Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tumbuh bersama kekuatan mimpi perempuan Indonesia

Perjalanan Karier Mendiang Didi Kempot, Sang Legenda Campursari

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG
Penyanyi campursari, Didi Kempot saat cek sound sebelum acara program Rosi di Kompas TV di Menara Kompas, Jakarta, Kamis (1/8/2019).
Penulis: Firda Janati
|
Editor: Andi Muttya Keteng Pangerang

JAKARTA, KOMPAS.com – Duka mendalam tengah menyelimuti industri hiburan Tanah Air, penyanyi campursari Didi Kempot meninggal dunia hari ini, Selasa (5/5/2020).

Didi kempot diketahui mengembuskan napas terakhir sekitar pukul 07.30 WIB dalam usia 53 tahun.

Banyak sekali karya dari legenda musik campursari yang bernama lengkap Dionisius Prasetyo itu.

Baca juga: Duka Daniel Mananta atas Meninggalnya Didi Kempot dan Harapan untuk Musik Campursari

Lagu-lagunya sangat popular di berbagai kalangan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Termasuk anak muda dari berbagai daerah yang menyebut diri mereka sebagai Sadboys dan Sadgirls yang tergabung dalam "Sobat Ambyar".

Berikut Kompas.com merangkum perjalanan karier mendiang Didi Kempot:

Memulai karier sebagai musisi jalanan

Didi Kempot memulai kariernya pada  1984 sebagai musisi jalanan.

Baca juga: Didi Kempot Meninggal, Tarzan Srimulat Sarankan Solo Naikkan Bendera Setengah Tiang

Bermodalkan ukulele dan kendhang, Didi Kempot kala itu mulai mengamen di kota kelahirannya di Surakarta, Jawa Tengah.

Hal itu ditekuninya selama tiga tahun, dari 1984 hingga 1986.

Mengadu nasib di Jakarta

Setelah itu, pada 1987 hingga 1989, Didi Kempot mengadu nasib datang ke Jakarta.

Ia kerap berkumpul dan mengamen bersama teman-temannya di daerah Slipi, Palmerah, Cakung, maupun Senen.

Baca juga: Semasa Hidup, Didi Kempot Disebut sebagai Sosok yang Hangat dan Ceria

Nama panggungnya merupakan singkatan dari Kelompok Pengamen Trotoar, grup musik asal Surakarta yang membawa ia hijrah ke Jakarta.

Sembari mengamen di Ibu Kota, Didi beserta temannya mencoba menitipkan kaset rekaman ke beberapa studio musik di Jakarta.

Setelah beberapa kali gagal, akhirnya mereka berhasil menarik perhatian label Musica Studio's.

Hingga pada 1989, Didi Kempot mulai meluncurkan album pertamanya.

Baca juga: Penikmat Musik Didi Kempot Bukan Segmen Pasar Ecek-ecek

Salah satu lagu andalan di album tersebut adalah "Cidro".

Lagu tersebut begitu menyentuh hingga membuat pendengar terbawa perasaan.

Sejak saat itulah, Didi Kempot mulai sering menulis lagi bertema patah hati.

Awal kesuksesan di kancah Internasional

Pada 1993, Didi Kempot mulai tampil di luar negeri, tepatnya di Suriname, Amerika Selatan.

Baca juga: Didi Kempot Meninggal Dunia, Bagaimana Nasib 2 Konsernya?

Lagu "Cidro" yang ada dalam album pertamanya sukses meningkatkan pamornya sebagai musisi terkenal di Suriname.

Tak lama setelahnya, Didi Kempot lanjut menginjakkan kakinya di benua Eropa.

Pada 1996, ia mulai menggarap dan merekam lagu berjudul "Layang Kangen" di Rotterdam, Belanda.

Tak lama setelah pulang kampung, pada era reformasi, tepatnya 1999, dia merilis lagu "Stasiun Balapan".

Baca juga: Gofar Hilman: Didi Kempot Tidak Tahu Dia Seorang Legenda

Kepopuleran meroket

Semasa hidup, Didi Kempot telah merilis sekitar 700 lagu, baik yang dirilis maupun yang tidak.

Meski lagu-lagu tersebut kebanyakan menggunakan Bahasa Jawa, tidak mengurangi penggemar-penggemarnya dari kalangan milenial.

Kembalinya Didi Kempot ke Indonesia ternyata membuat kariernya semakin populer.

Baca juga: Didi Kempot Meninggal, Inul Daratista: Karya Besarmu Akan Jadi Kenangan Indah

Namanya kembali meroket setelah mengeluarkan lagu Kalung Emas pada 2013 lalu.

Pada 2016, penyanyi asal Solo tersebut mengeluarkan lagu "Suket Teki".

Lagu tersebut juga mendapatkan apresiasi yang tinggi dari warga Indonesia.

Sabet banyak penghargaan

Atas karya-karyanya, Didi Kempot berhasil memperoleh banyak penghargaan.

Baca juga: Sebelum Meninggal, Didi Kempot Sempat Minta Lagu Wis Cukup Diterjemahkan dan Dirilis Ulang

Penghargaan di Anugerah Musik Indonesia pada 2001 sebagai Penyanyi Terbaik.

Penghargaan di Anugerah Musik Indonesia pada 2002 sebagai Artis Solo/Duo/Group/Kolaborasi Terbaik dan Album Terbaik.

Penghargaan Anugerah Dangdut TPI pada tahun 2002 kategori Lagu Dangdut Etnik Terbaik.

Baca juga: Didi Kempot Meninggal, Ini Kata Promotor soal Konser Ambyar Tak Jogeti di GBK

Penghargaan di Anugerah Musik Indonesia pada 2003 kategori Karya Produksi Tradisional Terbaik.

Masih di tahun yang sama, ia mendapat penghargaan Anugerah Dangdut TPI pada 2003, kategori Penyanyi Rekaman Lagu Dangdut Etnik Terbaik.

Penghargaan di Anugerah Musik Indonesia pada 2010 kategori Karya Produksi Lagu Berbahasa Daerah Terbaik.

Baca juga: Didi Kempot Meninggal, Yuni Shara: Saya Merasa Patah Hati

Penghargaan di Anugerah Musik Indonesia pada 2011 kategori Karya Produksi Lagu Berbahasa Daerah Terbaik.

Penghargaan di Anugerah Musik Indonesia pada 2013 kategori Solo, Duo/Grup Dangdut Berbahasa Daerah.

Pada tahun lalu, Didi Kempot mendapatkan Penghargaan Khusus Maestro Campursari dari Indonesia Dangdut Awards pada tahun 2019. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi