JAKARTA, KOMPAS.com - Film drama keluarga garapan Visinema Pictures berjudul Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (NKCTHI) siap menyapa para pecinta film Indonesia mulai hari ini, Kamis (2/1/2020).
Film yang diangkat dari buku karya Marchella FP itu disutrdarai oleh Angga Dwimas Sasongko.
Kompas.com merangkum 3 fakta menarik tentang film ini sebagai berikut:
1. Sulit perankan anak bungsu
Rachel Amanda mengungkapkan tantangan yang dia rasakan saat memerankan tokoh Awan dalam NKCTHI
Saat ditemui di Pejaten Vilage, Jakarta Selatan, Senin (30/12/2019), Rachel mengaku sulit memerankan Awan yang adalah anak bungsu.
"Kalau aku sih lebih tantangan ya. Aku tuh aslinya anak sulung. Jadi ketika ditawarin jadi Awan sebagai anak bungsu, aku agak hmmm" kata Rachel.
Rachel yang diketahui memiliki dua adik itu mengaku sedikit kebingungan saat mencari referensi untuk mendalami peran sebagai anak bungsu.
"Akhirnya ngobrol sama teman baikku yang kebetulan anak bungsu dan seumuran sama aku. Biasa aku belajar dari mereka," lanjut Rachel.
Selain belajar dari teman-temannya, Rachel juga banyak berdiskusi dengan Rio Dewanto, lawan mainnya dalam film garapan sutradara Angga Dwimas Sasongko itu.
"Aku ngobrol sama Kak Rio Dewanto karena kebetulan dia yang bungsu. Jadi kita saling bertukar informasi tentang rasanya jadi anak sulung dan bungsu," ucap Rachel.
2. Tidak percaya diri
Rachel Amanda mengaku pernah merasa tidak percaya diri (PD) saat didapuk memerankan tokoh awan dalam NKCTHI kepada Angga Dwimas Sasongko.
"Deg-degannya itu pas awal proses syuting sih. Karena beberapa hari pertama sejujurnya aku ada rasa enggak PD sih jadi Awan, dan aku ngomong itu ke Mas Angga," kata Rachel.
Angga pun langsung membantu Rachel mengatasi rasa tidak percaya dirinya itu.
"Dan di situ Mas Angga cukup menenangkan aku sih dengan menunjukan potongan adegan hari sebelumnya dan make sure ya sudah PD saja jadi Awan," lanjut Rachel.
3. Film keluarga pertama Angga Dwimas Sasongko
Angga Dwimas Sasongko menyebut NKCTHI merupakan film bergenre keluarga pertama yang digarapnya.
"Sebenarnya kalau dilihat dari 9 film saya yang lain, film ini adalah film keluarga pertama," kata Angga.
Setelah menyelesaikan film Wiro Sableng dengan skala produksi yang besar dan melelahkan, kemudian timbul pertanyaan besar di kepala Angga, apa yang selanjutnya akan dia lakukan.
Ayah satu anak itu pun memilih menggarap sebuah film keluarga yang dekat dengan dirinya.
"Apakah film dengan skala yang lebih besar atau pulang ke rumah seakan duduk di kamar ngaca bikin film yang dekat dengan saya," tutur Angga.
Maka saya memutuskan untuk membuat film yang lebih dekat dengan saya ketimbang film yang lebih besar," lanjut sutradara film Filosofi Kopi itu.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.