Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tumbuh bersama kekuatan mimpi perempuan Indonesia

Cerita Ade Jigo Mengingat Istrinya dan Aa Jimmy Diterjang Tsunami Banten

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/IRA GITA
Ade Jigo saat ditemui usai mengisi sebuah acara di kawasan Mampang, Jakarta Selatan, Kamis (3/1/2019).
|
Editor: Tri Susanto Setiawan

JAKARTA, KOMPAS.com - Komedian Ade Jigo mengingat kembali ketika ia terkena musibah peristiwa tsunami Banten pada 22 Desember 2018 lalu.

Ade terlihat mengernyitkan dahi dan matanya terpejam.

Jari teluntuk pun ditaruh di antara kedua alisnya seakan sedang mengulang kembali kejadian Tsunami Banten yang merenggut nyawa istrinya, Meyuza.

Ade merupakan salah satu korban yang selamat dari peristiwa tsunami Banten bersama kedua anaknya.

1. Istri yang tidak seperti biasanya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dikutip dari Kompas.com dari akun YouTube Merry Riana, Rabu (25/12/2019), Ade bersama keluarga tiba Banten pukul 15.00 WIB, sehari sebelum manggung di Tanjung Lesung, Banten, bersama band Seventeen.

Baca juga: Cerita Ade Jigo soal Keanehan Sebelum Tsunami Tewaskan Istrinya

Ade menuturkan, ia tidak sengaja membawa keluarganya. Pasalnya, ia sangat jarang membawa keluarga untuk ke luar kota pada saat bekerja, terlebih masih punya anak kecil.

Setibanya di hotel, mereka pun langsung ganti pakaian untuk bergegas main ke pantai. Namun, ada yang aneh saat Meyuza bikin vlog pada kesempatan itu.

"Dia (Meyuza) biasanya bikin vlog selalu memunculkan wajahnya dulu, baru ke sekitarnya. Itu tiga kali vlog tidak memunculkan wajahnya," ungkap Ade.

Namun, dalam video tersebut yang masih disimpan Ade, Meyuza meminta anaknya untuk melambaikan tangan ke kamera.

"Cuma kata-kata ke anak saya, 'Abang bye-bye, Dedek bye-bye, semuanya bye-bye'. Itu kata-katanya," ujar Ade Jigo seperti menirukan perkataan Meyuza.

Meski demikian, Ade mengaku pada saat itu tidak memiliki firasat aneh bahwa musibah tsunami akan menerjang.

2. Aa Jimmy berperilaku berbeda

Pada siang hari sebelum kejadian, Ade bersama rekan kerjanya, Aa Jimmy, berlatih untuk persiapan mengisi acara.

Baca juga: Ade Jigo Sebut Aa Jimmy Berperilaku Berbeda Sebelum Tewas Diterjang Tsunami

Pada saat latihan, Ade Jigo merasa Aa Jimmy yang ia kenal sejak 2009 bersikap berbeda.

"Saya mengenal Aa Jimmy itu tidak pernah marah, tidak pernah debat dengan saya, tidak pernah menunjukkan unek-unek di depan kami," kata Ade.

Namun, kata Ade, siang itu saat latihan, Aa Jimmy dan Ade Jigo berdebat terkait konsep lagu yang akan mereka tampilkan pada malam tersebut.

Tidak mau pertengkaran semakin berlarut-larut, mereka berdua memutuskan untuk memakai konsep baru untuk mengisi acara salah satu perusahaan itu.

3. Gelombang tsunami menerjang

Ade dan Aa Jimmy pun tampil dan saatnya band Seventeen memanjakan penonton dengan lagu-lagunya. Mereka turun panggung pukul 21.05.

Ade langsung bergegas berganti pakaian di belakang panggung. Saat itu, Ade melihat Meyuza sedang asyik menyuapi anak sulungnya yang tengah lapar.

Baca juga: Ade Jigo Terus Menggendong Sang Anak Saat Diterjang Tsunami Banten

Setelah itu, Meyuza meminta Ade menjaga sang anak menonton acara yang sedang berlangsung.

Kalimat yang keluar dari Meyuza, kata Ade, merupakan kalimat terakhir yang ia dengar dari mediang istri tercinta.

"(Istri Ade Jigo bilang) 'Yah, ajak anak-anak ke depan buat nonton, Bunda mau makan, gantian'. Oh ya sudah saya bilang," kata Ade menirukan perkataan Meyuza.

Ade kemudian mengajak anaknya ke depan panggung. Namun, sebelum sampai dekat panggung, Ade mampir di booth kopi.

Ade mengatakan, saat itu, ia bermaksud memberi tahu AA Jimmy yang sangat menyukai kopi.

Saat Ade menoleh ke arah panggung, ombak tinggi sudah akan menerjang lokasi acara.

"Air sudah di atas saya enam meter," ujar Ade.

4. Karena seutas tali

Akibat gelombang tinggi, suasana menjadi panik dan banyak orang berteriak "air! air!".

Ade tidak pikir panjang dan bergegas menyelamatkan diri. Namun, baru berlari lima langkah, Ade bersama anaknya sudah terkena air ombak tsunami.

Ia mengaku berada di dalam air sekitar lima menit. Di dalam air tsunami, Ade hanya bisa memejamkan mata, memeluk anak, dan berdoa.

"Tiba-tiba air sudah mulai tenang dan saya tersangkut satu utas tali. Saya pegang, saya naik, dapatlah udara," ujar Ade.

Setelah mendapatkan udara untuk bernapas, Ade mengetuk plafon dengan banyak orang di dalam ruangan.

Ade mengatakan, posisi di dalam ruangan banyak orang, tetapi tidak berdesakan satu sama lain. Orang-orang tersebut sibuk menyelamatkan diri.

Meski dalam keadaan seperti itu, anak yang ia peluk tetap tenang. Di dalam ruangan itu, Ade tidak mendengar orang kesakitan dan minta tolong.

Ia hanya mendengar laki-laki dan perempuan yang sedang ceramah. Tidak berselang lama, Ade menuturkan, ada mukjizat datang. Pintu kecil terbuka dengan sendirinya.

"Pintu kecil itu terbuka sendiri, saya lihat ada cahaya bulan. Saya cuma bisa bersyukur, alhamdulillah ini mukjizat," ujar Ade.

Dalam kondisi panik seperti itu, kata Ade, tidak ada orang yang berebut keluar pintu. Sesampainya di depan pintu, lanjutnya, masih ada tembok tinggi yang menghadang.

Kemudian Ade meminta tolong kepada seorang pria yang sudah berhasil naik ke atas tembok untuk memegang anaknya.

"Pak, tolong pegangi anak saya, saya sudah enggak kuat untuk naik," kata Ade kepada pria tersebut saat itu.

Akhirnya, Ade dan anaknya berhasil naik ke atas tembok tinggi dan bernapas dengan lega.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi