Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerap Mengintai Anak, Pahami Gejala Stunting dan Cara Mencegahnya

Kompas.com - 04/04/2023, 16:46 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Stunting adalah kondisi gangguan pertumbuhan anak yang menyebabkan mereka tidak bisa tumbuh sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

Anak stunting cenderung memiliki tubuh yang lebih pendek dibandingkan anak lain seusianya.

Stunting tidak terjadi secara tiba-tiba. Kondisi ini terjadi karena kurangnya gizi, sejak janin hingga berlanjut pada masa bayi (terutama pada 2 tahun pertama kehidupan).

Baca juga: Apakah Daun Kelor dapat Mencegah Stunting? Begini Kata Dokter...

Ciri-ciri stunting pada anak

Menurut Kementerian Kesehatan, seorang anak dapat dikatakan stunting apabila telah diukur panjang atau tinggi badannya.

Setelah itu, bandingkan hasil pengurkuran tersebut dengan standar pengukuran tinggi badan menurut usia dari WHO.

Ketika hasil pengukuran berada di bawah standar, saat itulah seorang anak bisa dikatakan mengalami stunting.

Ada beberapa tanda dan gejala yang bisa menunukan adanya stuntin pada anak, berikut di antaranya:

  • Memiliki tubuh yang lebih pendek dari usianya
  • Berat badan tidak bertambah, bahkan cenderung menurun
  • Mengalami keterlambatan perkembangan sesuai dengan usianya
  • Anak-anak menjadi lebih rentan terhadap berbagai penyakit menular
  • Memiliki gangguan intelektual di kemudian hari.

Baca juga: 4 Upaya untuk Mendukung Penurunan Prevalensi Stunting di Indonesia

Bagaimana cara mencegah stunting?

Melansir laman Kemenkes, langkah pencegahan stunting sangat penting dilakukan agar anak bisa tumbuh optimal. Untuk mencegah stunting, Anda bisa menerapkan langkah berikut:

  • Penuhi asupan nutrisi sejak hamil

Memenuhi asupan nutrisi sejak masa kehamilan adalah langkah palong ampuh untuk mencegah stunting pada anak.

Oleh karena itu, wanita hamil disarankan untuk mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang.

Baca juga: Guru Tampar Murid Lalu Didenda Rp 25 Juta, Wagub Jateng: Anak yang Jadi Korban kalau Dibesar-besarkan

Jika perlu, ibu hamil juga mengonsumsi suplemen yang dianjurkan oleh dokter.

Wanita yang menjalani program kehamilan juga disarankan rutin memeriksakan diri ke dokter.

  • Berikan bayi ASI ekslusif

Pemberian ASI juga berpotensi mengurangi risiko stunting karena kandungan gizi ASI yang sangat tinggi.

Oleh karena itu, para ibu sebisa mungkin disarankan untuk memberikan ASI ekslusif, setidaknya sampai bayi mencapai usia 6 bulan.

ASI juga mengandung protein whey dan kolostrum yang membantu meningkatkan sistem imun anak sehingga si kecil tidak mudah sakit.

Baca juga: 14 Makanan Sumber Zat Besi yang Bisa Mencegah Stunting pada Anak

  • Pantau terus pertumbuhan anak

Sebagai orangtua, Anda harus terus memantau tumbuh kembang anak, terutama tinggi dan berat mereka.

Anda perlu membawa si kecil ke posyandu atau klinik khusus anak secara rutin agar kebuh mudah memantau perkembangan mereka.

Dengan cara ini, Anda juga lebih mudah mendeteksi adanya gejala awal stunting dan melakukan penanganan sejak dini.

Baca juga: Eks Marinir Satria Arta Minta Pulang, Negara Diminta Jangan Abaikan Hukum karena Kasihan

  • Jaga kebersihan lingkungan

Kebersihan lingkungan juga secara tak langsung menentukan peluang terjadinya stunding.

Seperti yang kita tahu, anak-anak sangat rentan terkena penyakit, terutama jika lingkungan mereka kotor.

Riset dari Harvard TH Chan School juga menemukan bahwa diare masuk dalam faktor ketiga yang menyebabkan stunting. Nah, salah satu pemicu diare adalah paparan kotoran yang masuk ke tubuh.

 Baca juga: Perbedaan Protein Hewani dan Nabati untuk Mencegah Stunting pada Anak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Terkini Lainnya
Masih Muda Sudah Kena Serangan Jantung? Ini Penjelasan Dokter...
Masih Muda Sudah Kena Serangan Jantung? Ini Penjelasan Dokter...
Health
Beda Henti Jantung dan Serangan Jantung, Ini Penjelasan Dokter...
Beda Henti Jantung dan Serangan Jantung, Ini Penjelasan Dokter...
Health
Gaya Hidup Serba Cepat dan Stres, Kombinasi Mematikan bagi Jantung
Gaya Hidup Serba Cepat dan Stres, Kombinasi Mematikan bagi Jantung
Health
Fenomena Impostor Syndrome di Kalangan Pekerja Muda, Apa Dampaknya bagi Kesehatan Mental?
Fenomena Impostor Syndrome di Kalangan Pekerja Muda, Apa Dampaknya bagi Kesehatan Mental?
Health
Gejala Rabies Tak Selalu Demam, Ini Fakta Medisnya...
Gejala Rabies Tak Selalu Demam, Ini Fakta Medisnya...
Health
15 Persen ASN DKI Terindikasi Masalah Mental, Dinkes Dorong Pemeriksaan Lanjutan
15 Persen ASN DKI Terindikasi Masalah Mental, Dinkes Dorong Pemeriksaan Lanjutan
Health
Vaksin RSV Disarankan untuk Lansia yang Akan Umroh, Cegah Risiko Pneumonia dan Bronkiolitis
Vaksin RSV Disarankan untuk Lansia yang Akan Umroh, Cegah Risiko Pneumonia dan Bronkiolitis
Health
Kasus Rabies di Sikka, Nenek 81 Tahun Meninggal Dunia: Kenali Gejala dan Cara Pencegahannya
Kasus Rabies di Sikka, Nenek 81 Tahun Meninggal Dunia: Kenali Gejala dan Cara Pencegahannya
Health
Cek Kolesterol dan Gula Darah sejak Muda, Ini Saran Dokter...
Cek Kolesterol dan Gula Darah sejak Muda, Ini Saran Dokter...
Health
Dokter: Banyak Pasien Muda Serangan Jantung, Tapi Tidak Sadar Faktor Risikonya
Dokter: Banyak Pasien Muda Serangan Jantung, Tapi Tidak Sadar Faktor Risikonya
Health
15 Persen ASN Jakarta Alami Gangguan Kejiwaan, Ini Penjelasan dan Dampaknya pada Kesehatan
15 Persen ASN Jakarta Alami Gangguan Kejiwaan, Ini Penjelasan dan Dampaknya pada Kesehatan
Health
62 Persen ASN Jakarta Obesitas, Ini Dampaknya bagi Kesehatan
62 Persen ASN Jakarta Obesitas, Ini Dampaknya bagi Kesehatan
Health
Pasien Pertama Jalani Operasi Bedah Robotik di RI: Nyeri Minim, Pulih Lebih Cepat
Pasien Pertama Jalani Operasi Bedah Robotik di RI: Nyeri Minim, Pulih Lebih Cepat
Health
Waspadai Risiko Pendakian, Dokter Imbau Pemula Tahu Batas Kemampuan Diri
Waspadai Risiko Pendakian, Dokter Imbau Pemula Tahu Batas Kemampuan Diri
Health
Hindari Cedera saat Padel dan Yoga, Ini Saran Dokter Ortopedi
Hindari Cedera saat Padel dan Yoga, Ini Saran Dokter Ortopedi
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau