Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa itu Imunisasi Campak Rubella, Manfaat, untuk Usia Berapa, Efeknya?

Kompas.com - 22/09/2022, 09:01 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Imunisasi campak rubella adalah upaya membangun kekebalan dan perlindungan tubuh dari kedua penyakit yang dapat berdampak fatal ini.

Perlu diketahui, campak dan rubella adalah penyakit yang disebabkan infeksi virus campak dan rubella.

Penyakit ini rentan menjangkiti dan menimbulkan infeksi serius pada bayi, anak-anak, orang dewasa, atau kalangan lansia yang belum pernah terinfeksi dan diberi vaksin campak rubella.

Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai manfaat imunisasi campak rubella, pemberian sebaiknya di usia berapa, berapa kali, sampai efek sampingnya.

Baca juga: Apa itu Imunisasi PCV, Manfaat, Dosis, Pemberian Usia Berapa?

Apa manfaat imunisasi campak rubella?

Menurut Kementerian Kesehatan, manfaat imunisasi campak rubella utamanya untuk mencegah infeksi parah, komplikasi serius, sampai kematian akibat penyakit campak dan rubella.

Bahaya campak dapat menyebabkan komplikasi diare parah, radang paru atau pneumonia, radang otak atau ensefalitis, gangguan penglihatan dan pendengaran, gizi buruk, sampai kematian.

Sedangkan rubella biasanya hanya infeksi ringan seperti flu pada anak-anak. Tapi, penyakit ini apabila menulari ibu hamil muda bisa menyebabkan keguguran dan bayi lahir dengan kelainan bawaan.

Jadi, pemberian imunisasi campak rubella bisa melindungi anak dari kecacatan dan kematian akibat pneumonia, diare, kerusakan otak, ketulian, kebutaan, dan penyakit jantung bawaan.

Kedua penyakit ini tidak ada obatnya. Tapi keduanya bisa dicegah dengan imunisasi campak rubella atau dikenal dengan imunisasi MR (measles rubella).

Satu jenis vaksin ini sekaligus memberikan perlindungan pada dua penyakit berbahaya tersebut.

Menurut Organisasai Kesehatan Dunia, kedua penyakit ini berpotensi menjadi wabah dan gampang menular apabila cakupan imunisasi di suatu daerah rendah.

Baca juga: 3 Penyakit Ancam Anak Indonesia, tapi Bisa Dicegah dengan Imunisasi

Pemberian imunisasi campak rubella di usia berapa?

Imunisasi campak rubella sudah termasuk dalam program imunisasi wajib pemerintah.

Menurut anjuran Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), imunisasi campak rubella diberikan untuk anak usia 9 bulan sampai 15 tahun.

Pemberian imunisasi campak rubella dilakukan tiga kali atau tiga dosis. Jika bayi mulai diberi vaksin ini di usia 9 bulan, dosis kedua vaksin diberikan saat usia 18 bulan, sedangkan dosis ketiga saat anak berusia 7 tahun.

Baca juga: Bagaimana Vaksin Bisa Menangkal Penyakit?

Apa efek samping imunisasi campak rubella?

Seperti imunisasi atau pemberian vaksin lainnya, efek samping imunisasi campak rubella relatif ringan, antara lain:

  • Demam ringan
  • Ruam kemerahan di lokasi suntikan
  • Bengkak dan nyeri ringan di lokasi suntikan

Umumnya, efek samping imunisasi tersebut sembuh sendiri paling lama tiga hari setelah anak disuntik vaksin.

Demikian penjelasan imunisasi campak rubella, manfaat, pemberian di usia berapa, sampai efek sampingnya.

Imunisasi campak rubella di Indonesia menggunakan vaksin yang telah disetujui WHO dan telah mengantongi izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Vaksin ini aman dan telah digunakan sedikitnya di 141 negara di dunia.

Baca juga: 3 Ciri-ciri Campak dari Hari ke Hari yang Perlu Diwaspadai

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Terkini Lainnya
Batuk Bisa Diredakan dengan Bahan Alami, Ini Rekomendasi Dokter
Batuk Bisa Diredakan dengan Bahan Alami, Ini Rekomendasi Dokter
Health
Survei: 30 Persen Remaja Alami Masalah Kesehatan Mental, IDAI Minta Deteksi Dini Diperkuat
Survei: 30 Persen Remaja Alami Masalah Kesehatan Mental, IDAI Minta Deteksi Dini Diperkuat
Health
Kesehatan Mental Remaja Masih Jadi Tantangan, IDAI Tekankan Peran Keluarga dan Sekolah
Kesehatan Mental Remaja Masih Jadi Tantangan, IDAI Tekankan Peran Keluarga dan Sekolah
Health
Mengurangi Sesak Napas dengan Latihan Pernapasan Alami, Ini Penjelasan Dokter
Mengurangi Sesak Napas dengan Latihan Pernapasan Alami, Ini Penjelasan Dokter
Health
Dokter: Olahraga Bisa Turunkan Risiko Kanker, Asal Rutin dan Benar
Dokter: Olahraga Bisa Turunkan Risiko Kanker, Asal Rutin dan Benar
Health
Pasukan bodrex Merah Putih Beraksi Hadir Lagi, Ini Jadwal Cek Kesehatan dan Pengobatan Gratis di 5 Kota
Pasukan bodrex Merah Putih Beraksi Hadir Lagi, Ini Jadwal Cek Kesehatan dan Pengobatan Gratis di 5 Kota
BrandzView
Dokter: Kanker Payudara Sering Tak Bergejala, Deteksi Dini Bisa Selamatkan Nyawa
Dokter: Kanker Payudara Sering Tak Bergejala, Deteksi Dini Bisa Selamatkan Nyawa
Health
Buka Pintu untuk Rumah Sakit Asing: Memastikan Ketimpangan Tak Makin Lebar
Buka Pintu untuk Rumah Sakit Asing: Memastikan Ketimpangan Tak Makin Lebar
Health
Pakar Gizi Ungkap Risiko Makan Nasi dan Mi Bersamaan dalam Jangka Panjang
Pakar Gizi Ungkap Risiko Makan Nasi dan Mi Bersamaan dalam Jangka Panjang
Health
Indonesia Peringkat Tiga Kasus Kusta Terbanyak di Dunia, Pemerintah Targetkan Eliminasi 2030
Indonesia Peringkat Tiga Kasus Kusta Terbanyak di Dunia, Pemerintah Targetkan Eliminasi 2030
Health
Pakar IPB Ungkap Jenis Gula dan Tips Konsumsinya agar Terhindar dari Diabetes dan Obesitas
Pakar IPB Ungkap Jenis Gula dan Tips Konsumsinya agar Terhindar dari Diabetes dan Obesitas
Health
BGN: MBG Targetkan 20 Juta Penerima Manfaat Sebelum HUT ke-80 RI
BGN: MBG Targetkan 20 Juta Penerima Manfaat Sebelum HUT ke-80 RI
Health
Dokter: Gorengan Bisa Picu Kanker, Begini Cara Mengurangi Risikonya
Dokter: Gorengan Bisa Picu Kanker, Begini Cara Mengurangi Risikonya
Health
Dokter Jelaskan Penyebab TB Kebal Obat dan Pentingnya Kepatuhan Minum Obat
Dokter Jelaskan Penyebab TB Kebal Obat dan Pentingnya Kepatuhan Minum Obat
Health
Dokter Jelaskan Makanan Pemicu Kanker dan Tips Menggoreng yang Lebih Aman
Dokter Jelaskan Makanan Pemicu Kanker dan Tips Menggoreng yang Lebih Aman
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Terpopuler
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau