Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tumbuh bersama kekuatan mimpi perempuan Indonesia

Sinopsis Film Nyanyian Akar Rumput, Semburat Wiji Thukul dari Fajar Merah

Baca di App
Lihat Foto
Intagram Fajar Merah
Tangkapan layar poster film dokumenter Nyanyian Akar Rumput
Penulis: Andika Aditia
|
Editor: Novianti Setuningsih

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyair Wiji Thukul mungkin telah pergi bersama puisi resistensinya yang menyentuh nurani.

Diketahui, Wiji Thukul adalah seorang sastrawan dan aktivis HAM yang dihilangkan oleh rezim pada tahun 1998.

Tetapi, semangat Wiji Thukul dalam bersuara tetap ada dan terjaga.

Salah satu bentuk konkretnya adalah lewat film dokumenter bertajuk Nyanyian Akar Rumput garapan Yuda Kurniawan.

Baca juga: Saat Wiji Thukul Kembali Melantunkan Puisinya di Solo...

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Film ini membagi tentang bagaimana keluarga setelah ditinggal Wiji Thukul. Dengan fokus utama Fajar Merah, yakni anak sang penyair.

Dikisahkan bagaimana Fajar dengan bandnya yang bernama Merah Bercerita mencoba melestarikan lagi puisi-puisi Wiji Thukul.

Tujuannya agar orang-orang tak lupa akan peran para aktivis yang dibungkam selama orde baru. Serta, membuktikan bahwa puisi pernah dianggap sebagai momok yang menakutkan oleh penguasa.

Proses film ini cukup panjang, yakni sekitar empat tahun 2014-2018. Hal lantaran Yuda mengikuti betul kehidupan dan keseharian keluarga Wiji Thukul, terutama Fajar Merah.

Pertemuan Yuda dan Fajar terjadi pada tahun 2013 ketika tengah diselenggarakan acara Asean Literary Festival di Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat.

Baca juga: Penangkapan Ananda Badudu yang Buat Dian Sastro Teringat Wiji Thukul

Dalam film dokumenter ini juga diselipkan kegiatan Wiji Thukul sebagai penyair yang juga aktivis, termasuk kegiatannya dalam Partai Rakyat Demokratik.

Sebagai informasi, di awal era 90-an terdapat sebuah organisasi Partai Rakyat Demokratik (PRD), partai independen yang didirikan oleh kaum muda dan mahasiswa sebagai partai oposisi rezim Orde Baru.

Wiji Thukul hadir dan hidup di dalamnya. Dari sini, ia juga getol melahirkan puisi-puisi yang dijadikan peluru untuk melawan penindasan.

Baca juga: Saat Wiji Thukul Kembali Melantunkan Puisinya di Solo...

Judul film dokumenter ini sendiri diambil dari salah satu puisi Wiji Thukul. Berikut bunyinya.

"Nyanyian Akar Rumput

jalan raya dilebarkan

kami terusir

mendirikan kampung

digusur

kami pindah-pindah

menempel di tembok-tembok

dicabut

terbuang

kami rumput

butuh tanah

dengar!

Ayo gabung ke kami

Biar jadi mimpi buruk presiden!

Juli 1988"

Film Nyanyian Akar Rumput pun secara spesial ditayangkan di banyak bioskop sejak 16 Januari 2020.

Sebelumnya, perjuangan Wiji Thukul juga sempat diabadikan dalam film dokumenter-drama berjudul Istirahatlah Kata-kata garapan Yosep Anggi Noen.

Baca juga: Wujudkan Sosok Wiji Thukul, Gunawan Maryanto Belajar dari Foto

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi