Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fajri Pria Obesitas Alami Sindrom Disfungsi Multiorgan sebelum Meninggal, Apa itu?

Kompas.com - 22/06/2023, 17:29 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Muhammad Fajri, pria penderita obesitas dengan berat badan 300 kilogram, meninggal dunia di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, Kamis (22/6/2023).

Fajri meninggal pada usia 26 tahun setelah menjalani perawatan intensif di rumah sakit setempat sekitar 14 hari.

Dokter spesialis anestesi RSCM, Sidharta Kusuma Manggala menyampaikan, sebelum meninggal dunia, Fajri mengalami komplikasi obesitas berupa syok sepsis berujung sindrom disfungsi multiorgan.

Simak lebih lanjut apa itu sindrom disfungsi multiorgan karena syok sepsis yang dialami Fajri.

Baca juga: Syok Sepsis Jadi Penyebab Pria Obesitas 300 Kg Meninggal Dunia

Apa itu sindrom disfungsi multiorgan?

Dikutip dari Majalah Anestesia & Critical Care Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (Perdatin), sindrom disfungsi multiorgan adalah penyebab tersering yang dialami pasien sepsis (infeksi berat).

Kondisi yang dikenal dengan istilah medis multiple organ dysfunction syndrome atau MODS ini membuat lebih dari dua jenis organ vital seperti otak, jantung, paru-paru, hati, ginjal, sampai kelenjar adrenal tidak dapat berfungsi.

Sepsis bisa berujung sindrom disfungsi multiorgan sampai kematian karena tubuh kewalahan menghadapi serangan infeksi yang terus terjadi dan tidak terkendali.

Baca juga: 8 Akibat Obesitas pada Kesehatan yang Pantang Disepelekan

Bagaimana sindrom disfungsi multiorgan bisa menyebabkan kematian?

Penyebab sindrom disfungsi multiorgan bisa menyebabkan kematian lantaran kondisi ini mengganggu kinerja organ tubuh yang rumit dan kompleks.

Dikutip dari VerywellHealth, kondisi infeksi berat seperti sepsis bisa membuat tubuh menghasilkan reaksi kekebalan atau mengalami peradangan berlebihan.

Selain itu, pasokan darah dan oksigen ke seluruh jaringan tubuh juga terganggu.
Tanpa aliran darah dan oksigen yang memadai tersebut, organ penting tubuh bisa mengalami kerusakan dan tidak berfungsi.

Baca juga: 4 Cara Mencegah Obesitas, mulai dari Bayi sampai Dewasa

Bagaimana risiko kematian karena sindrom disfungsi multiorgan?

Selama mengalami infeksi parah atau sepsis, risiko kematian karena sindrom disfungsi multiorgan seperti yang dialami Fajri obesitas yang meninggal dunia bisa beragam, yakni antara 20 persen sampai 100 persen.

Para dokter biasanya menggunakan tingkat keparahan tersebut dengan menakar kondisi sistem pernapasan, sistem kardiovaskular, sistem ginjal, sistem hati, sistem hematologi, dan sistem neurologis.

Jika ada dua sampai empat gagal organ, risiko kematian berkisar antara 20 persen sampai 50 persen. Jika mengalami kegagalan lebih dari empat organ, risiko kematiannya naik antara 60 persen sampai 100 persen.

Baca juga: Ini Pertimbangan Prabowo Beri Abolisi dan Amnesti ke Tom Lembong dan Hasto

Mengingat kondisi sindrom disfungsi multiorgan karena sepsis rentan berbahaya dan fatal, penderita dengan kondisi ini memerlukan perawatan medis intensif.

Demikian penjelasan apa itu sindrom disfungsi multiorgan lantaran sepsis seperti yang dialami Fajri yang meninggal dunia dengan obesitas.

(Sumber: Kompas.com: Penulis/Editor: Xena Olivia/Abdul Haris Maulana)

Baca juga: 7 Olahraga yang Sesuai untuk Penderita Obesitas

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Terkini Lainnya
Pemerintah Mulai Cek Kesehatan Gratis untuk 53,8 Juta Anak Sekolah
Pemerintah Mulai Cek Kesehatan Gratis untuk 53,8 Juta Anak Sekolah
Health
6,7 Persen Warga Jateng Terdeteksi Alami Gangguan Jiwa Lewat Program Dokter Keliling
6,7 Persen Warga Jateng Terdeteksi Alami Gangguan Jiwa Lewat Program Dokter Keliling
Health
Burnout Tak Hanya Soal Lelah, Ini Ciri dan Cara Mengatasinya Menurut Psikolog
Burnout Tak Hanya Soal Lelah, Ini Ciri dan Cara Mengatasinya Menurut Psikolog
Health
Demam Berdarah Tak Lagi Musiman, Dokter Ingatkan Ancaman Dengue Sepanjang Tahun
Demam Berdarah Tak Lagi Musiman, Dokter Ingatkan Ancaman Dengue Sepanjang Tahun
Health
Makan Lebih Awal, Risiko Obesitas Lebih Rendah: Ini Penjelasan Ahli Gizi
Makan Lebih Awal, Risiko Obesitas Lebih Rendah: Ini Penjelasan Ahli Gizi
Health
Polusi Udara Ancam Kesehatan Anak, Kemenkes Ingatkan Orang Tua Lebih Waspada
Polusi Udara Ancam Kesehatan Anak, Kemenkes Ingatkan Orang Tua Lebih Waspada
Health
Dorong Inovasi Riset Klinis di Indonesia, Siloam Hospitals Jalin Kemitraan Strategis dengan Syneos Health
Dorong Inovasi Riset Klinis di Indonesia, Siloam Hospitals Jalin Kemitraan Strategis dengan Syneos Health
Health
Polusi Udara Ancam Kesehatan Anak hingga Lansia, Kemenkes Minta Warga Waspada
Polusi Udara Ancam Kesehatan Anak hingga Lansia, Kemenkes Minta Warga Waspada
Health
Air Kelapa Bisa Turunkan Tekanan Darah dan Cegah Dehidrasi, Ini Penjelasan Ahli Gizi
Air Kelapa Bisa Turunkan Tekanan Darah dan Cegah Dehidrasi, Ini Penjelasan Ahli Gizi
Health
Komitmen Le Minerale Wujudkan Generasi Sehat Bebas BPA
Komitmen Le Minerale Wujudkan Generasi Sehat Bebas BPA
Health
Kasus Vitamin B6 Berlebih Kembali Disorot, Dokter Peringatkan Risiko Kerusakan Saraf
Kasus Vitamin B6 Berlebih Kembali Disorot, Dokter Peringatkan Risiko Kerusakan Saraf
Health
Teknologi Robotik Mulai Digunakan dalam Rehabilitasi Pasca Stroke dan Cedera
Teknologi Robotik Mulai Digunakan dalam Rehabilitasi Pasca Stroke dan Cedera
Health
Waspada Beri Obat Batuk Pilek ke Anak, Dokter Ingatkan Kenali Gejalanya Dulu
Waspada Beri Obat Batuk Pilek ke Anak, Dokter Ingatkan Kenali Gejalanya Dulu
Health
Anak Jakarta Makin Rentan Diabetes, Kenali Gejala Awal yang Sering Diabaikan
Anak Jakarta Makin Rentan Diabetes, Kenali Gejala Awal yang Sering Diabaikan
Health
Penelitian: Daun Pegagan Bisa Lindungi Hati Pasien Remaja dengan TB
Penelitian: Daun Pegagan Bisa Lindungi Hati Pasien Remaja dengan TB
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau