Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Komplikasi Campak pada Anak, Pantang Disepelekan

Kompas.com - 20/01/2023, 07:30 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

Daftar Isi
Tutup

KOMPAS.com - Campak adalah salah satu infeksi virus yang bisa menyerang anak-anak. Virus campak menyebar melalui udara atau cairan dari bersin dan batuk penderitanya.

Dilansir dari Mayo Clinic, infeksi campak terjadi secara bertahap selama 2-3 minggu.

Pada 10-14 hari pertama setelah tertular, tubuh biasanya belum memberi respons, sehingga anak-anak umumnya tidak mengeluhkan gejala campak apa pun.

Baca juga: 4 Ciri-ciri Demam Campak yang Khas

Setelah dua minggu, campak mulai mengganggu sistem kekebalan tubuh anak. Berbagai gejala mulai dirasakan, dari demam ringan-sedang, batuk terus menerus, mata merah, hingga sakit tenggorokan.

Kemudian setelah 2 minggu, campak menyebabkan munculnyaa ruam berupa bintik-bintik merah kecil atau benjolan.

Ruam dapat menyebar ke lengan, dada, punggung, paha, tungkai bawah, hingga kaki. Munculnya ruam dapat disertai dengan suhu tubuh anak yang meningkat tajam hingga 40-41 derajat celcius.

Anak yang terkena campak tentu merasa kesakitan, lemah, dan sulit beraktivitas. Tak hanya itu, penyakit campak rentan berbahaya karena bisa memicu komplikasi hingga kematian.

Simak penjelasan berikut untuk mengetahui apa saja komplikasi campak pada anak.

Komplikasi campak pada anak

Disarikan dari Antara dan Mayo Clinic, ada beberapa macam komplikasi yang bisa terjadi apabila si kecil terkena campak, yaitu:

  • Meningkatkan infeksi

Ketua Unit Kerja Koordinasi Penyakit Infeksi Tropik Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Dr. dr. Anggraini Alam, Sp. A (K) menjelaskan, anak yang terkena campak sangat berisiko meningkatkan infeksi karena turunnya kekebalan tubuh atau antibodi.

"Tentunya pada anak-anak yang tidak divaksin terjadilah lupa akan daya tahan tubuh, itu berlangsung cukup lama sehingga kekebalan atau memori kita terhadap berbagai penyakit itu bisa lupa apabila terinfeksi campak," ujar Anggraini, seperti dikutip dari Antara, Jumat (20/01/22).

Infeksi akibat campak yang jamak terjadi yaitu infeksi telinga, infeksi paru-paru (pneumonia), peradangan otak (ensefalitis), hingga kebutaan.

Baca juga: Penyakit Campak Sembuh Berapa Hari?

  • Kematian

Virus campak bukan hal yang bisa disepelekan. Pasalnya, campak menyebabkan kematian jika tidak tertangani. 

Anggraini menjelaskan, kematian tertinggi akibat infeksi campak terjadi apabila virus sudah mencapai paru-paru atau mengakibatkan pneumonia.

Angka kematian campak karena kondisi ini bisa mencapai 50-90 persen.

  • Membahayakan janin

Campak tidak hanya memberi dampak negatif pada anak-anak pada masa tumbuh kembang. Infeksi campak juga bisa membahayakan bayi yang belum lahir atau janin dalam kandungan ibu hamil.

Dilansir dari Mayo Clinic, ibu hamil yang terkena penyakit menular ini berisiko mengalami persalinan dini atau bayi lahir prematur, bayi lahir dengan berat badan rendah, hingga kematian janin.

Penyakit campak bukan hal yang bisa dianggap remeh. Ada beberapa komplikasi campak pada anak yang bahkan bisa mengancam nyawa mereka.

Orangtua perlu mencegah penularan campak pada anak yaitu dengan mengajak si kecil imunisasi serta pemberia vitamin A dosis tinggi.

Baca juga: 4 Penanganan Campak pada Anak

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Terkini Lainnya
Viral di TikTok, Perdebatan Soal Tidur Siang Picu Diskusi Soal Kesehatan Mental
Viral di TikTok, Perdebatan Soal Tidur Siang Picu Diskusi Soal Kesehatan Mental
Health
Pakar Minta MBG di Jakarta Dievaluasi, Tekankan Mutu Gizi dan Keamanan Pangan
Pakar Minta MBG di Jakarta Dievaluasi, Tekankan Mutu Gizi dan Keamanan Pangan
Health
Pria 60 Tahun Masuk RS setelah Ganti Garam dengan Natrium Bromida karena Saran ChatGPT
Pria 60 Tahun Masuk RS setelah Ganti Garam dengan Natrium Bromida karena Saran ChatGPT
Health
Minum Teh Setelah Makan Bisa Ganggu Penyerapan Zat Besi, Begini Penjelasan Ahli
Minum Teh Setelah Makan Bisa Ganggu Penyerapan Zat Besi, Begini Penjelasan Ahli
Health
Terlalu Banyak Minum Matcha Bisa Hambat Penyerapan Zat Besi, Ini Kata Ahli
Terlalu Banyak Minum Matcha Bisa Hambat Penyerapan Zat Besi, Ini Kata Ahli
Health
BPOM Cabut Izin Edar 21 Produk Kosmetik Ilegal, Ini Daftarnya
BPOM Cabut Izin Edar 21 Produk Kosmetik Ilegal, Ini Daftarnya
Health
21 Produk Kosmetik Ditarik dari Pasaran, BPOM Temukan Pelanggaran Komposisi
21 Produk Kosmetik Ditarik dari Pasaran, BPOM Temukan Pelanggaran Komposisi
Health
Mengapa Kita Mengantuk Setelah Makan? Ini Penyebab dan Cara Mencegahnya
Mengapa Kita Mengantuk Setelah Makan? Ini Penyebab dan Cara Mencegahnya
Health
WHO dan UNICEF Dorong Cuti Melahirkan Berbayar untuk Dukung Ibu Menyusui
WHO dan UNICEF Dorong Cuti Melahirkan Berbayar untuk Dukung Ibu Menyusui
Health
Smiling Depression: Depresi Tersembunyi yang Berbahaya Jika Tak Segera Ditangani
Smiling Depression: Depresi Tersembunyi yang Berbahaya Jika Tak Segera Ditangani
Health
IDAI: Pemeriksaan Gratis Penting untuk Deteksi Dini Masalah Kesehatan Anak
IDAI: Pemeriksaan Gratis Penting untuk Deteksi Dini Masalah Kesehatan Anak
Health
Ikan Laut vs Ikan Tawar: Mana yang Lebih Baik untuk Kesehatan?
Ikan Laut vs Ikan Tawar: Mana yang Lebih Baik untuk Kesehatan?
Health
Kenali Perbedaan IBS dan IBD, Gangguan Pencernaan yang Serupa tapi Tak Sama
Kenali Perbedaan IBS dan IBD, Gangguan Pencernaan yang Serupa tapi Tak Sama
Health
Diet Tak Harus Takut Vitamin, Ini Jenis Suplemen yang Aman Menurut Ahli
Diet Tak Harus Takut Vitamin, Ini Jenis Suplemen yang Aman Menurut Ahli
Health
Tes DNA: Prosedur, Biaya, Syarat, dan Pilihan Pemeriksaan
Tes DNA: Prosedur, Biaya, Syarat, dan Pilihan Pemeriksaan
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Momen Serma Christian, Ayah Prada Lucky Menangis dan Cium Foto Putranya di Depan Peti Jenazah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau