Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tumbuh bersama kekuatan mimpi perempuan Indonesia

Sistem Royalti Perfilman Disoroti Tompi, Roy Marten: Saya Teriak dari Dulu

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/IRA GITA
Tompi dalam jumpa pers syukuran 500 ribu penonton film Pretty Boys di Ecology Kemang, Jakarta Selatan, Senin (30/9/2019)
|
Editor: Tri Susanto Setiawan

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyanyi Tompi menyoroti sistem pembayaran di industri film yang tidak tepat.

Ketika mulai terjun di perfilm, Tompi menyadari kalau para pemain dan seluruh kru hanya dibayar di depan. Padahal film itu bisa saja diputar berulang kali dan yang menikmati produser.

Baca juga: Kritisi Film Indonesia, Tompi Sentil Produser

"Setiap film diputer produsernya kipas-kipas duit, yang lain apa kabar? Banyak pemain-pemain yang dulu sempet jaya, banyak yang sekarang susah, enggak pernah dapat royalti," kata Tompi dikutip, Kamis (13/8/2020).

Dalam vlog berjudul "TOMPI- Ada yang Salah dari Perfilman di Indonesia" di YouTube Marten & Friends, Tompi bisa melihat, Roy Marten cukup beruntung karena masih dipakai sampai saat ini, tapi tidak banyak artis zaman dulu yang bisa begitu.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Pengakuan Tompi Dapat Tawaran Maju Pilkada dari Partai Top

"Saya teriak-teriak dari zaman dulu tapi sendirian," imbuh Roy.

"Kenapa Om, karena kalah sama yang namanya produser. Kita itu enggak berani ngomong begini 'kalau enggak mau begini gue enggak mau', itu produser kalau pemainnya kagak ada yang mau main, emang dia bisa bikin film," ujar Tompi.

Namun kekompakan itu belum bisa terjadi saat ini karena perbedaan pandangan. Ada yang masih terkenal dan tidak merasakan hal tersebut.

Baca juga: Tompi Ungkap Keinginan Suatu Hari Terjun di Dunia Politik

Sistem royalti yang dimaksudnya kemudian dicontohkan, aktor tidak dibayar dimuka, tapi setiap kali film itu tayang, dengan honor yang telah ditetapkan di awal, sang aktor akan mendapatkan royalti sepersekian dari honor yang ditetapkan di awal.

Dengan asumsi honor sekali main adalah Rp 500 juta dan biaya produksi Rp 5 miliar, begini penjelasan Tompi.

Baca juga: Sukses di Berbagai Bidang, Tompi Akui Gagal dalam Hal Ini

"Misal total produksinya Rp 5 M, berarti royalti dia Rp 500 juta per Rp 5 M, setiap film itu kita jual dia dapat segitu, dia enggak dibayar di depan, Rp 500 juta enggak dia terima di depan, karena apa gunanya Rp 500 juta kalau film itu masih diputer 10 tahun, kalau dihitung bisa dapat lebih gede," jelas Tompi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi