Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tumbuh bersama kekuatan mimpi perempuan Indonesia

Tulis Novel Guru Aini, Andrea Hirata Butuh Riset Dua Tahun

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/BAHARUDIN AL FARISI
Penulis Andrea Hirata saat ditemui di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Minggu (2/2/2020).
|
Editor: Tri Susanto Setiawan

JAKARTA, KOMPAS.com - Penulis Andrea Hirata mengaku membutuhkan waktu selama kurang lebih dua tahun untuk melakukan riset pada karya terbarunya, Guru Aini.

Sedangkan untuk menuangkan kisah Guru Aini ke dalam sebuah tulisan, Andrea hanya membutuhkan waktu dua minggu.

"Lama risetnya (hampir dua tahun), nulisnya itu dua mingguan lah," ungkap Andrea saat ditemui di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Minggu (2/2/2020).

Baca juga: Andrea Hirata Kembali Sapa Pembaca Lewat Guru Aini

Meski begitu, Andrea mengaku kesulitan menginterpretasikan kalkulus ke dalam bahasa novel. Namun, Andrea menemukan caranya bagaimana membahasakannya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Andrea mengaku dari semua novel yang telah dibuatnya, Guru Ainu merupakan novel tersulitnya.

"Jadi setelah menulis novel, ini memang tantangan paling sulit, novel yang paling sulit adalah Guru Aini," ungkap Andrea.

Baca juga: Andrea Hirata Tolak Tawaran Miliaran Rupiah untuk Filmkan Novelnya

Di sisi lain, Andrea pun sadar bahwa buku Guru Aini akan dibaca oleh guru-guru matematika. Maka dari itu, Andrea mengucapkan permintaan maaf bila ada salah penafsiran.

"Saya kan hanya pernah belajar matematika, saya tidak pernah mengajar matematika. Saya minta maaf sebelumnya pada guru-guru matematika apabila ada sesuatu yang sebenernya enggak akurat," ucapnya.

Andrea mengatakan Guru Aini berkisah tentang seorang guru bernama Desi yang mengajar matematika di daerah pelosok.

Baca juga: Orang-orang Biasa, Novel Tercepat yang Pernah Dirampungkan Andrea Hirata

Pria yang juga menulis buku "Laskar Pelangi" itu mengatakan, Desi memiliki obsesi dan idealisme yang besar untuk menemukan seorang murid yang genius dengan matematika.

Namun, kata Andrea, matematika rupanya menjadi sumber stres bagi Desi.

Apalagi, ditambah Desi bertemu dengan seorang murid benama Aini yang memiliki daya tangkap matematika yang rendah.

Baca juga: Andrea Hirata Kisahkan Kaum Marjinal lewat Orang-orang Biasa

Menariknya, lanjut Andrea, konflik yang diangkat adalah bagaimana Desi berusaha mengajarkan matematika kepada Aini.

"(Di dalam buku) Bu Desi bilang 'matematika untuk anak yang pemberani. Kalau bicara matematika, banyak yang menyerah sebelum bertanding'," ungkapnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi