Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tumbuh bersama kekuatan mimpi perempuan Indonesia

Rako Prijanto Butuh Alternatif Bentuk Skenario Baru

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/ANDREAS LUKAS ALTOBELI
Sutradara Rako Prijanto berpose disela wawancara promo film Asal Kau Bahagia di Menara Kompas Gramedia, Palmerah Selatan, Jakarta, Jumat (23/11/2018). Film ini menjadi film pertama Tanah Air yang menggelar premiere di kapal pesiar pada 19-21 Desember mendatang di Singapura dan Malaysia.
|
Editor: Tri Susanto Setiawan

JAKARTA, KOMPAS.com - Sudah berkecimpung di dunia film sejak 2001, sutradara Rako Prijanto mengaku industri kini membutuhkan sebuah penyegaran.

Dalam hal naskah skenario, Rako Prijanto ingin menemukan cerita-cerita baru dengan konsep dan tema yang berbeda.

Baca juga: Adipati Dolken Merasa Dapat Kejutan dari Rako Prijanto

"Industri sudah bergerak dari konvensional ke digital dan dibutuhkan konten cerita yang baru," kata Rako dalam konferensi pers Falcon Script Hunt, Senin (7/9/2020).

Rako Prijanto berharap bisa menemukan itu dalam acara Falcon Script Hunt.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Itu sih yang paling gue cari. Contohnya kayak Locke-nya Tom Hardy atau trilogi Before. Kayaknya yang kayak gitu yang kita cari dari penulis muda," ucap Rako.

Baca juga: Ini Pengganti Rako Prijanto untuk Puisi-puisi AADC? 2

Menurut Rako Prijanto, saat ini naskah-naskah skenario tak hanya akan ditampung dan masuk menjadi sebuah film bioskop.

Hadirnya berbagai layanan streaming OTT membuat peluang baru bagi para penulis skenario mengembangkan karyanya dengan medium baru.

Falcon Script Hunt sendiri merupakan ajang pencarian bakat bagi para penulis skenario.

Baca juga: Apa Kabar Perfilman Indonesia di Masa Pandemi?

Falcon Script Hunt menghadirkan 7 sutradara sebagai juri sekaligus yang akan mengangkat skenario tersebut menjadi sebuah film.

Ketujuh sutradara yang dipilih adalah Anggy Umbara, Ifa Isfansyah, Rako Prijanto, Danial Rifky, Indra Gunawan, dan Herwin Novianto.

Kompetisi Falcon Script Hunt dibuka dari tanggal 1 September hingga 31 Oktober 2020.

Baca juga: Kritik Tompi terhadap Perfilman Indonesia, Soroti Kurangnya Riset

Pemenang atau naskah terpilih akan mendapatkan hadiah berupa uang sebesar Rp 350 juta dan kesempatan ceritanya dijadikan film.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi