JAKARTA, KOMPAS.com - Jauh sebelum stand comedy berkembang di Indonesia, ada grup pelawak Srimulat yang lebih dulu menghibur masyarakat Indonesia.
Bukan hanya teknologi saja yang mengalami perkembangan, pun komedi Indonesia juga ada yang alami perubahan.
Dalam sesi obrolan bersama komika Adriano Qalbi yang ditayangkan secara live streaming di Vidio, Sabtu (4/4/2020), komedian senior Toto Muryadi atau Tarzan berbicara tentang Srimulat dan perbedaan lawakan dulu dan sekarang.
Baca juga: Tarzan: Stand Up Comedy Diisi Orang Kampus, kalau Srimulat Orang Kampung
1. Penyampaian materi yang baik
Tarzan menilai stand up comedy memiliki kekhasan dalam menyampaikan berbagai materi candaan.
"Perkembangan stand up itu termasuk salah satu komedi yang punya karakter, jadi enggak bisa digantiin sembarang orang, karena lain orang lain pula karakternya," kata Tarzan.
Menurut Tarzan, latar belakang para komika juga menjadi salah satu pembeda gaya lawakan stand up comedy dan lawakan lainnya.
Baca juga: Tarzan: Dulu Penonton Harus Bayar kalau Mau Nonton Komedi, Sekarang Penonton Dibayar
Tarzan merasa, disiplin ilmu yang berbeda dengan khasanah masing-masing pelawak menjadi faktor bagaimana pelawak itu menyampaikan materi candaannya.
"Karena juga banyak diisi orang kampus, nah Srimulat orang kampung, kalau dulu kita enggak hati-hati bisa gagal, misalnya Asmuni, Gepeng, dulu begitu teliti mengikuti topik komedi yang sudah disusun dan improve-nya gimana," ucapnya.
2. Segi penonton
Lebih lanjut, Tarzan memberikan perbedaan tentang komedi zaman dulu dan kini.
Salah satunya yang dia soroti adalah motivasi kehadiran penonton untuk menyaksikan pelawak atau komedian yang tampil.
"Meskipun sekarang bedanya penonton dibayar, kalau dulu malah bayar kalau mau nonton," ujarnya.
Baca juga: Lakukan Komedi Slapstick di Srimulat, Tarzan Diprotes dan Dianggap Kejam
Menurut Tarzan, perbedaan itu terlihat sepele. Namun kehadiran penonton yang membayar membuat dia dan teman-temannya tampil maksimal agar penonton tidak merasa sia-sia mengeluarkan uang.
3. Beda makna antara komedi dan candaan
Menurut Tarzan, banyak orang keliru dengan menganggap sama komedi dan bercanda.
"Iya, komedi dan bercanda itu beda," ucap Tarzan.
Tarzan mencontohkan hal yang paling sederhana adalah ketika kita menonton film komedi.
Baca juga: Tarzan: Srimulat Selalu Pakai Perasaan Saat Lakoni Komedi
Penonton bisa tertawa meskipun para pemainnya memajang raut wajah serius dan tak ada yang tertawa.
"Misalnya film komedi, kan, serius tapi ceritanya lucu, dibuatnya serius enggak pakai bercanda, tetapi orang ketawa," kata Tarzan.
Dari situ, lanjut Tarzan, kita sudah bisa membedakan antara komedi dan bercanda adalah dua hal berbeda tanpa harus mengulas lebih jauh.
"Nah itu kan sudah terlihat bedanya, kalau bercanda kan bisa saja sambil tertawa walau ceritanya tidak lucu. Intinya kan dicerita itu dan cara menyampaikannya," ucapnya.
Baca juga: Tarzan: Humor Itu Sadis, Orang Ditendang, Kita Malah Tertawa
4. Berkomedi gunakan perasaan
Tarzan mengatakan Srimulat bahwa Srimulat bukanlah sembarang grup lawak. Menurut Tarzan, pelawak-pelawak Srimulat melawak dengan perasaan.
"Kuncinya Srimulat selalu menggunakan perasaan dalam melakoni komedi. Saya itu bisa terkenal karena memakai perasaan saat komedi," ucap Tarzan.
Bagi Tarzan, Srimulat adalah kelompok komedi yang bekerja dengan hati.
Etos kerja itu menyatu dengan para anggota Srimulat menjadi sebuah profesionalisme yang terus dipegang.
"Teman-teman tuh kalau ada masalah pasti baikan, enggak ada cerita dibawa ke panggung. Kalau enggak, dipecat Pak Teguh," ujar Tarzan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.