Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tumbuh bersama kekuatan mimpi perempuan Indonesia

Tentang Mbak Kur, Typo, dan Jantung Berdebar

Baca di App
Lihat Foto
INSTAGRAM/KURNIA SARI AZIZA
Kurnia Sari Aziza
|
Editor: Kistyarini

JAKARTA, KOMPAS.com - Tiada yang menyangka bahwa Jumat, 31 Juli 2020, menjadi hari kehilangan bagi redaksi Hype Kompas.com.

Tidak hanya Jumat kelabu bagi kami, tapi juga setiap orang yang mengenal editor kepala kami, Kurnia Sari Aziza yang biasa kami panggil Mbak Kur.

Oh iya, sepertinya Lee Min Ho juga akan merasa kehilangan salah satu penggemar yang jatuh cinta pada hidung mancungnya.

Sore itu, muncul notifikasi dari ponselku. Sebuah sematan dari akun @pryabiasa yang menampilkan foto kebersamaannya dengan rekan-rekan "sekompleks" meja kantor kami, termasuk Mbak Kur.

Kalimat "peluk duka" pada unggahan itu langsung membuat jantungku berdebar sekaligus menimbulkan tanda tanya besar pada benakku.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Tuhan, apa yang terjadi pada Mbak Kur ?" pikirku.

Memang beberapa minggu sebelum hari itu kami sudah mendengar kabar bahwa Mbak Kur sedang berada di rumah sakit.

Namun, kenyataan yang aku dapati sungguh membuat pilu.

Mbak Kur telah pergi, kembali ke pelukan Tuhan dalam kedamaian.

Mbak Kur, izinkan reporter bandelmu ini menceritakan sepenggal ungkapan yang tidak akan bisa kau baca lagi.

Tetapi percayalah, semua ini benar adanya.

Masih aku ingat pada 1 Juli 2019, di mana kami diperkenalkan kepada sosok pemimpin baru yang akan menggerakkan kanal Hype yang sebelumnya bernama Entertaiment.

Beberapa bulan pertama mungkin bisa dibilang menjadi masa yang tidak mudah bagi kami dan Mbak Kur untuk saling mengenal.

Bagaimana tidak, kasus Ikan Asin, penangkapan Nunung hingga Jefri Nichol bertubi-tubi menghantam pada masa awal kami bersatu sebagai sebuat tim.

Membuat kami sepertinya sejenak melupakan tahap pengenalan yang harusnya kami lakukan.

Bagiku, saat itu kami sama-sama berusaha keras untuk saling mendekatkan diri, walau luka dan tekanan tak bisa dihindari.

Seiring waktu, hubungan kami perlahan pulih. Kami mulai menemukan titik aman untuk menjadi satu tubuh di Hype.

Masih aku ingat, ketika Mbak Kur memberikan lipstik emas dan seperangkat skin care sebagai apresiasi dari konsistensiku mengirim berita wrap up pagi-pagi buta.

"Untuk menunjang penampilan Gita," katanya.

Penampilan saja Mbak Kur perhatikan, apalagi tulisanku.

Aku beri satu rahasia. Dalam dunia imajinasiku ada sejoli yang tidak terpisahkan. Yaitu Mbak Kur (maaf ya Mbak) "Si Editor Pecah Enggel" dan diriku yang adalah 'Reporter Langganan Typo'.

Kemampuan tulisanku belum mampu menandingi kecepatan Mbak Kur yang pandai melihat angle menarik di setiap berita-berita trending.

Suatu hari Mbak Kur pagi-pagi menegurku atas tulisan berantakan yang buru-buru aku kirim karena bangun kesiangan.

Berikut keluhannya:

"[27/6 10:31] Mbak Kur: git lo kl bikin wrap up jgn asal cepet dan jgn asal copas ya, mesti ngalir gt lho beritanya.. krn ini kan nilainya feature, feature tuh mesti menyentuh," tulis Mbak Kur.

Jantungku mulai berdebar.

"[27/6 14:27] Mbak Kur: yg berita shrek lo baca jg ya.. huhu typo nya bnyk amat, terus nama artisnya cm ditulis diaz, lithgow hiks hiks.. udah gitu donkey sama shrek jg ga ditulis nama artisnya ???????????????? diperbaiki ya ke dpnnya," tulis Mbak Kur lagi.

Mulai sesak napas, jantungku semakin berdebar.

Hingga akhirnya aku memberanikan diri untuk merepotkannya lagi. Dan saat ini aku ingin sekali menunjukkan jawaban Mbak Kur saat itu ke semua orang.

"[27/6 15:21] Iragita Sembiring: Baik mbakk ???????? makasih koreksinya.. jangan lelah ya mbakkur sama aku," pintaku.

[27/6 15:46] Mbak Kur: Ga bakal lelah insya Allah, asal lo nya jg berubah ya.. kl lo yg ga berubah2 ya gw gagal brrti hahaaaa #mau mens. Diinget2 ya git sblm kirim berita.

Mbak Kur, terima kasih.. Aku akan buktikan Mbak Kur tidak gagal, sungguh.

Seperti Mbak Kur yang tidak akan lelah mengingatkanku, seperti itu aku pun tidak akan lelah menyembuhkan typo-ku.

Penyakit typo-ku ini juga pernah hampir mengantarku ke "ujung tanduk karierku" di Kompas.com.

Ada sebuah cerita tentang aku, Mbak Kur, Typo-ku dan jantung yang tak kalah berdebar.

Suatu kali Mbak Kur pernah memintaku untuk menelepon pengacara kondang Hotman Paris tentang suatu topik.

Lagi-lagi, Mbak Kur menjadi 'korban' typo-ku.

Di grup yang berisi semua editor dan reporter hype, balasanku untuk permintaan Mbak Kur ternodai dengan kesalahanku keliru mengetik K dengan L.

"Oke mbak lubikin," jawabku.

"Oke git nanti gue bikin," timpal Mbak Kur.

Jantungku seperti terjun dari tebing.

Ketika menyadari hal itu, aku spontan mengetik pesan kepada Mbak Kur untuk menyelamatkan kiprahku di Kompas.com.

Kalau-kalau Mbak Kur merasa typo-ku sudah melewati batas dan siap mengempaskan reporter bandel sepertiku.

Beruntung aku masih selamat. Dia tahu bahwa saat itu aku tidak benar-benar menyuruhnya menelepon Hotman Paris.

Hei tunggu, mengapa tiba-tiba mataku basah mengingat kejadian itu Mbak?

Mbak Kur memang pintar meninggalkan kenangan yang tidak mudah hilang diingatan.

Sama seperti sebelumnya, jantungku kembali berdebar begitu mendengar Mbak Kur telah pergi.

Selamat jalan Mbak Kur, terima kasih sudah menjadi berkat bagiku dan kami semua. Tenanglah bersama Tuhan dalam kedamaiannya yang abadi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi