Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tumbuh bersama kekuatan mimpi perempuan Indonesia

Pandangan Unik Igor Saykoji terhadap Media Sosial

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/IRA GITA
Igor Saykoji saat ditemui usai tampil dalam acara Konser Hari Musik Nasional 2019 bersama Motion Radio di Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Jumat (8/3/2019).
|
Editor: Tri Susanto Setiawan

JAKARTA, KOMPAS.com - Di zaman seperti sekarang ini, sebagian besar seniman pasti memiliki media sosial untuk mempromosikan karyanya.

Hal serupa juga dilakukan oleh rapper Igor Saykoji.

Baca juga: Igor Saykoji Puji Kemampuan Young Lex, tapi...

Pelantun lagu "So What Gitu Loh" juga terbilang aktif menggunakan media sosialnya dan kerap menemukan fenomena netizen berkomentar sesuka hatinya.

Igor Saykoji akhirnya menemukan kesimpulan bahwa media sosial adalah sebuah monumen yang biasa dihiasi oleh vandalisme coret-coretan gravity orang tak bertanggung jawab.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Social media adalah tempat untuk orang datang dan melihat apa yang lu bikin, tapi di saat yang sama membuka celah untuk mereka masuk ke comment," kata Saykoji seperti dikutip Kompas.com dari video Uus Kamukita, Selasa (18/8/2020).

Baca juga: Awal Mula Igor Saykoji Jatuh Cinta pada Musik Hip Hop

Igor Saykoji mengalanogikan media sosial seorang seniman seperti sebuah monumen indah yang dibangun sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah karya.

Namun di satu sisi, netizen merupakan orang-orang yang kerap membuat vandalisme dan mengotori monumen-monumen tersebut dengan komentar dari jari-jari nakal mereka.

"Kadang komentar orang di feed itu kayak tulisan coretan-coretan gravity di monumen. Kita sudah bangun monumen platform kita, tapi ada orang yang cuma pengin comment aja dan di-notice," sambung Saykoji.

Baca juga: Igor Saykoji Ceritakan Pergeseran Budaya Hiphop

Uus pun setuju dengan pemikiran dari Igor Saykoji tentang cara media sosial dan netizen bekerja.

Hal yang membedakan dari vandalisme asli dan komentar netizen hanya berada pada orang-orang yang melakukannya.

"Dulu di monumen-monumen itu yang nulis-nulis gitu bocah-bocah sekolah dari STM, SMK, SMA, atau SMP. Tapi (sekarang) lu bakal lihat vandalisme yang dilakukan oleh ibu-ibu dengan profil picture anaknya atau bapak-bapak yang isi Instagram-nya dengan foto selfie," timpal Uus.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi