Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tumbuh bersama kekuatan mimpi perempuan Indonesia

Garin Nugroho: Saya Termasuk Sutradara yang Langka

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com / DINO OKTAVIANO
Sutradara Garin Nugroho, saat diwawancara di newsroom Harian Kompas, Gedung Kompas Gramedia, Jakarta Pusat, Rabu (20/1/2016).
|
Editor: Kurnia Sari Aziza

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah film terkenal karya sutradara Garin Nugroho telah melambungkan namanya di dunia perfilman nasional.

Terakhir, film Kucumbu Tubuh Indahku di tahun 2019 yang mewakili Indonesia sebagai nominasi Piala Oscar 2020.

Dalam perbincangannya bersama sutradara Faozan Rizal, Garin mengungkapkan kelebihan dirinya yang sering menggarap berbagai genre film.

Baca juga: Garin Nugroho, Obsesi dan Perjalanan Menuju Planet Sebuah Lament

Misalnya, menurut Faozan, dari Bulan Tertusuk Ilalang (1994) film yang sangat personal, berganti ke film Rindu Kami Padamu (2004) yang sangat sederhana.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Garin lalu mengutip kalimat salah satu kritikus film internasional. 

"Dia mengatakan, 'Sedikit atau langka sutradara yang berani berubah genre, berubah style, berubah pendekatan dari satu film ke film yang lain'. Nah saya termasuk (sutradara) yang langka ini," kata Garin dalam siaran langsung di Instagram @ifdclub, Selasa (7/4/2020).

Baca juga: Bicara Peluang Kucumbu Tubuh Indahku di Oscar, Garin Nugroho Merasa Dilema

Garin lalu membeberkan alasan dirinya memilih jalan selalu mencoba genre film berbeda.

"Saya suka sesuatu yang belum pernah saya lakukan. Mencari sesuatu yang mengelola, apa yang disebut peta baru dan mencoba melakukan sesuatu yang juga bikin saya menjadi tegang," ucap Garin.

"Jadi kalau saya bikin sesuatu yang baru kan menjadi tegang. Saya menjadi berdebar terus dan menjadi nol," katanya. 

Baca juga: Planet-Sebuah Lament, Karya Garin Nugroho yang Siap Pentas Awal 2020

Menjadi nol tersebut diartikannya dapat mempelajari ilmu baru.

"Menjadi nol tuh paling penting buat saya, menjadi bodoh tuh paling penting. Karena kalau sudah pintar ya sudah ngapain bikin, sudah tahu jadinya (seperti apa) ngapain bikin, repot betul sudah tahu jadinya kita (tetap) bikin," ujar Garin. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi