Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyerang Otak, Berikut Penyebab dan Faktor Risiko Alzheimer...

Kompas.com - 22/09/2023, 07:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Shintaloka Pradita Sicca

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penyakit Alzheimer adalah gangguan pada otak yang ditandai dengan adanya penumpukan protein tertentu.

Menurut informasi dari NHS, penumpukan protein di otak bisa membentuk plak di sekitar sel otak.

Baca juga: Para Ilmuwan Temukan Proses Sel Otak Mati Akibat Penyakit Alzheimer

Hal ini bisa memicu penurunan neurotransmiter yang terlibat dalam pengiriman pesan dan sinyal antarsel otak.

Kondisi tersebut bisa membuat otak menyusut dan sel-sel otak mati perlahan. Apakah penyebabnya?

Artikel ini akan mengulas lebih lanjut tentang penyebab penyakit Alzheimer. 

Baca juga: Anda Susah Tidur? Segera Atasi Agar Bebas Penyakit Alzheimer

Apa penyebab penyakit Alzheimer?

Bisa dibilang sangat sulit menentukan penyebab pasti penyakit Alzheimer.

Bahkan, peneliti yakin Alzheimer kemungkinan besar terjadi karena penyebab yang kompleks. Jadi, tidak ada penyebab tunggal yang memicu penyakit ini.

Mengutip Mayo clinic, penyebab pasti penyakit Alzheimer belum sepenuhnya dipahami.

Namun, pemicu dasar penyakit ini adalah adanya kegagalan fungsi protein otak yang mengganggu kerja sel-sel otak atau neuron.

Neuron menjadi rusak dan kehilangan koneksi sama lain hingga akhirnya mati.

Ada dua jenis protein yang berperan utama sebagai penyebab penyakit Alzheimer, yakni beta amiloid dan protein tau.

Baca juga: 7 Tahapan Alzheimer dari Ringan sampai Berat yang Perlu Diketahui

Beta-amiloid adalah fragmen protein yang lebih besar. Ketika fragmen-fragmen ini menggumpal, hal ini bisa memicu toksik pada neuron dan mengganggu komunikasi antarsel otak.

Gumpalan ini membentuk endapan yang lebih besar, yang disebut plak amiloid.

Sementara itu, protein tau berperan dalam sistem pendukung dan transportasi internal sel otak untuk membawa nutrisi dan bahan penting lainnya.

Pada penderita Alzheimer, protein tau berubah bentuk dan tersusun menjadi struktur yang disebut neurofibrillary tangles.

Tangles tersebut mengganggu sistem transportasi dan menyebabkan kerusakan sel otak.

Baca juga: Apakah Alzheimer Penyakit Keturunan?

Faktor risiko penyakit Alzheimer

Ada beberapa kondisi yang bisa membuat seseorang berisiko tinggi mengalami penyakit Alzheimer.

Menurut informasi dari Alzheimer's Association, berikut beberapa faktor risiko penyakit Alzheimer:

  • Usia

Bertambahnya usia membuat seseorang rentan mengalami penyakit Alzheimer. Namun, kelainan otak ini bukan bagian dari penuaan.

Kebanyakan orang yang mengalami penyakit Alzheimer berusia 65 tahun ke atas. Setelah usia 65 tahun, risiko penyakit meningkat dua kali lipat setiap lima tahun.

Setelah usia 85 tahun, risikonya mencapai hampir sepertiga.

Baca juga: 2 Perbedaan Alzheimer dan Pikun yang Perlu Diketahui

  • Sejarah keluarga

Faktor risiko kuat lainnya adalah riwayat keluarga. Mereka yang memiliki orang tua, saudara laki-laki atau perempuan yang mengidap Alzheimer lebih mungkin terkena penyakit ini.

Risikonya meningkat, jika lebih dari satu anggota keluarga menderita penyakit Alzheimer.

  • Genetika

Kurang dari satu persen kasus Alzheimer disebabkan oleh perubahan genetik spesifik yang membuat seseorang berisiko tinggi menderita kelainan otak ini.

Dalam kasus ini, penyakit Alzheimer biasanya dimulai pada usia paruh baya.

Baca juga: Kenali Gejala Alzheimer di Usia Muda dan Penyebabnya

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Terkini Lainnya
Target 20 Juta Penerima Makan Bergizi Gratis Dikejar, Anggaran Sudah Rp 8,2 Triliun
Target 20 Juta Penerima Makan Bergizi Gratis Dikejar, Anggaran Sudah Rp 8,2 Triliun
Health
Makan Dipapah, Menu Tunggal, dan Larangan Telur: Praktik MPASI Tradisional yang Masih Bertahan
Makan Dipapah, Menu Tunggal, dan Larangan Telur: Praktik MPASI Tradisional yang Masih Bertahan
Health
Keluarga Pasien Paksa Dokter RSUD Sekayu Buka Masker, IDI Kawal Proses Hukum
Keluarga Pasien Paksa Dokter RSUD Sekayu Buka Masker, IDI Kawal Proses Hukum
Health
Dikecam Warganet, Keluarga Pasien di Sumsel Paksa Dokter Buka Masker di Ruang Perawatan
Dikecam Warganet, Keluarga Pasien di Sumsel Paksa Dokter Buka Masker di Ruang Perawatan
Health
Peneliti BRIN Ungkap Ciri dan Risiko Long Covid, Ancaman Kesehatan Pascapandemi
Peneliti BRIN Ungkap Ciri dan Risiko Long Covid, Ancaman Kesehatan Pascapandemi
Health
Protein Hewani Jadi Kunci Cegah Stunting, Ini Penjelasan IDAI
Protein Hewani Jadi Kunci Cegah Stunting, Ini Penjelasan IDAI
Health
Waspada Radang Usus pada Anak, Kenali Gejala dan Penanganan Terbarunya
Waspada Radang Usus pada Anak, Kenali Gejala dan Penanganan Terbarunya
Health
79 Ribu Lebih Kasus DBD, Indonesia Tertinggi di ASEAN: Ahli Ingatkan Pencegahan Dini
79 Ribu Lebih Kasus DBD, Indonesia Tertinggi di ASEAN: Ahli Ingatkan Pencegahan Dini
Health
IDAI Ingatkan MPASI Tepat untuk Cegah Stunting, Luruskan Mitos yang Masih Beredar
IDAI Ingatkan MPASI Tepat untuk Cegah Stunting, Luruskan Mitos yang Masih Beredar
Health
Badan Tetap Pegal Meski Sudah Tidur? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
Badan Tetap Pegal Meski Sudah Tidur? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
BrandzView
Menjawab Tantangan Global Pemberantasan HIV/AIDS
Menjawab Tantangan Global Pemberantasan HIV/AIDS
Health
Studi: Pandemi Mempercepat Penuaan Otak, Termasuk Orang yang Tidak Terinfeksi Covid-19
Studi: Pandemi Mempercepat Penuaan Otak, Termasuk Orang yang Tidak Terinfeksi Covid-19
Health
Cana Wellness Hadir di Jakarta, Atasi Burnout ala Tamara Geraldine
Cana Wellness Hadir di Jakarta, Atasi Burnout ala Tamara Geraldine
Health
BPOM Cabut Izin Edar 14 Kosmetik dengan Klaim Menyesatkan dan Langgar Norma Kesusilaan
BPOM Cabut Izin Edar 14 Kosmetik dengan Klaim Menyesatkan dan Langgar Norma Kesusilaan
Health
Studi: Olahraga Intens Bisa Tekan Pertumbuhan Kanker Payudara Sampai 30 Persen
Studi: Olahraga Intens Bisa Tekan Pertumbuhan Kanker Payudara Sampai 30 Persen
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau