Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tumbuh bersama kekuatan mimpi perempuan Indonesia

Bertemu Jokowi, Butet Kartaredjasa Ceritakan Kondisi Pekerja Seni di Masa Pandemi

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.COM/A. FAIZAL
Butet Kertaredjasa, pimpinan produksi Teater Gandrik.
|
Editor: Kistyarini

JAKARTA, KOMPAS.com - Seniman Butet Kartaredjasa mengutarakan keresahan para pekerja seni di masa pandemi Covid-19 saat bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Negara pada Selasa (14/7/2020).

"Saya minta izin sama Presiden, 'Pokoknya ini saya ngomongnya boleh ngawur, ya, sesuka saya saja, mengalir saja, bebas'. Ya, dipersilakan," kata Butet kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Rabu (15/7/2020).

Seniman bukan hanya artis

Pada intinya, Butet menyampaikan kepada Jokowi bahwa pekerja seni banyak dari berbagai macam bidang.

Baca juga: Butet Kartaredjasa Dorong Wishnutama Bantu Pekerja Seni Terdampak Corona

Kata Butet, pekerja seni bukan hanya artis-artis yang wajahnya kerap kali ada di depan layar kaca ataupun YouTube.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putra seniman Bagong Kussudiardjo itu mencontohkan karawitan di dalam seni wayang, ketoprak, perupa, pematuk patung, sastrawan, dan yang lainnya.

"Jadi saya menerangkan ke Pak Jokowi bahwa yang dimaksud pekerja seni itu banyak, bukan hanya orang-orang yang hadir di Istana ini, jadi seniman-seniman tradisional misalnya," ucap Butet.

Baca juga: Butet Kartaredjasa Blak-blakan di Depan Jokowi, Sampai-sampai Keceplosan Ngomong

"Nah, saya mengingatkan di depan Presiden bahwa seniman itu bukan hanya yang populis, bahwa ada sastrawan, ada perupa, ada seniman tradisional, itu juga harus diperhatikan," tambah Butet.

Keceplosan bicara kasar

Berbicara secara blak-blakan di depan Jokowi dan pesohor dunia hiburan, Butet mengaku sampai keceplosan ngomong kasar pada saat itu.

"Oh kalau aku enggak (canggung), karena enggak punya beban sama sekali. Aku ngelantur aja, ngomong seenaknya, bahkan kemarin aku kelepasan bilang 'asu' segala aku," kata Butet sambil tertawa.

Baca juga: Butet Kartaredjasa: Saya Ingin Negara Hadir di Dalam Penderitaan Para Pekerja Seni

Kepada Kompas.com, pemilik nama lengkap Bambang Ekoloyo Butet Kartaredjasa itu mengungkapkan respons yang diberikan Jokowi setelah mendengarnya.

"Pak Jokowi senang dengan masukan-masukan saya. Bahkan beliau mengatakan, 'Iya, saya juga dapat masukan dari kawan-kawan seniman di Solo', beliau mengatakan begitu," ungkap Butet.

Atas peristiwa itu, Butet mengistilahkan dirinya sendiri dengan sebutan monolog garingan, orang yang berbicara panjang di depan orang banyak.

Baca juga: Usai Bicara dengan Presiden, Butet Kartaredjasa Berharap Kementerian Terkait Merespons

Ingin negara hadir

Melalui Kompas.com, pria kelahiran November 1961 itu menyarankan kepada Jokowi agar pekerja seni tradisional mendapatkan perhatian yang lebih dari pemerintah.

Menurut Butet, perekonomian para pekerja seni tradisional lebih terdampak dibandingkan dengan para pesohor Tanah Air lain yang kerap menghiasi layar kaca ataupun media sosial.

"Saya sangat menginginkan negara hadir di dalam penderitaan para pekerja seni di Indonesia," ucap Butet.

Baca juga: 6 Selebritas Bertemu Presiden Jokowi, Ini Pesan dan Pembahasannya

"Itu sebabnya, saya mau berpartisipasi secara maksimal membantu pemerintah, hanya ingin membuktikan kehadiran negara di dalam kesengsaraan ini, gitu. Itu statement penting saya," tambah Butet.

Gambaran kondisi para pekerja seni

Sebagai bukti, Butet menggambarkan kondisi para pekerja seni tradisional yang terdampak pandemi Covid-19, yang mencontohkan ketika ia ingin melakukan pertunjukan.

Agar acara berjalan dengan lancar dan menarik, banyak orang terlibat yang mendukung jalannya pertunjukan tersebut.

Baca juga: Dirikan Pendopo Kesenian, Soimah Terkendala Dana karena Pandemi Corona

"Kan di belakang layar tuh banyak supporting, kru, orang yang ngurusi sound dengan tim, sound engineer, lighting, orang yang ngurusin kostum, makeup, yang ngurusin konsumsi, banyak orang," ungkap Butet.

Butet mengatakan bahwa para pekerja seni belum bekerja sama sekali sejak awal penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Butet menambahkan, sampai saat ini pemerintah belum menyusun protokol kesehatan untuk pertunjukan seni.

"Ya karena enggak ada petunjukannya, belum ada protokolnya, dan kalaupun ada pertunjukannya belum tentu ada yang nonton. Kalaupun ada yang nonton, tiketnya pasti mahal, karena jumlah kapasitas akan dikurangi 50 persen," kata Butet.

Bandingkan dengan artis-artis

Pada kesempatan itu, Butet membandingkan kondisi pekerja seni dengan para pesohor dunia hiburan Tanah Air yang saat ini masih bisa bekerja.

"Kalau orang-orang yang terlihat, yang populis itu, layar kaca itu masih punya tabungan, masih bisa hidup dia. Tapi kalau orang yang di balik layar, itu pendapatannya pasti lebih kecil daripada artisnya," ungkap seniman asal Yogyakarta itu.

Oleh sebab itu, Butet memberikan penjelasan kepada Jokowi bahwa pekerja seni bukan orang-orang yang bersinggungan dengan YouTube dan layar kaca saja, melainkan banyak bidangnya.

Harapan

Butet memiliki harapan yang lebih setelah bicara blak-blakan di depan Jokowi dan sejumlah pesohor dunia hiburan Tanah Air.

"(Mereka) itu juga harus diperhatikan. Saya berharap kementerian itu akan merespons hasil percakapan kemarin," tegas Butet.

Butet dan para pekerja seni di Yogyakarta siap ikut andil apabila pemerintah membutuhkan diskusi atau gagasan terkait permasalahan pekerja seni yang terdampak pandemi Covid-19.

"Saya bersedia dengan tim saya di Yogyakarta, dengan kawan saya, untuk memberikan masukan-masukan saja, apa yang harus dilakukan," ucap Butet.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi