Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tumbuh bersama kekuatan mimpi perempuan Indonesia

Joko Anwar Bicara Industri Perfilman dan Prosedur Syuting di Masa New Normal

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/IRA GITA
Joko Anwar saat ditemui dalam acara peluncuran Samsung Galaxy S20 di Ballroom Ritz Calton, SCBD, Jakarta Selatan, Rabu (4/3/2020).
|
Editor: Novianti Setuningsih

JAKARTA, KOMPAS.com - Sutradara Joko Anwar berkesempatan menjadi bintang tamu dalam kanal YouTube presenter Helmy Yahya yang berjudul “Gila Banget Otak dan Ide Joko Anwar. Cekidot”.

Dalam perbincangan dengan Helmy Yahya, sutradara film Gundala ini membahas banyak soal perfilman Tanah Air hingga masuklah pada topik industri perfilman di masa new normal.

Bahkan, Joko Anwar juga menjelaskan bagaimana prosesur syuting yang akan dilakukan di masa new normal atau kenormalan baru.

Selain itu, soal monopoli layar bioskop juga sedikit disinggung oleh Helmy Yahya kepada Joko Anwar.

Baca juga: Joko Anwar Percaya Bioskop Tanah Air Bakal Diserbu Masyarakat Saat Dibuka Kembali 29 Juli 2020

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berikut Kompas.com merangkum perbincangan Joko Anwar dan Helmy Yahya.

1. Masa depan perfilman Indonesia di masa new normal

Joko Anwar mengungkapkan ada dua hal yang dialami masa depan perfilman Indonesia di masa new normal, yakni dari segi bisnis dan prosedur syuting.

Apalagi, di masa new normal ini, Joko memastikan adanya tambahan biaya produksi karena adanya rapid test hingga PCR test untuk semua pihak yang terlibat dalam sebuah proyek film.

“Ya ini seperti krunya rapid test, PCR test sebelum syuting terus tentunya kalau kita pysichal distancing prosedur lain jadi molor. Mungkin karena molor ada beberapa adegan dipendekin atau dihilangkan,” tutur Joko Anwar.

Sedangkan dari segi bisnis, Joko Anwar memprediksi bahwa setiap film akan mengalami kendala saat penayangan di bioskop.

Terlebih soal kapasitas bioskop yang bakal dikurangi, mengingat adanya aturan jaga jarak.

“Dari segi bisnis filmnya akan menderita produksinya kemudian penayangannya exhibitor, bioskop-bioskop juga masih akan memiliki kapasitas terbatas,” ucap Joko Anwar.

“Paling enggak saya memperkirakan sampai dengan akhir tahun depan. Dari segi bisnis tentunya akan sangat berpengaruh pasca Covid-19,” ujar Joko menambahkan.

Meski begitu, Joko Anwar meyakini antusiasme penonton Indonesia masih tetap tinggi untuk menyaksikan film.

“Tapi menurut saya kepercayaan masyarakat Indonesia itu tidak akan berkurang. Karena ketika kita berhenti pada saat penonton sedang percaya-percayanya sama kita, film Indonesia,” tutur Joko Anwar

Baca juga: Industri Film Hadapi New Normal, Joko Anwar Bicara Bisnis dan Prosedur Syuting

2. Jelaskan prosedur syuting di masa new normal

Joko Anwar memastikan prosedur syuting sebuah film akan berbeda dari biasanya.

Dia memberikan penjelasan bahwa setiap kru atau pihak yang terlibat dalam proyek film akan menjalani rapid test hingga PCR test.

Tidak hanya sampai di situ, untuk memastikan semuanya aman, para kru dan pihak yang terlibat dianjurkan karantina diri terlebih dahulu.

“Makanya kita mau syuting di new normal, kita ada prosedur kesehatan, yang paling pasti tentunya ada tes, either rapid test atau PCR test, karantina setelah itu,” kata Joko Anwar

“Jadi memastikan setelah kita di-test menunjukkan aman. Setelah itu, tes sekali lagi. Lalu, kita syuting,” sambung Joko Anwar.

Usai menjalankan segala rangkaian itu, protokol kesehatan di lokasi syuting pun akan diterapkan, mulai dari penggunaan masker hingga jaga jarak.

“Tentunya pas syuting ada beberapa prosedur yang harus diikuti di lokasi syuting. Yang standard pakai masker, cuci tangan, physical distancing,” ujar Joko Anwar

Dari prosedur ini, Joko Anwar memastikan biaya produksi sebuah film juga nantinya bakal membengkak.

“Iya jadi mahal banget, either biaya produksi mahal banget atau syutingnya kita kurangi, kompromi di skenario atau potongan adegan atau disatukan,” ucap Joko Anwar.

Baca juga: Joko Anwar Jelaskan Prosedur Syuting di Masa New Normal

3. Tak percaya monopoli layar bioskop

Dalam perbincangan itu, Helmy Yahya turut menanyakan Joko Anwar soal monopoli layar bioskop yang dikuasai oleh segelintir pihak.

Namun, Joko Anwar mengatakan dia tak percaya dengan hal tersebut. Menurutnya, pihak bioskop sudah mulai terbuka.

“Saya enggak percaya dengan monopoli layar (bioskop) lagi ya, karena sekarang sudah terbuka, bahkan menurut saya bioskop sangat open semua film,” kata Joko Anwar.

Bahkan, Joko Anwar memberikan perbedaan cara pendistribusian sebuah film di luar negeri dan Indonesia.

“Jadi kalu kita lihat di luar negeri ya itu ada distributor. Jadi ada produser film, mereka tidak bisa langsung ke exhibitor (bioskop), tidak bisa langsung ke bioskop untuk minta film mereka diputar. Distributor sebagai penyaring, jadi film yang layak tayang di bioskop, mereka ambil untuk diditribusikan ke bioskop-bioskop,” tutur Joko Anwar.

“Nah di Indonesia yang terjadi, produser langsung ke exhibitor, jadi mereka langsung meminta film mereka diputar. Nah bioskop, karena mereka tidak mau dianggap tidak nasionalis, mereka itu memutar semua yang diproduksi film sejelek apapun. Jadi kalau ada yang bilang menguasai layar, saya enggak percaya itu sih,” sambung Joko Anwar.

Kalaupun ada film yang mendapatkan layar sedikit, Joko Anwar menilai film tersebut belum laku.

Joko Anwar menyebut ada faktor tertentu film yang mendapatkan banyak layar.

“Enggak ada itu, karena enggak laku. Film itu gini, ada pasarnya seberapa besar, film yang memiliki potensi penontonnya banyak dari segi genre elemen-elemen atraktif termasuk pembuatnya, pemainnya, temanya, ceritanya, sumber, baik dari novel, TV,” ucap Joko Anwar.

“Kemudian bikin assesment. Ini perusahaannya punya pengalaman untuk membikin promosi marketing atau enggak,” ujar Joko Anwar menambahkan.

Baca juga: Teka-teki Film Kesembilan Joko Anwar

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi