Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Ada Orang yang Jatuh Cinta sampai Terobsesi dengan Orang Lain?

Kompas.com - 15/04/2023, 13:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Pernahkah Anda mendengar ada orang yang jatuh cinta sampai terlalu obsesi dengan orang yang dicintainya?

Yah, di media sosial sudah berkali-kali tersiar kabar seorang yang menjadi penguntit atau berbuat hal yang justru membuat orang yang dicintainya merasa terancam.

Terkadang, cinta memang bisa membuat seseorang berbuat konyol. Tapi, jika terlalu terobsesi bisa jadi orang tersebut mengalami obsessive love disorder.

Apa itu obsessive love disorder?

Obsessive love disorder atau gangguan cinta obsesif telah diklasifikasikan sebagai gangguan kesehatan mental dalam Manual Diagnostik dan Statistik of Mental Disorders edisi 5 (DSM 5).

DSM aadalah panduan umum yang menjadi kriteriastandar untuk mengklasifikasikan gangguan kesehatan mental.

Jika tidak segera ditangani, obesessive love disorder bisa mengganggu fungsi sehari-hari dan menyebabkan penderitanya memiliki hubungan disfungsional dengan orang yang dicintainya.

Dalam beberapa kasus ekstrem, gangguan ini juga bisa menjadi ancaman bagi orang yang dicintai penderita, terutama ketika perasaan tidak dibalas.

Baca juga: Hindari Self Diagnosis, Ini 6 Tanda-tanda Gangguan Kesehatan Mental

Apa penyebab obsessive love disorder?

Penyebab obsessive love disorder sangat beragam. Namun, kemungkinan besar kondisi ini terjadi sebagai efek dari adanya gangguan kesehatan mental lainnya, seperti stres pascatrauma, gangguan obsesif-kompulsif, dan gangguan kepribadian ambang.

Kondisi ini juga bisa terjadi ketika seseorang tidak bisa membentuk keterikatan yang sehat dengan orang lain.

Akibatnya, hal ini bisa ini mempengaruhi kualitas hubungan yang mereka miliki dan bagaimana mereka bertindak dengan orang lain.

Bagi beberapa orang, ketidak mampuan untuk membentuk keterikatan yang sehat ini bisa membuat mereka merasa jauh dari orang yang dicintai.

Hal ini juga dapat menyebabkan mereka menjadi obsesif dengan orang-orang yang berhubungan dengan mereka.

Baca juga: Bisa Ganggu Fungsi Sehari-Hari, Ini 3 Cara Mengatasi Kelelahan Mental

Gejala obsessive love disorder

Orang yang mengalamo obsessive love disorder biasanya memiliki ketertarikan yang luar biasa untuk satu orang.

Mereka juga cenderung memiliki pikiran obsesif tentang orang tersebut dan merasa perlu untuk "melindungi" orang yang dicintai.

Penderita juga kerap memiliki kecemburuan ekstrim dan sulit menerima penolakan.

Penderita gangguan ini juga kerap melakukan tindakan yang membuat orang lain tidak nyaman, seperti berkali-kali mengirim pesan atau menelepon.

Mereka juga sering kesulitan menjalin persahabatan atau mempertahankan kontak dengan anggota keluarga karena obsesi terhadap satu orang.

Mereka juga kerap melakukan tindakan yang membuat orang lain tak nyaman, seperti menguntit orang yang dicintai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Cukup Jalan Cepat atau Berkebun, Ini Cara Efektif Tangkal Dampak Duduk Seharian
Cukup Jalan Cepat atau Berkebun, Ini Cara Efektif Tangkal Dampak Duduk Seharian
Health
Bahaya Kanker Pankreas Mengintai Tanpa Gejala, Waspadai Tanda Ini di Toilet
Bahaya Kanker Pankreas Mengintai Tanpa Gejala, Waspadai Tanda Ini di Toilet
Health
Studi: Tidur Siang Terlalu Lama Bisa Tingkatkan Risiko Kematian
Studi: Tidur Siang Terlalu Lama Bisa Tingkatkan Risiko Kematian
Health
Manfaat Kunyit Menurut Studi Baru, Bisa Turunkan Kolesterol dan Tensi
Manfaat Kunyit Menurut Studi Baru, Bisa Turunkan Kolesterol dan Tensi
Health
Kemdiktisaintek Tegaskan Komitmen Tangani Mahasiswa Retaker UKMPPD Secara Adil dan Akuntabel
Kemdiktisaintek Tegaskan Komitmen Tangani Mahasiswa Retaker UKMPPD Secara Adil dan Akuntabel
Health
Studi Ungkap Risiko Psikologis jika Jam Malam Anak di Surabaya Diterapkan Secara Kaku
Studi Ungkap Risiko Psikologis jika Jam Malam Anak di Surabaya Diterapkan Secara Kaku
Health
Toxic Masculinity: Ketika Pria Tidak Bercerita, tapi Banyak di Antaranya Alami Gangguan Jiwa
Toxic Masculinity: Ketika Pria Tidak Bercerita, tapi Banyak di Antaranya Alami Gangguan Jiwa
Health
Kebijakan Jam Malam Anak di Surabaya Dinilai Positif untuk Kesehatan Remaja
Kebijakan Jam Malam Anak di Surabaya Dinilai Positif untuk Kesehatan Remaja
Health
Jam Malam Anak di Surabaya Mulai Berlaku, Studi Ungkap Dampaknya untuk Kesehatan
Jam Malam Anak di Surabaya Mulai Berlaku, Studi Ungkap Dampaknya untuk Kesehatan
Health
Belajar dari Adik Hrithik Roshan yang Berhasil Lewati Perlemakan Hati Tingkat 3
Belajar dari Adik Hrithik Roshan yang Berhasil Lewati Perlemakan Hati Tingkat 3
Health
Dari Adik Hrithik Roshan: Junk Food Bisa Picu Penyakit Perlemakan Hati
Dari Adik Hrithik Roshan: Junk Food Bisa Picu Penyakit Perlemakan Hati
Health
BGN Perketat Pengawasan Program Makan Bergizi Gratis, Terbitkan Panduan Operasional
BGN Perketat Pengawasan Program Makan Bergizi Gratis, Terbitkan Panduan Operasional
Health
Studi: Minum Kopi Pagi Hari Turunkan Risiko Kematian akibat Penyakit Jantung
Studi: Minum Kopi Pagi Hari Turunkan Risiko Kematian akibat Penyakit Jantung
Health
Dari Kisah Sukses Adik Hrithik Roshan Lawan Perlemakan Hati, Kenali Ini Gejala Penyakitnya…
Dari Kisah Sukses Adik Hrithik Roshan Lawan Perlemakan Hati, Kenali Ini Gejala Penyakitnya…
Health
Studi: Hanya Perlu 40 Menit Gerak per Hari untuk Melawan Dampak Duduk Berjam-jam
Studi: Hanya Perlu 40 Menit Gerak per Hari untuk Melawan Dampak Duduk Berjam-jam
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau