Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tumbuh bersama kekuatan mimpi perempuan Indonesia

Mbak Icha Kur, Tantangan 3 Menit dan Berpikir Berbeda

Baca di App
Lihat Foto
Instagram/@kurniasariaziza
Hype Kompas.com Editor, Kurniasari Aziza.
Penulis: Andika Aditia
|
Editor: Novianti Setuningsih

KOMPAS.com – “Ketika sebuah karya selesai ditulis, maka pengarang tak mati. Ia baru saja memperpanjang umurnya lagi” kata Helvy Tiana Rosa (Sastrawan).

Mungkin kata tersebut saya rasa paling pas untuk mengungkapkan rasa ditinggal oleh Kurnia Sari Aziza, rekan kerja sekaligus atasan saya yang karib saya sapa Mbak Icha Kur.

Sebagai seorang wartawan, tentu sudah banyak karya yang ia buat semasa hidupnya.

Saya amat kaget ketika mendengar kabar ia berpulang, tepat pada Jumat (31/7/2020).

Meski saya baru mengenalnya secara intens setahun belakangan, tetapi banyak kebersamaan yang membuat saya dan dia punya solidaritas dalam bekerja dan berteman.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dia adalah editor yang mengepalai Hype, kanal berita tempat saya berkontribusi di Kompas.com.

Mungkin, Kurnia Sari Aziza telah berpulang, tetapi karyanya selama menjadi wartawan akan tetap ada dan telah memberi sumbangsih kepada banyak orang.

Baca juga: Obituari Icha Kur Kurnia Sari Aziza: Orang Baik Pergi di Hari Baik...

Andai boleh sedikit berbagi, saya ingin bercerita tentang pengalaman selama ini kenal dengan dia.

Tepat tanggal 1 Juli 2019, saat itu nama kanal berita tempat saya berkontribusi masih bernama Entertainment. Kepala kanal Entertainment saat itu, Kistyarini yang karib saya sapa Mbak Kis, memberi tahu saya dan rekan-rekan reporter lainnya akan ada rotasi kepala kanal.

Namun, Mba Kis belum memberi tahu siapa yang akan menggantikannya. Hingga salah satu editor bernama Kurnia Sari Aziza memperkenalkan diri sebagai kepala kanal berita yang baru.

Sosok yang sebelumnya hanya saya lihat sesekali di kantor itu menjadi atasan baru saya.

Saya sempat berpikir akan ada kumpul-kumpul untuk perkenalan di tim kanal Entertainment.

Ternyata tidak, usai memperkenalkan diri lewat grup percakapan, Mbak Icha Kur langsung tancap gas untuk merealisasikan capaian kerja yang sudah ditetapkan.

Tanpa banyak basa-basi, saya dan rekan-rekan reporter langsung diberi berbagai penugasan guna mengisi celah-celah pemberitaan di kanal kami yang selama ini belum tersentuh atau terisi.

Kesan pertama saya, Kurnia Sari Aziza adalah orang yang ketat dalam urusan kinerja.

Baca juga: Selamat Jalan Kurniasari Aziza, Tempat Spesial untukmu di Sisi-Nya...

Tantangan 3 menit

"Dik, garap ini ya, ditunggu 5 menit," tulis pesan singkat atau ucapan via telepon Kurnia Sari Aziza pada saya.

Pada awalnya, saya jengkel, dalam hati saya bergumam, "kenapa tidak bisa sabar sedikit sih".

Sampai suatu ketika, saya mencoba sarkas ketika mendapat penugasan lain dengan tenggat waktu serupa.

"Dik bikin berita yang di grup ya, biasa 5 menit," ucap Kurnia Sari Aziza kepada saya via telepon.

Tak mau kalah, saya dengan sigap bilang "Siap Mbak, empat menit jadi".

Celakanya, sarkas saya malah dianggap serius. Dia pun lalu melontarkan hal yang membuat saya terkejut.

"Wah mantep, oke kalau gitu, 3 menit," ucap Kurnia Sari Aziza.

Telepon singkat yang tadinya saya ladeni sambil mengendarai motor langsung membuat saya menepi ke trotoar.

Mesin saya matikan, standar motor saya turunkan, dengan segera langsung saya mengerjakan penugasan yang diberikan.

Pada saat itu, saya diminta membuat berita ihwal dugaan perselisihan antar personel salah satu grup band Tanah Air.

Tanpa banyak bicara, jempol saya terus mengetik berita yang telah ditugaskan.

Sejak saat itu, saya enggan untuk sarkas kepadanya, khawatir ditanggapi serius.

Bukan perkara mudah, pada saat target kinerja baru ditetapkan dengan empat reporter di kanal Entertainment, termasuk saya, untuk mengejarnya.

Tetapi, demi menjawab tantangan baru, saya dan rekan-rekan bekerja semaksimal mungkin.

Baca juga: Kurniasari Aziza di Mata Ahok

Hadiah kejutan

Hingga suatu hari, selang tiga bulan setelah ia memimpin kanal, saya dan rekan-rekan reporter lain diminta datang ke kantor.

Lewat telepon, Mbak Icha Kur bilang “mau ada makan-makan”.

Benar saja, setelah saya dan rekan-rekan datang sudah banyak hidangan untuk kami santap bersama sekaligus membangun keakraban.

Yang membuat saya tak menyangka, ternyata pada saat itu, bukan hanya sekadar mengakrabkan diri, tetapi juga memberi apresiasi kepada reporter yang giat.

Saya sedikit kaget Ketika Kurnia Sari Aziza dan editor lain sudah menyiapkan beberapa hadiah untuk reporter yang giat.

Saya, saat itu, ternyata mendapat apresiasi atas produktivitas saya sejak ia memimpin kanal Hype.

“Ini buat Dika, selamat,” kata Kurnia Sari Aziza.

Setelah saya buka, saya diberikan kemeja kasual berwarna hijau lumut yang pas untuk saya kenakan.

Bahkan, kemeja yang diberikan itu, saya simpan baik-baik, jarang saya pakai dengan alasan agar awet. Hal yang jarang saya lakukan sebelumnya.

Sementara, rekan saya Ira Gita Natalia Sembiring mendapat satu set alat make up, salah satunya lipstik berwarna gold, yang kelak jadi bahan candaan antar reporter Hype karena warnanya yang mentereng.

Sejak saat itu, saya mendapat sebuah insight baru akan Kurnia Sari Aziza dan juga tim.

Saya sadar, apa yang ia lakukan adalah memang untuk menggenjot tim untuk mencapai batas baru.

Baca juga: Obituari Icha Kur Kurnia Sari Aziza: Orang Baik Pergi di Hari Baik...

Berpikir berbeda

Suatu hari, saya diberikan beberapa penugasan oleh Kurnia Sari Aziza yang membuat saya sempat heran.

Saya diminta untuk meminta penjelasan kepada seorang pengamat penerbangan Tanah Air yang mengomentari sebuah logo Lembaga negara yang mirip logo salah satu anime asal Jepang.

Saya bingung, saya lalu bertanya lewat telepon, apakah masuk dalam ranah kanal berita kita atau tidak.

Dengan lugas ia jawab “Iya”. Saya masih ragu karena orang yang akan saya minta adalah pengamat penerbangan, bukan film, musik atau lainnya yang biasa saya hubungi sebelumnya.

Lalu, beliau meyakinkan saya bahwa berita itu akan banyak dibaca. Setelah menutup telepon, saya pun menghela napas.

Lalu, saya hubungi pengamat yang dimaksud. Setelah mewawancarai via telepon, beritanya pun segera saya buat.

Tak lama setelah tayang, benar saja, berita itu banyak dinikmati pembaca.

Malamnya, ia menelepon saya dan mengatakan, “benar kan, banyak yang baca”, “hehehe".

"iya mbak,” jawab saya sembari cengengesan.

Dari situ, saya mendapat pelajaran untuk lebih jeli dalam melihat value news dan lainnya.

Tak berhenti sampai di situ, suatu hari, saya Kembali dibuat bingung Ketika ia meminta saya untuk mendatangi salah satu stasiun televisi swasta.

Saya tanya, “ada apa memang mbak?’, ia menjawab, “ada YouTuber, kontennya trending di YouTube, soal ikan cupang".

Saya pun kaget, setelah mencari tahu dari internet, tak ada pemberitaan soal YouTuber yang dimaksud, namanya pun tak bisa disandingkan dengan YouTuber dengan jutaan subscriber.

Kurnia Sari Aziza pun bertaruh kepada saya bahwa pembaca di era digital bukan lagi hanya disajikan sosok-sosok yang sudah dikenal, tapi juga ada sisi viral, fenomenal dan lainnya, sesuai tren di era digital.

Saya pun langsung menuju stasiun televisi itu dan mewawancarai YouTuber yang dimaksud.

Wawancaranya simpel, bagaimana konten sederhana yang ia buat bisa trending dan ditonton jutaan kali.

Ternyata, Kurnia Sari Aziza Kembali benar, berita soal YouTuber itu banyak dibaca. Dari situ saya belajar untuk melihat sesuatu bukan lagi hanya dari sisi konvensional saja.

Baca juga: Selamat Jalan Kurniasari Aziza, Tempat Spesial untukmu di Sisi-Nya...

Memberi kesempatan

Setelah berbulan-bulan saya mengenal Kurnia Sari Aziza semakin banyak hal yang saya tahu tentangnya.

Bahkan, selang setahun ia memimpin kanal Hype, saya diberi kesempatan atas pekerjaan baru di kanal Hype.

Saya tak percaya ia memberi saya kesempatan yang membuat saya bertemu lagi dengannya setelah berbulan-bulan tak bertemu karena pandemi.

Saya dan rekan saya Ira Gita Natalia Sembiring diminta ke kantor untuk menemuinya. Ada beberapa hal seputar pekerjaan yang akan dibahas.

Tepat Rabu (24/6/2020), saya bertemu dengan Kurnia Sari Aziza.

Tapi sayang, karena protokol Kesehatan, waktu saya bertemu dengannya tak lama.

Kurnia Sari Aziza pun berjanji akan melowongkan waktu Kembali untuk bertemu langsung dengan saya, membicarakan seputar pekerjaan yang belum tuntas.

“Nanti kapan-kapan kita ngedit bareng di kantor, kemarin kayaknya terlalu terburu-buru, sudah gitu sudah malam juga jadi kesannya cepet-cepet,” tulis Kurnia Sari Aziza kepada saya via pesan WhatsApp, Sabtu (27/6/2020).

Tetapi sayang, selang beberapa minggu kemudian, saya mendengar kabar ia sakit dan harus menjalani perawatan di rumah sakit.

Baca juga: Obituari Icha Kur Kurnia Sari Aziza: Orang Baik Pergi di Hari Baik...

Selang beberapa minggu kemudian, tepatnya Jumat (31/7/2020), saya mendengar kabar mengagetkan.

Sayup-sayup, salah seorang editor Dian Maharani atau Kakak Rani memberi tahu ada kabar duka.

Saya pikir ada kabar duka dari salah satu pesohor yang harus segera dikonfirmasi.

Namun, firasat saya berkata lain, ternyata, Kurnia Sari Aziza, benar-benar bepulang. Saya kaget dan tak percaya.

Saya tak percaya pertemuan saya dengan Mbak Icha Kur itu menjadi pertemuan terakhir.

Namun, kuasa Tuhan siapa yang bisa menahan meski saya masih tak percaya.

Selamat jalan Kurnia Sari Aziza aka Mbak Icha Kur. Terima kasih atas pengalaman selama ini. Sumbangsihmu akan tetap mengalir ke sendi-sendi kehidupan.

Baca juga: Tentang Mbak Kur, Typo, dan Jantung Berdebar

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi