek, hidung tersumbat, radang di telinga atau tenggorokan. Penderita umumnya mengalami ISPA berulang, atau lebih dari dua kali dalam rentang waktu enam bulan.

  • Herpes zoster

Penderita HIV juga jamak mengembangkan penyakit herpes zoster atau cacar ular. Penyakit ini ditandai dengan ruam atau bintik-bintik dan terasa nyeri di sejumlah bagian tubuh. Bintik-bintik ini berkembang mengikuti pola akar saraf.

  • Sering sariawan

Awal tahap HIV juga bisa menyebabkan penderita sering mengalami sariawan atau luka robekan di sudut mulut. Penyebab sariawan terkait HIV ini tidak berasal dari kekurangan vitamin tertentu atau zat besi. Sariawan tersebut muncul lebih dari dua kali dalam rentang waktu enam bulan.

Baca juga: 4 Perbedaan HIV dan AIDS yang Perlu Diketahui

  • Kulit bersisik dan gatal

Gejala HIV pada kulit juga bisa dikenali dari kondisi sebagian kulit yang bersisik dan gatal. Terutama di kulit kepala, ketiak, punggung atas, dan selangkangan.

  • Infeksi jamur pada kuku

Infeksi jamur pada kuku bisa muncul ketika penderita terserang virus HIV. Beberapa tandanya antara lain bagian dasar kuku membengkak, kuku nyeri dan terlihat kemerahan, atau kuku terlepas apabila kondisi infeksi cukup parah.

  • Pendarahan di gusi

Penderita HIV jamak mengembangkan bercak kemerahan berbentuk pita yang mengikuti kontur garis gusi. Kondisi ini disebabkan pendarahan spontan.

Baca juga: Sejarah HIV/AIDS dari Masa ke Masa dan Asal-usulnya

  • Kutil tumbuh di beberapa bagian tubuh

Penyakit HIV dapat ditandai dengan munculnya beberapa kutil atau benjolan kecil-kecil di kulit yang teraba kasar di telapak kaki dan wajah. Kutil ini terkadang tumbuh cukup banyak sampai mengganggu penampilan.

  • Kelenjar ludah bengkak

Pembengkakan kelenjar ludah atau parotis di bagian samping wajah yang kerap timbul dan hilang secara berulang, tidak nyeri, dan sebabnya tidak jelas termasuk salah satu gejala klinis HIV.

  • Sering diare

Penderita HIV biasanya juga sering diare tanpa sebab jelas. Saat diare kambuh, penderita bisa buang air besar (BAB) lebih dari tiga kali sehari. Kondisi sering diare ini berlangsung lebih dari sebulan.

Baca juga: Apakah Orang yang Terkena HIV Bisa Sembuh?

  • Demam tanpa sebab jelas

Infeksi virus HIV bisa menyebabkan penderita sering merasakan gejala demam atau suhu tubuh naik di atas 37,5 derajat Celsius. Sering demam ini muncul selama lebih dari sebulan.

  • Perubahan kondisi lidah

Ketika daya tahan tubuh melemah setelah terserang HIV, penderita bisa mengembangkan infeksi jamur di mulut. Penyakit ini ditandai dengan bagian tengah lidah kemerahan atau kekuningan, bagian tepi atau samping lidah keputihan, dan lidah terasa sakit.

Di luar gejala klinis HIV di atas, penderita juga bisa mengembangkan infeksi lain seperti tuberkulosis (TBC), pneumonia, meningitis, empiema, piomiositis, infeksi tulang dan sendi, bakteremia, radang panggul, atau infeksi gigi dan mulut.

Baca juga: Susah Payah Transpuan Terhimpit di Pusaran HIV/AIDS dan Covid-19

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Terkini Lainnya
Pakar Gizi Ungkap Risiko Makan Nasi dan Mi Bersamaan dalam Jangka Panjang
Pakar Gizi Ungkap Risiko Makan Nasi dan Mi Bersamaan dalam Jangka Panjang
Health
Indonesia Peringkat Tiga Kasus Kusta Terbanyak di Dunia, Pemerintah Targetkan Eliminasi 2030
Indonesia Peringkat Tiga Kasus Kusta Terbanyak di Dunia, Pemerintah Targetkan Eliminasi 2030
Health
Pakar IPB Ungkap Jenis Gula dan Tips Konsumsinya agar Terhindar dari Diabetes dan Obesitas
Pakar IPB Ungkap Jenis Gula dan Tips Konsumsinya agar Terhindar dari Diabetes dan Obesitas
Health
BGN: MBG Targetkan 20 Juta Penerima Manfaat Sebelum HUT ke-80 RI
BGN: MBG Targetkan 20 Juta Penerima Manfaat Sebelum HUT ke-80 RI
Health
Dokter: Gorengan Bisa Picu Kanker, Begini Cara Mengurangi Risikonya
Dokter: Gorengan Bisa Picu Kanker, Begini Cara Mengurangi Risikonya
Health
Dokter Jelaskan Penyebab TB Kebal Obat dan Pentingnya Kepatuhan Minum Obat
Dokter Jelaskan Penyebab TB Kebal Obat dan Pentingnya Kepatuhan Minum Obat
Health
Dokter Jelaskan Makanan Pemicu Kanker dan Tips Menggoreng yang Lebih Aman
Dokter Jelaskan Makanan Pemicu Kanker dan Tips Menggoreng yang Lebih Aman
Health
Tingkatkan Keahlian BESS, Dokter Ikuti Workshop Bersama Pakar Korsel
Tingkatkan Keahlian BESS, Dokter Ikuti Workshop Bersama Pakar Korsel
Health
Mpok Alpa Meninggal Dunia karena Kanker, Ini Penjelasan dan Langkah Pencegahannya
Mpok Alpa Meninggal Dunia karena Kanker, Ini Penjelasan dan Langkah Pencegahannya
Health
Mpok Alpa Meninggal Dunia karena Kanker, Ini Pentingnya Skrining Rutin
Mpok Alpa Meninggal Dunia karena Kanker, Ini Pentingnya Skrining Rutin
Health
Kasus Kanker Serviks Masih Tinggi, Vaksinasi HPV Diperluas Hingga ke Sekolah
Kasus Kanker Serviks Masih Tinggi, Vaksinasi HPV Diperluas Hingga ke Sekolah
Health
Mpok Alpa Meninggal Dunia karena Kanker, Sempat Tiga Tahun Sembunyikan Penyakitnya
Mpok Alpa Meninggal Dunia karena Kanker, Sempat Tiga Tahun Sembunyikan Penyakitnya
Health
BPJS Kesehatan Ungkap Keunggulan JKN dan Tantangan Pembiayaan di Masa Depan
BPJS Kesehatan Ungkap Keunggulan JKN dan Tantangan Pembiayaan di Masa Depan
Health
Indonesia Peringkat Dua Kasus TB Terbanyak di Dunia, 14 Orang Meninggal Setiap Jam
Indonesia Peringkat Dua Kasus TB Terbanyak di Dunia, 14 Orang Meninggal Setiap Jam
Health
Cegah Penularan TB di Fasilitas Kesehatan, Ini Langkah yang Disarankan Dokter
Cegah Penularan TB di Fasilitas Kesehatan, Ini Langkah yang Disarankan Dokter
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau