Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tumbuh bersama kekuatan mimpi perempuan Indonesia

Pengakuan Rachel Vennya Pernah Coba Bunuh Diri dan Dikira Kesurupan

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/DIAN REINIS KUMAMPUNG
YouTubers yang juga selebgram Rachel Vennya saat ditemui di Raven Is Odd di Kuningan City, Jakarta Selatan, Kamis (1/8/2019).
Penulis: Andika Aditia
|
Editor: Dian Maharani

JAKARTA, KOMPAS.com - Selebgram Rachel Vennya akhirnya menceritakan perjuangannya menghadapi penyakit mental, bipolar disorder.

Bipoler merupakan suatu gangguan yang berhubungan dengan perubahan suasana hati mulai dari posisi terendah depresif atau tertekan ke tertinggi atau manik.

Cerita ini Rachel bagikan bersama suaminya Niko Al Hakim dalam vlog berjudul "Generelized Anxiety Disorder & Bipolar Disorder" yang tayang di channel YouTube Rachel & Niko, Minggu (26/4/2020).

Baca juga: Rachel Vennya Blak-blakan Sakit Bipolar, Niko Al Hakim Idap GAD

Menurut Rachel, ia dulu sering kali mengalami ledakan emosional ketika marah.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misalnya saja tiba-tiba pergi keluar rumah entah kemana atau menangis, atau menyakiti diri sendiri.

"Dulu waktu kecil, kalau hidup enggak seperti yang gue mau, gue suka jedotin kepala ke tembok," ucap Rachel Vennya seperti dikutip Kompas.com, Senin (27/4/2020).

Baca juga: Cerita Niko, Suami Rachel Vennya Idap GAD: Cemas dan Sesak Napas Tiba-tiba

Gejala ini pun berlanjut dirasakan oleh Rachel Vennya, ia pernah mencoba untuk bunuh diri meski tak dalam intensitas yang parah.

"Coba buat bunuh diri tapi enggak parah kayak cakar-cakar badan gue sendiri," ucap Rachel.

Setelah bertanya-tanya cukup lama, akhirnya Rachel mengetahui penyebab gangguan emosional yang ia alami tersebut.

Rachel Vennya mengaku sempat tak percaya akan kondisinya tersebut.

"Sampai di tahun 2013. Gue menerima sesuatu hal yang enggak bisa gue terima, saat itu gue coba bunuh diri, aku minum sesuatu supaya aku mati aja," ucap Rachel Vennya.

Baca juga: YouTuber Rachel Vennya Gelar Pameran Bertema Kesehatan Mental

Atas kejadian itu, Rachel meminta maaf kepada orangtuanya karena telah bertindak tak lazim.

Sadar kondisi yang dialami anaknya harus diobati, orangtua Rachel Vennya akhirnya membawa anaknya ke rumah sakit.

"Akhirnya Mama bawa aku ke rumah sakit jiwa. Nah saat masuk ke RS jiwa aku di diagnosa bipolar disorder," ujar Rachel.

Rachel sempat menyayangkan ketika ia dinyatakan mengidap bipolar disorder, banyak orang terdekatnya memberikan terapi yang tak sesuai dengan arahan tim dokter.

"Saat rawat inap aku ingat banget, dokter enggak bisa ngelarang, jadi setiap ada adzan itu aku selalu di adzanin, orang-orang ngiranya aku tuh kesurupan gitu lho," kata Rachel.

Rachel sempat bertanya-tanya terhadap perlakuan orang sekitar yang tak sejalan dengan semangat untuk menyembuhkan kondisinya itu.

"Gue merasa suka dengar orang jalan. Saat itu gue dibilang kesurupan. Dan gue ngerasa jadi kaya percaya sama orang-orang itu," ucap Rachel Vennya.

Rachel menambahkan, selain gangguan emosional, ia juga mengalami berbagai gejala gangguan mental dan psikis lainnya.

"Jadi mood gue tuh punya 2 shift, dalam 1 hari gue bisa nangis, tidur, enggak jelas alasannya kenapa. Gue bisa sampai enggak makan enggak mandi cuma tiduran aja. Itu Namanya mood depresif. Shift lain lain lagi Namanya manik, itu yang gue rasain adalah ambisius, jadi gue harus capai apa yang gue mau," tutur Rachel Vennya.

Kini, kondisi Rachel Vennya jauh lebih baik setelah ia rutin berkonsultasi ke psikiater dan melakukan berbagai cara yang mampu meredam gangguan emosional yang ia alami.

Awalnya, Rachel sempat khawatir untuk membagikan pengalamannya ini.

Ia khawatir akan stigma orang banyak akan apa yang ia alami.

Namun, Rachel Vennya akhirnya memberanikan diri untuk terbuka untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang gangguan jiwa dan menghilangkan stigma.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi