Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tumbuh bersama kekuatan mimpi perempuan Indonesia

Rangkaian Fakta Kepergian Sapardi Djoko Damono

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS/WAWAN H PRABOWO
Penyair Sapardi Djoko Damono. Gambar diambil pada 22 Maret 2017.
|
Editor: Dian Maharani

JAKARTA, KOMPAS.com- Kabar duka kembali menyelimuti dunia seni Tanah Air, sastrawan besar Sapardi Djoko Damono telah meninggal dunia pada Minggu, (19/7/2020).

Kabar duka itu dibenarkan oleh seniman dan aktor Butet Kertaradjasa, saat dihubungi Kompas.com.

"Benar, sudah wafat," tulis Butet.

Baca juga: Mengenang Karya Sapardi Djoko Damono, Ini 5 Puisinya yang Romantis dan Penuh Makna

Kompas.com merangkum rangkain fakta kepergian Sapardi sebagai berikut.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

1. Penyebab kepergian

Sastrawan Goenawan Mohamad melalui akun Twitter-nya mengatakan, Sapardi meninggal dunia setelah beberapa bulan melawan penyakitnya.

"Sapardi Djoko Damono wafat pagi ini setelah beberapa bulan sakit. Maret 1940-Juli 2020," tulis Goenawan.

Sapardi yang lahir pada 20 Maret 1940 di Surakata, Jawa Tengah, meninggal karena penurunan fungsi organ.

Baca juga: In Memoriam Sapardi Djoko Damono

Perwakilan keluarga Sapardi, Nana, menyebut, Sapardi telah dirawat sejak awal Juli lalu.

Sapardi mengembuskan napas terakhir pada usia 80 tahun di Rumah Sakit Eka Hospital BSD, Tangerang Selatan.

2. Dimakamkan di Bogor

Jenazah Sapardi Djoko Damono dimakamkan di Taman Pemakaman Giritama, Giri Tonjong, Bogor, Minggu (19/7/2020) selepas waktu Ashar.

“Sesuai rencana keluarga, jenazah akan dimakamkan sore hari ini Bakda Ashar di Taman Pemakaman Giritama, Giri Tonjong, Bogor,” kata Kepala Kepala Humas FIB UI Chysanti Arumsari dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Minggu siang.

Baca juga: 7 Puisi Sapardi Djoko Damono yang Paling Dikenal

Sebelum dimakamkan, jenazah Sapardi disemayamkan di Kompleks Dosen UI no. 113, Jl. Ir . H. Djuanda, Ciputat, Tangerang Selatan.

3. Keluarga larang pelayat hadir di pemakaman

Pihak keluarga tidak melarang masyarakat atau kerabat almarhum sastrawan Sapardi Djoko Damono melayat rumah duka.

Perwakilan Keluarga Sapardi Djoko Damono Nana Subianto mengatakan sudah menyiapkan protokol kesehatan di rumah duka, sehingga pelayat bisa tetap aman di masa pandemi Covid-19.

"Ada protokol di rumah duka enggak apa-apa," ujar Nana saat dihubungi Kompas.com, Minggu.

Namun, Nana menekankan, kunjungan takziah hanya sampai rumah, tidak bisa dilanjutkan ke pemakaman.

"Tidak bisa di pemakaman, di rumah enggak apa-apa," tutur dia.

Hal tersebut, lanjut Nana, untuk menghindari penularan Covid-19 di masa pandemi ini.

"Dengan segala hormat pelayat tidak diperkenankan mengantar atau hadir di pemakaman," kata dia.

4. Pemakaman hanya dihadiri kerabat dekat

Pemakaman jenazah Sapardi Djoko Damono di TPU Giritama, Bogor, hanya dihadiri keluarga dan kerabat dekat.

Hal tersebut lantaran pihak keluarga tak ingin ada banyak orang yang memadati kawasan pemakaman.

Dikutip Kompas.com dari Tribunnews.com, jenazah Sapardi tiba bersama iring-iringan mobil keluarga sekira pukul 16.00 WIB.

Terlihat beberapa anggota keluarga membawa bunga dan sebuah foto Sapardi yang dicetak besar.

Sekira pukul 16.05 WIB, jenazah Sapardi dimasukkan ke liang lahat.

Suasana khidmat sangat terasa bersamaan dengan jumlah pelayat yang sedikit.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi