Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tumbuh bersama kekuatan mimpi perempuan Indonesia

Roy Marten: Zaman Dulu Makan Telur, Oh Jangan Harap

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/IRA GITA
Roy Marten saat ditemui di kawasan Tendean, Jakarta Selatan, Senin (25/2/2019).
Penulis: Firda Janati
|
Editor: Tri Susanto Setiawan

JAKARTA, KOMPAS.com – Aktor senior Roy Marten menceritakan masa lalu saat dia masih tinggal di Salatiga, Jawa Tengah.

Roy Marten memulai ceritanya dengan membahas soal ekonomi yang terjadi saat Soekarno masih menjabat sebagai Presiden Indonesia Pertama.

Baca juga: Roy Marten Pernah Ditato Gratis di Penjara

“Zaman hari ini setiap orang Indonesia, bisa makan ayam, makan telur tiap hari bisa. Zaman dulu kalau makan telur, oh jangan harap, telur itu dimakan satu itu tidak mungkin, hampir tidak mungkin,” kata Roy Marten di kanal Marten and Friend dikutip Kompas.com, Sabtu (11/7/2020).

Zaman dulu, pembagian telur pada saat pesta menandakan kelas ekonomi sebuah keluarga.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Roy Marten Ingatkan Gading Marten Hindari Narkoba: Jangan Pernah Coba!

“Telur, kalau ada pesta, dibagi dua itu orang kaya, kalau dibagi empat itu orang sedang, kalau orang bawah telur dibagi delapan atau enam dan itu telur Jawa, telur kampung,” kata Roy Marten.

Roy mengatakan, orang Indonesia sekarang bisa langsung ternak ayam sampai ribuan ekor, berbeda dengan zaman dulu.

Baca juga: Keseruan Roy Marten dan Putranya Mengobrol dengan Tessy serta Polo Srimulat

“Kalau Papa enggak bisa (makan ayam, telur setiap hari), karena apa, ayam Jawa, ayam kampung itu enggak bisa diternak, begitu ditandain enggak bertelur, disuruh bertelur enggak mau ngambek,” tutur Roy.

Terdiri dari enam bersaudara, Roy menuturkan saat itu keluarganya masih terbilang berkecukupan.

Baca juga: Tessy Srimulat: Dulu Roy Marten Rebutan Cewek sama Aku

“Kita termasuk cukuplah, tapi enggak setiap hari,” ujarnya.

Keseruan masih berlanjut ketika Roy mengatakan, mengonsumsi daging ayam dibutuhkan tiga peristiwa besar.

Baca juga: Reaksi Mengejutkan Roy Marten Saat Dipanggil Om oleh Tessy

“Pertama, Lebaran, Lebaran semua makan ayam, sebuah kemewahan bisa makan ayam. Yang kedua kalau kita sakit,supaya mau makan, kan enggak doyan makan. Yang ketiga adalah kalau ayamnya yang sakit,” kata Roy sambil tertawa.

Zaman itu, kata Roy, sebelum merdeka banyak orang Indonesia yang mengonsumsi bulgur, makanan untuk kuda.

Baca juga: Roy Marten Takjub dengan Nama Asli Polo Srimulat, Ternyata...

“Bulgur adalah makanan untuk kuda, bayangin. Nasi merupakan kemewahan yang sungguh luar biasa,” tuturnya.

Meskipun tidak merasakan, Roy banyak melihat tetangga-tetangga yang mengonsumsi bulgur.

“Keluarga kita sih enggak, cuma tetangga-tetangga makan bulgur,” ujarnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi